Saat Toronto Raptors mengumumkan menukar DeMar DeRozan dengan Kawhi Leonard, saya adalah salah satu pihak yang merasa itu adalah keputusan yang cukup gila. Sebelum melihat statistik lebih dalam terkait keduanya, satu-satunya hal yang membuat saya langsung bereaksi tentang transaksi ini adalah durasi kontrak keduanya.

DeMar baru memasuki tahun kedua dari total lima tahun perpanjangan kontraknya dengan Raptors. Secara otomatis, sisa kontrak tersebut mengikutinya saat berpindah ke San Antonio Spurs. Oleh karena itu, secara hitung-hitungan, Spurs masih bisa menggunakan jasa DeMar hingga tiga tahun ke depan.

Di sisi sebaliknya, Kawhi hanya memiliki sisa kontrak dua tahun dengan player option selepas tahun pertama, yang berarti musim ini. Secara investasi, jelas tiga tahun kontrak DeMar lebih menguntungkan ketimbang keputusan yang sangat berjudi dengan satu tahun Kawhi.

Belum lagi fakta bahwa Kawhi hanya bermain sembilan kali di musim 2017-2018 dan berbagai rumor mengenai cedera atau etos kerjanya. Saya benar-benar tidak habis pikir dengan keputusan presiden sekaligus manajer umum Raptors, Masai Ujiri. Apa yang bisa ia lihat dari pertukaran ini, mengapa ia cukup berani mengambil keputusan tersebut?

Seiring berjalannya waktu, penampilan Raptors ternyata melebihi ekspektasi saya. Di artikel bedah NBA, saya memprediksi posisi maksimal Raptors adalah tiga besar. Ternyata, mereka berhasil mengakhiri musim di peringkat kedua. Di sisi lain, Kawhi juga menunjukkan performa yang luar biasa sebagai pilihan utama serangan Raptors.

Namun, jika kita telaah lebih dalam lagi, manajemen dan tim pelatih Raptors ternyata sudah melakukan pekerjaan yang luar biasa. Mereka membatasi “beban kerja” Kawhi yang masih cukup bermasalah dengan lututnya dengan baik.

Total Kawhi hanya bermain sebanyak 60 kali sepanjang musim. Absennya Kawhi pun bukan karena cedera lanjutan, ia murni diistirahatkan. Sembilan gim adalah catatan penampilan beruntun terbanyak Kawhi. Sisanya, Kawhi biasanya hanya bermain empat gim beruntun, lalu istirahat di gim selanjutnya. Jelang akhir musim reguler, bahkan ia hanya bermain dua gim beruntun sebelum kembali istirahat.

“Saya lebih baik memiliki pemain bebas dengan kontrak tersisa satu musim ketimbang memiliki pemain dalam jangka waktu lama tapi tidak konsisten,”ungkap Masai dilansir Sportsnet dalam sebuah wawancara Februari lalu. “Sekarang kami memilikinya (Kawhi) selama satu musim, ia bisa beradaptasi dengan budaya kami, dia bisa tahu apa gambaran besar organisasi ini, dan dia bisa membangun hubungan yang lebih baik seiring berjalannya waktu. Saya rasa Kawhi kini sangat nyaman dengan organisasi kami dan hubungan kami semakin membaik seiring waktu. Bahkan secara dipandang dari sisi medis, semua yang ia alami di sini cukup luar biasa dan ia akan kembali ke level permainan terbaiknya beberapa tahun lalu,” imbuhnya.

Tak hanya dengan Kawhi, Masai kembali melakukan transaksi krusial di tengah musim. Ia melepas Jonas Valanciunas, C.J. Miles, Delon Wright, Greg Monroe, dan Malachi Richardson. Jonas, C.J., dan Delon masuk dalam paket pertukaran ke Memphis Girzzlies. Greg dikirm ke Brooklyn Nets sementara  Malachi ditukar ke Philadelphia 76ers.

Sebagai gantinya, Raptors mendatangkan Marc Gasol, Jeremy Lin, Malcolm Miller, Chris Boucher, Jodie Meeks, dan Eric Moreland. Secara peran dalam tim, mungkin hanya Marc yang benar-benar terlihat. Namun, kehadiran lima pemain lain tersebut cukup memberi kedalaman skuat bagi Raptors di sisa musim.

“Marc adalah seorang pemain fenomenal dan seorang pemenang sejati. Kami harap ia dapat memberi dampak positif bagi tim kami. Kedatanganya adalah upaya kami untuk masuk dalam persaingan merebut gelar juara. Itu adalah tujuan utama kami semua di sini, ini adalah mimpi kami semua untuk menjadi juara, jadi kami akan bekerja sekeras mungkin untuk meraih mimpi itu,” terang Masai kala menyambut Marc dalam jumpa wartawan, 7 Februari 2019.

Marc sendiri benar-benar menjadi kepingan penting untuk Raptors terutama di babak playoff. Ia secara konsisten memberikan kenyamanan di area kunci Raptors. Belum lagi, kemampuan menyerangnya yang cukup komplet juga membuat opsi serangan Raptors semakin bertambah.

Semua upaya Masai berujung kepada gelar juara yang sangat layak didapatkan oleh Raptors di akhir musim. Ia menjawab semua keraguan, termasuk keraguan saya mengenai bagaimana ia meramu tim ini. Transaksi demi transaksi yang ia lakukan memang seolah sulit diterima di awal, tapi ia sepertinya memiliki gambaran yang lebih luas dari semua orang.

“Saya baru saja bicara lagi dengannya dan saya mengatakan bahwa ia adalah seorang jenius!” ujar Jalen Rose, analis NBA sekaligus mantan pemain Raptors. “Dia mengubah permainan ini dan 'memutar dadu' seolah tidak ada satupun yang pernah melakukan hal itu, ia benar-benar jenius. Jangan lupa, ia juga melepaskan Dwane Casey di awal musim, itu benar-benar keputusan yang berani,” imbuh Jalen dilansir Fortune.

Ya, pemecatan Dwane Casey adalah langkah paling pertama Masai dalam kampanye juara kali ini. Langkah itu juga tidak cukup populer mengingat Dwane kemudian meraih gelar Coach of the Year musim lalu. Ditambah lagi, Dwane sudah tujuh musim bersama tim dan bisa dibilang menjadi otak pembentukan kerangka tim ini.

Tampaknya, Masai tak melihat Dwane sebagai masa depan Raptors. Ia lebih melihat Nick Nurse, asisten Dwane sebagai nakhoda yang tepat untuk timnya. Nick sendiri sudah tersohor sebagai salah satu asisten terbaik di NBA terutama untuk urusan strategi penyerangan. Perputaran bola dengan banyak operan adalah salah satu ciri khas permainannya.

“Masai menetapkan target yang cukup tinggi kepada organisasi ini, hal yang sama ia lakukan kepada semua staf dan pemain. Ini adalah langkah yang bagus bahwa kami semua berada dan memandang target yang sama,”cerita Nick tentang Masai masih dilansir oleh Fortune. “Ia lantas menyatukan deretan pemain yang luar biasa dan berkerja dengan baik, sebuah musim yang luar biasa,” imbuhnya.

Meski mendapat sanjungan setinggi langit dari berbagai pihak, Masai berusaha tetap rendah hati dengan mengembalikkan pujian kepada para pemain dan pelatih. Ia mengungkapkan rasa salutnya kepada seluruh pemain dan pelatih yang mampu tampil apik di segala jenis tekanan yang mereka hadapi.

“Pekerjaan kami tidak sesulit pekerjaan mereka (pemain dan pelatih). Kami bisa saja berbicara tentang semua hal yang bisa terjadi di olahraga, tapi di akhir, olahraga selalu tentang kemenangan. Anda harus mampu menemukan keseimbangan antara pemain muda, veteran, hingga pemain bintang untuk menemukan sebuah tim yang bagus. Selain itu, Anda juga harus menjadi orang yang beruntung,” kata Masai.

Pekerjaan besar kali ini menanti Masai. Seperti yang sudah kita bahas, Kawhi akan menjadi restricted free agent per 1 Juli nanti. Masai harus menemukan cara agar pemain berusia 27 tahun itu bertahan dengan tim ini. Rasanya, uang bukanlah hal utama yang diincar oleh Kawhi. Oleh karena itu, pekerjaan ini akan jauh lebih berat.

Sebelum itu, pria yang lahir dan tumbuh di Inggris ini juga harus menghadapi permasalahan dengan pihak berwajib. Ia dikabarkan terlibat pertikaian dengan pihak keamanan saat akan masuk ke lapangan untuk perayaan gelar juara. Kasus ini masih dalam investigasi mendalam pihak berwajib.

Di sisi sebaliknya, sukses luar biasa ini tentu juga mengundang godaan. Washington Wizards dikabarkan siap merayu Masai untuk menjadi eksekutif mereka dengan bayaran sebesar 10 juta dolar AS. Tak sampai di sana, Masai juga kabarnya ditawarkan mendapat keuntungan untuk menjadi bagian dari kepemilikan Wizards.

Masa depan Masai dan Raptors akan sangat seru untuk ditunggu. Tetapi, sekarang rasanya mereka akan lebih dulu fokus kepada acara perayaan besar-besaran di kota Toronto, Ontario, Kanada, yang direncanakan digelar Senin, waktu setempat. Sekali lagi, perjudian yang luar biasa Masai Ujiri!

Foto: NBA

 

Komentar