Pemain bola basket Kanada semakin melebarkan sayapnya. Mereka kini punya banyak wakil di NBA—yang notabene liga tersohor sedunia. Brandon Clarke, forwarda Memphis Grizzlies, menjadi salah satu dari sekian banyak pemain itu.
Clarke baru masuk ke NBA tahun ini. Oklahoma City Thunder memilihnya di urutan 21 pada NBA Draft 2019. Namun, mereka mengirimnya ke Memphis, Tennessee, Amerika Serikat untuk bergabung dengan Grizzlies.
Forwarda berusia 22 tahun itu kemudian memulai kariernya dengan impresif. Ia mampu mengantarkan timnya menjadi juara di NBA Summer League 2019. Grizzlies juara setelah mengalahkan Minnnesota Timberwolves 95-92 di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, Senin 15 Juli 2019 waktu setempat.
Kepala Pelatih Grizzlies Taylor Jenkins pun senang bukan main ketika mereka juara. Sebab, ia menjadi satu-satunya kepala pelatih di NBA yang menjadi kepala pelatih juga di pertandingan musim panas. Sebab, pada umumnya, kepala pelatih tim Summer League berbeda dengan tim NBA di musim reguler. Jenkins turun di pertandingan musim panas karena belum pernah sekalipun menangani tim di musim reguler.
“Ini sangat menyenangkan. Saya melakukan apa yang ingin saya lakukan,” kata Jenkins seperti dikutip ESPN. “Saya senang berkompetisi, senang mengajar, dan memiliki sekelompok pemain di lapangan dan pelatih di luar lapangan. Sangat menyenangkan bisa bekerja sama dengan mereka selama 20 hari. Ada banyak hal yang mesti dilakukan dalam waktu sesingkat itu. Dan bisa meraih juara ini adalah hal menyenangkan. Saya mengatakan itu kepada anak-anak pagi ini, ketika kita mendapat kesempatan untuk juara, kita akan bersenang-senang.”
Clarke sendiri tampak bersenang-senang di pertandingan final itu. Ia mencetak dobel-dobel 15 poin dan 16 rebound, juga menambahkan 4 asis, 1 steal, dan 3 blok. NBA lantas menobatkannya sebagai Pemain Terbaik (Most Valuable Player/MVP) di pertandingan musim panas itu. Clarke mengaku senang bisa bermain dengan Jenkins dan Grizzlies.
“Saya merasa saya sangat cocok (dengan Memphis) karena sistem dan kultur mereka mirip dengan Gonzaga,” ujar Clarke. “Sangat menyenangkan bisa bermain dengannya (Taylor Jenkins). Ia pelatih yang hebat. Setiap hari ia bekerja keras dan membuat kami jadi lebih baik. Rasanya luar biasa bisa bermain dengannya.”
Selain mendapat gelar MVP, Clarke juga masuk ke jajaran All-NBA Summer League First Team. Itu merupakan awal yang bagus untuknya. Sebab, penampilannya membuat Grizzlies semakin meliriknya. Apalagi tim asal Memphis itu tengah mencari pemain-pemain muda potensial untuk merombak ulang skuatnya.
Meski berkebangsaan Kanada, Clarke tidak tumbuh di Negeri Pecahan Es itu. Ia justru tumbuh di Amerika Serikat. Keluarganya pindah dari Vancouver ke Phoenix ketika usianya menginjak tiga tahun.
Clarke kemudian mengenyam bangku sekolah di Desert Vista High School. Ia membela tim bola basket sekolahnya sejak masuk ke sana. Clarke meniti kariernya dengan gemilang sejak remaja. Ia berbakat besar. Tony Darden, pelatih Clarker saat sekolah, mengakui hal itu.
“Saat itu tidak ada banyak pemain dari Arizona yang pergi ke institusi kelas atas,” kata Darden seperti dikutip Arizona Sports 98,7 FM. “Namun, ketika saya datang ke Desert Vista, saya melihat potensi yang ia punya, dan saya tahu ia adalah pemain berprospek besar. Masalahnya tinggal bagaimana ia dilihat dan diperhatikan.”
Setelah lulus, Clarke sempat melanjutkan pendidikannya di San Jose State University pada 2015—2017. Namun, ia memutuskan pindah Ke Gonzaga University pada 2018 lalu. Ia bermain bersama Rui Hachimura—pemain asal Jepang yang terpilih oleh Washington Wizards di tahun yang sama—di kampus itu.
Clarke dan Hachimura berhasil mengantarkan Gonzaga sampai ke babak Elite 8 di NCAA 2019. Mereka mengalahkan Farleigh Dickinson dan Florida State di March Madness, tetapi tumbang oleh Texash Tech di delapan besar. Texas Tech sendiri kemudian menjadi tim peringkat dua (runner-up) setelah kalah dari Virginia di final.
Usai turnamen, Clarke memutuskan untuk meninggalkan Gonzaga. Ia mendeklarasikan diri mengikuti NBA Draft. Clarke pun ikut uji coba di sana-sini untuk mendapatkan atensi dari tim-tim NBA. Sampai akhirnya ia terpilih di urutan 21.
Clarke kini akan memiliki kehidupan baru. Kehidupan yang cenderung lebih ketat. Sebab, NBA terkenal dengan persaingannya yang sangat kompetitif. Clarke bahkan mesti berurusan dengan rekan setimnya sendiri. Posisinya sama seperti Jaren Jackson Jr. di Grizzlies. Mereka akan memperebutkan tempat utama.
Kendati demikian, Clarke tidak mengambil pusing soal itu. Ia pernah bermain dengan Hachimura di posisi yang sama. Seandainya ia harus bermain dengan Jackson Jr. di posisi yang sama juga, ia tidak merasalah bermasalah.
“Jaren memiliki talenta yang hebat, jadi saya merasa saya akan cocok berpasangan dengannya,” kata Clarke. “Bermain dengan Rui (Hachimura) tahun lalu, saya jadi terbiasa bermain dengan pemain besar yang bagus, jadi saya merasa seperti pandai menyuapi pemain besar lainnya.”
Sebagai seorang ruki, Clarke tentu perlu membuktikan diri. Pembuktian itu ia lakukan di Summer League. Clarke tidak hanya mengantarkan Grizzlies menjadi juara, tetapi juga meraih gelar MVP dan All-NBA Summer League First Team. Itu cukup untuk membuat Jenkins meliriknya.
“Jelas, ia memiliki kemampuan atletik, dan mampu melakukan roll juga bertahan dan menyerang di sekitar ring, luar biasa. Ia berhati pesaing, dan itu adalah hal terbesar yang saya tangkap, terlepas dari kepandaiannya menombok dan mencetak tripoin. Senang rasanya bisa memilikinya sebagai amunisi kami.”
Setelah ini, Clarke punya kesempatan untuk membuktikan diri lagi. Musim reguler masih jauh, tetapi ia bisa mengesankan timnya saat kamp latihan. Masa bebas juga masih panjang, sehingga ia bisa melatih kemampuan individunya supaya siap di NBA. Clarke tidak bisa terlena dengan segala pencapaiannya di musim panas, sementara kompetisi yang sebenarnya belum dimulai. (put)
Foto: NBA