Beberapa waktu yang lalu, dunia NBA sedikit dikejutkan dengan kabar bahwa LeBron James akan ditempatkan di posisi garda utama. Selain menegaskan pembagian posisi konvensional yang seharusnya tidak lagi digunakan, timbul pertanyaan lain: Bagaimana defense untuk menghentikan James yang berubah posisi menjadi garda utama? Akankah dengan berubahnya posisi James, NBA mengalami era dominasi yang baru?

Sebelum saya melanjutkan tulisan ini, saya ingin membuat beberapa istilah untuk membedakan dua role penting yang akan saya bahas di sini. Meski pun belum ada definisi resmi dari dua istilah ini, izinkan saya untuk menggunakan dan menjelaskannya.

Yang pertama adalah fasilitator. Istilah ini sudah sering kita dengar dalam dunia basket. Fasilitator identik dengan pemain yang memberikan asis, tembok, dan rebound. Namun, ketika dibutuhkan, pemain ini bisa sewaktu-waktu mencetak poin. Pemain yang paling sering dibahas sebagai seorang fasilitator tak lain dan tak bukan adalah Draymond Green, senter-forwarda Golden State Warriors.

Yang kedua adalah target man atau ace. Bagi yang suka nonton anime basket pasti tidak asing dengan istilah ini. Dalam anime Kuroko no Basuke, ada Kagami Taiga sebagai ace dari tim Seirin. Begitu pula dengan anime Slamdunk, kita tahu Hanamichi Sakuragi adalah ace dari tim Shohoku. Istilah ini jarang sekali digunakan dalam basket di dunia nyata, karena hampir semua pemain dalam tim bisa menjadi ace. Namun, izinkan saya memakai istilah ini untuk menggambarkan sosok LeBron James, James Harden, Kevin Durant, Stephen Curry (sebelum Kevin Durant masuk Warriors) dan sederet pemain yang menjadi mesin poin serta dapat membuat timnya melangkah lebih jauh.

Saya mulai tulisan ini dengan menyebutkan beberapa tim yang memiliki ace dan fasilitator terbaik pada masanya.

Golden State Warriors

Pertama dan sangat jelas adalah Golden State Warriors. Ketika menjuarai NBA 2015, tim ini memiliki komposisi ace dan fasilitator yang sama lazim, yaitu Stephen Curry sebagai ace dan Draymond Green sebagai fasilitator. Di tahun yang sama pula, Curry dinobatkan sebagai MVP NBA.

Tahun berikutnya, Kevin Durant masuk dalam tim Warriors. Durant yang sebelumnya menjadi ace di Oklahoma City Thunder berdampak pada berubahnya gaya bermain Warriors. Durant menjadi ace. Lalu, ke mana Curry?

Curry berubah posisi menjadi fasilitator, tetapi tetap menjadi ace. Satu ace (Kevin Durant), satu ace-fasilitator (Stephen Curry), satu fasilitator (Draymond Green). Hasilnya? Tim-tim lain kerepotan dengan skema offense Warriors dan kita tentu tahu sendiri bagaimana Warriors mendominasi NBA dalam lima tahun terakhir.

Miami Heat

Saya tidak membahas tim ini ketika juara tahun 2006. Saya akan membahas tim ini mendominasi selama empat tahun. Mulai dari tahun 2011, ketika juara di tahun 2012 dan 2013 serta 2014.

Heat 2011 dengan Mario Chalmers sebagai fasilitator, Dwyane Wade sebagai ace-fasilitator, LeBron James sebagai ace menjadi runner-up pada saat itu. Satu tahun berikutnya dengan porsi ace-fasilitator yang sama, tim ini menjadi juara NBA dan James menjad MVP pada musim itu.

Musim berikutnya, Heat bertambah gila dengan masuknya Ray Allen. Allen langsung menjadi ace di Heat karena rekor tripoinnya. Dengan komposisi yang sama di tahun sebelumnya, ditambah Allen, mereka menjadi juara NBA 2013. James juga menjadi MVP.

Tahun 2014, dengan porsi yang sama, Heat kembali masuk ke final untuk keempat kalinya. Namun, mereka kalah dari Kawhi Leonard yang saat itu masih membela San Antonio Spurs.

Saya kira contoh dua tim ini sudah dapat menjelaskan bagaimana pentingnya mengetahui role sebagai ace dan fasilitator. Tim lain yang juga mendominasi NBA adalah Los Angeles Lakers pada tahun 2008–2010 dengan Kobe Bryant, Derek Fisher, dan Pau Gasol.

 

***

 

Selanjutnya adalah opini saya tentang tim yang mungkin akan mengubah kondisi NBA musim depan berdasarkan ace-fasilitator yang saya ungkapkan sebelumnya.

Los Angeles Lakers

LeBron James—sebagaimana yang kita tahu dan sudah saya jelaskan di atas—selalu menjadi ace bagi setiap tim yang dia bela. Namun, kabar mengejutkan terjadi ketika Lakers mengumumkan James akan bermain di posisi garda utama. Memang sudah sering kita melihat bagaimana James membawa bola dari sisi lapangan ke sisi lapangan lainnya sambil mengatur permainan, tetapi itu bukan murni James sebagai garda utama. Dia hanya sesekali bergantian dengan garda utama yang ada.

Sayangnya, tidak ada statistik yang menunjukkan meningkatnya serangan Lakers atau tim-tim sebelumnya ketika James mengatur permainan.

Dengan berubahnya LeBron James menjadi garda utama, secara otomatis James akan menjad ace­-fasilitator bagi Lakers. Lalu siapa ace-nya? Nama-nama yang siap menjadi ace mungkin akan bermunculan, tetapi saya menyukai Anthony Davis yang sebelumnya menjadi ace di New Orleans Pelicans. Kyle Kuzma, pemain muda Lakers, mungkin juga akan menjadi ace. Dengan komposisi seperti ini, sangat mungkin Lakers bersaing di papan atas Wilayah Barat.

Dan, jangan lupakan DeMarcus Cousins juga.

Los Angeles Clippers

Tentunya tim ini akan menjadi sorotan serius di musim depan. Kawhi Leonard dan Paul George begabung dengan tim ini. Menurut saya, tim ini akan mempunyai komposisi yang unik saat offense. Leonard dan George akan berperan sebagai ace bersama-sama di lapangan. George sebagai garda tembak dan Leonard sebagai forwarda, atau bisa saja mereka bertukar posisi, yang jelas mereka berdua sebagai ace Clippers saat ini. Lalu, siapa yang akan memfasilitasi mereka berdua? Tentu saja, Patrick Beverley di asis dan Harrel di rebound.

Saya tidak sabar menunggu tim ini berhadapan dengan Lakers. Karena menurut saya tim ini akan menjadi lawan yang sepadan bagi Lakers yang sekarang.

Houston Rockets

Sebenarnya komposisi James Harden dan Chris Paul pada musim-musim sebelumnya standar-standar saja. Harden sebagai ace, Paul sebagai ace-fasilitator yang lebih menonjol sebagai fasilitator. Namun, entah kenapa, dengan spesialnya, Rockets bisa beberapa kali menjegal Warriors di musim reguler.

Pada musim depan, duet Harden-Paul tidak lagi mengisi roster Rockets. Paul digantikan dengan Russell Westbrook. Duet peraih MVP, menurut saya, setidaknya akan menghibur jajaran atas klasemen Wilayah Barat.

Westbrook—yang sebelumnya menjadi ace di Oklahoma City Thunder setelah hengkangnya Kevin Durant—akan menjadi ace-fasilitator bagi Rockets. Digabungkan dengan Harden yang menjadi ace Rockets.

Rockets menurut saya cerdik merekrut Tyson Chandler. Dengan bergabungnya Chandler di barisan senter bersama Clint Capela, Nene Hilario, dan Kenneth Farried, tim ini mempunyai fasilitator di bagian rebound yang sangat mumpuni. Mari kita lihat bagaimana tim ini di musim depan. Apakah mampu menembus Final Wilayah Barat lagi?

Selain Lakers, dua tim lain yang saya sebutkan di atas adalah tim yang mungkin akan mengubah kondisi NBA musim depan. Permainan ace-fasilitator mau tidak mau memaksa tim lain mempunyai ace mereka masing-masing. Jika tidak, sebuah dominasi baru akan hadir di NBA. (Hafidz Fikri Asyari)

Foto: NBA

Komentar