NBA 2018-2019 telah berakhir. Toronto Raptors mencetak sejarah sebagai juara baru liga. Sementara itu, tim-tim lain akan berbenah untuk berkompetisi lagi musim depan. Beberapa bahkan sudah bergerak untuk mendapatkan pemain yang diinginkan. Beberapa lagi akan memulainya lewat NBA Draft.
NBA Draft 2019 akan berlangsung pada 20 Juni mendatang. Tim-tim non-playoff kebetulan memiliki hak pilih yang tinggi. New Orleans Pelicans, Memphis Grizzlies, New York Knicks, dan Cleveland Cavaliers berada di lima besar.
Pelicans bahkan memiliki dua hak pilih yang tinggi. Hak pilih di urutan pertama didapat lewat undian. Sementara itu, hak pilih urutan keempat didapat dari Los Angeles Lakers berkat pertukaran Anthony Davis. Dengan kesempatan itu, Pelicans punya kesempatan besar untuk membangun ulang skuatnya. Saya memprediksi pergerakan mereka dan beberapa tim lain di urutan lima besar.
Zion Williamson (New Orleans Pelicans)
Zion Williamson ibarat barang langka. Ia berpotensi menjadi bintang masa depan NBA. Dengan fisik menjulang lebih dari 200 sentimeter, serta kemampuannya yang telah teruji di tingkat kampus, ia diminati banyak orang. Ia tampil sebanyak 33 kali bersama Duke University dengan mencetak rata-rata 22,6 poin, 8,9 rebound, 2,1 asis, 2,1 steal, dan 1,8 blok.
Menurut beberapa pengamat dan legenda NBA, Williamson memiliki kemampuan seperti bintang-bintang NBA. Steve Kerr, kepala pelatih Golden State Warriors, misalnya, percaya bahwa forwarda Blue Devils itu itu akan punya karier yang hebat. Scottie Pippen, legenda Chicago Bulls, juga berpikiran begitu. Bahkan bisa lebih dari megabintang NBA LeBron James.
Pelicans tentu tidak bisa melewatkan kesempatan itu. Apalagi mereka membutuhkan seorang mesin poin setelah perginya Davis ke Lakers. Williamson akan bermain di samping pemain muda seperti Lonzo Ball dan Brandon Ingram.
Ja Morant (Memphis Grizzlies)
Memphis Grizzlies hendak membangun ulang skuatnya. Mereka sempat membuka diri untuk menukar dua bintangnya: Marc Gasol dan Mike Conley. Grizzlies berhasil menukar Gasol ke Raptors pada pertengahan NBA 2018-2019. Sementara Conley masih tersedia untuk ditawar.
Grizzlies akan memilih Ja Morant sebagai ganti Conley lewat NBA Draft 2019. Morant bermain sebagai garda utama Murray State selama dua musim di NCAA. Ia merupakan salah satu garda utama terbaik di antara calon ruki tahun ini.
Morant bermain sebanyak 33 kali pada 2018-2019. Ia mencetak 24,5 poin, 5,7 rebound, 10 asis, dan 1,8 steal. Tahun itu pun menjadi tahun terbaik Morant di kampus. Ia menjadi pengumpul asis terbanyak di NCAA.
Dengan kemampuan mengatur serangan, Morant berpotensi membantu Grizzlies untuk membangun ulang skuatnya itu. Ia bisa menjadi rekan yang tepat untuk Jaren Jackson Jr., yang telah melewat musim pertamanya pada 2018-2019. Keduanya akan menjadi sentral dari peremajaan tim demi menyasar masa depan yang lebih baik.
R.J. Barrett (New York Knicks)
R.J. Barrett merupakan masa depan Kanada. Ia adalah bakat spesial yang berpotensi menjadi bintang di NBA. Steve Nash, legenda NBA bergelar dua kali pemain terbaik sekaligus bekas pemain tim nasional Kanada, bahkan melatihnya secara privat. Barrett pun sempat mencetak rekor poin terbanyak (860) yang pernah dicetak seorang mahasiswa tahun pertama di ACC.
Barrett diminati banyak tim tahun ini. Namun, kedekatannya dengan New York Knicks sulit dibantah. Knicks—yang berusaha keluar dari papan bawah—mengincarnya sejak lama. Sebab, mereka membutuhkan seorang pencetak angka yang mumpuni.
Grizzlies sebenarnya sempat mengundang Barrett untuk berlatih bersama mereka. Hanya saja garda tembak Duke University itu menolak. Ia tampaknya benar-benar serius dengan Knicks.
Dengan kemampuan mencetak angka, Barrett sebenarnya belum tentu menjadi pencetak angka yang andal di NBA. Liga profesional dengan NCAA tentu saja berbeda. Namun, Knicks bisa membangun ulang timnya demi masa depan yang lebih baik bersama Barrett.
Jarrett Culver (New Orleans Pelicans)
Pelicans mendapat hak pilih urutan keempat dari Lakers berkat pertukaran Davis. Hak pilih itu berpotensi membuat tim dipenuhi para pemain muda berbakat. Namun, Pelicans masih memikirkan cara menggunakan kesempatan itu. Mereka bisa saja memilih seorang ruki atau menukar haknya kepada tim lain untuk mendapatkan pemain berpengalaman.
Seandainya Pelicans menggunakan hak pilihnya, mereka kemungkinan akan memilih Jarrett Culver. Garda tembak Texas Tech University itu memiliki kemampuan serbabisa. Ia baik dalam bertahan maupun menyerang. Salah satu senjatanya adalah tembakan jarak jauh
Culver mencetak rata-rata 18,5 poin, 6,4 rebound, dan 3,7 asis di NCAA 2018-2019. Persentase tembakan keseluruhannya mencapai 46,1 persen. Tripoinnya 30,4 persen. Sementara tembakan gratis 70,7 persen.
Efektivitas tembakan keseluruhan Culver ada di angka 50,5 persen. True shooting percentage 54,2. Dengan perolehan itu, ia berpotensi membantu Pelicans meretas pertahanan lawan lewat tembakan-tembakan, terutama dari jarak jauh.
Culver juga punya reputasi yang bagus. Ia memiliki etos kerja dan dedikasi kepada bola basket. Pelicans bisa menaruh harapan padanya.
De’Andre Hunter (Cleveland Cavaliers)
Sama seperti Culver, De’Andre Hunter juga merupakan pemain dengan kemampuan bertahan dan menyerang yang baik. Ia bahkan memiliki persentase tembakan yang lebih tinggi. Hunter terkenal sebagai penembak jitu yang mematikan di tingkat kampus. Tembakan tripoin krusialnya di Final NCAA 2019 bahkan membantu Virginia University menjadi juara.
Cavaliers kemungkinan besar akan memilihnya dengan menggunakan hak pilih urutan kelima. Mereka berusaha mencari pemain dengan kualitas yang baik seperti Hunter. Sebab, Cavaliers hendak bersaing lagi di NBA selepas kepergian LeBron James yang meruntuhkan kekuatan mereka.
Cavaliers juga baru saja merekrut John Beilein sebagia kepala pelatih baru. Beilein baru pertama kali ini memegang tim profesional. Selama ini ia berkarier di tingkat kampus. Pemain-pemain muda akan cocok bermain untuknya.
Cavaliers musim lalu memilih Collin Sexton yang berposisi garda utama. Oleh karena itu, kemungkinan mereka memilih garda utama lagi sangatlah kecil. Hunter boleh jadi adalah pilihan paling bijaksana.
Foto: NCAA