Sebanyak 24 pemain akan diseleksi untuk Tim Nasional Basket Putri Indonesia yang berlaga di SEA Games 2019 nanti. Dari daftar nama seleksi tersebut, tidak ada nama Christine Aldora Tjundawan. Ternyata pemain Tanago Friesian Jakarta tersebut mendapatkan sanksi dari PP Perbasi karena indisipliner.

Sanksi untuk Christine tertuang dalam Surat Keputusan (SK) PP Perbasi yang dikeluarkan tanggal 7 Januari 2019. Pada surat tersebut diputuskan bahwa Christine tidak boleh membela timnas putri Indonesia baik 5x5 dan 3x3 selama satu tahun, terhitung sejak tanggal dikeluarkan SK Perbasi. Ini karena Christine dianggap terbukti melakukan tindakan indisipliner saat ia membela Indonesia di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.

Manajer Timnas Basket Putri Indonesia pada Asian Games 2018 Njoo Lie Wen menjelaskan bahwa hukuman tersebut diberikan sejak Januari 2019 lalu. Tetapi baru kali ini keluar ke publik, karena ada pemanggilan pemain untuk timnas.

"Sejak Januari lalu sudah ada sanksi untuk dia (Christine Tjundawan)," ucap Njoo Lie Wen. "Setelah selesai Asian Games 2018, timnas sebenarnya masih berkumpul selama tiga hari di Perkampungan Atlet. Saat itu memang tidak langsung pembubaran tim. Tetapi Christine meninggalkan Perkampungan Atlet tanpa pamit selama dua hari, tepat setelah pertandingan terakhir."

Tindakan indisipliner Christine adalah meninggalkan Perkampungan Atlet tanpa izin dari Manajer dan Kepala Pelatih saat itu. Dalam surat tersebut juga ditulis bahwa Christine melihat ada anggota tim yang juga meninggalkan Perkampungan Atlet bersama keluarganya.

"Saat itu, memang ada pemain yang izin karena ada anggota keluarganya wisuda. Tetapi izin pemain itu disampaikan langsung oleh orang tuanya. Sehingga kami berikan kebijakan untuk meninggalkan Perkampungan Atlet," tambah Njoo Lie Wen. "Itu hanya satu pemain saja. Anggota tim lainnya yang meminta izin keluar Perkampungan Atlet karena tidak punya urusan yang mendesak tidak kami beri izin."

Christine saat itu juga menyampaikan izin pada Andre Yuwadi selaku asisten pelatih. Andre juga menjawab bahwa tidak dapat izin dari manajer dan kepala pelatih. Jawaban dari asisten pelatih tersebut tidak dihiraukan, dan Christine tetap meninggalkan Perkampungan Atlet.

"Pada hari ketiga, sebenarnya Christine kembali ke Perkampungan Atlet untuk makan malam bersama. Kami berusaha menanyakan hal tersebut, ternyata alasannya tidak bisa kami terima. Seperti baterai ponselnya habis, dan beberapa alasan lain yang tidak masuk akal," ucap pemilik klub GMC Cirebon tersebut.

Njoo Lie Wen berharap bahwa sanksi tersebut bisa menjadi pembelajaran bagi pemain. Mereka harus lebih profesional dan menghargai peraturan. Sanksi yang diberikan pada Christine hanya untuk timnas saja. Terbukti bahwa Christine masih bisa tampil di Srikandi Cup 2018-2019, dan juga membela tim PON Jawa Timur. (tor)

Foto: Yoga Prakasita

Komentar