Di tengah keseruan final NBA 2019 antara Golden State Warriors dan Toronto Raptors, kabar mengejutkan datang dari Tony Parker. Legenda San Antonio Spurs yang musim ini membela Charlotte Hornets ini mengumumkan keputusan pensiunnya melalui sebuah wawancara dengan The Undefeated.

“Saya akan pensiun, saya memutuskan untuk tidak akan bermain basket lagi,” ujar Tony dalam wawancara yang digelar di San Antonio, Texas, Amerika Serikat. “Banyak hal yang membawa saya berujung kepada keputusan ini. Tetapi di akhir, semua ini tentang fakta bahwa saya tidak lagi mampu menjadi seorang Tony Parker lagi. Saya tidak bisa bermain untuk mengejar gelar juara, saya tidak ingin bermain basket lagi.”

Tidak lama berselang, Tony juga mengunggah cuitan di Twitter mengenai keputusan tersebut. “Dengan penuh perasaan emosi yang mendalam, saya memutuskan untuk pensiun dari basket. Ini adalah sebuah perjalanan yang luar biasa. Bahkan, dalam mimpi tergila saya, saya tidak pernah berpikir saya mampu menjalani semua momen luar biasa di NBA dan tim nasional Prancis. Terima kasih untuk segalanya.”

Musim 2018-2019 menjadi musim pertama Tony bermain tidak untuk Spurs. Sejak terpilih di urutan ke-28 NBA Draft 2001, Tony selalu bermain di bawah panji Spurs. Secara keseluruhan 18 musim yang ia lalui, pemain asal Prancis ini sudah tercatat bermain sebanyak 1.151 gim dengan mengemas rataan 15,5 poin dan 5,6 asis per gim. Di babak playoff, Tony bermain sebanyak 226 kali dan mencatatkan 17,9 poin plus 5,1 asis per gim.

Seluruh penampilan playoff tersebut ia bukukan dengan Spurs. Musim ini juga menjadi kali pertama Tony tidak bermain di playoff usai Hornets hanya finis di urutan kesembilan klasemen akhir Wilayah Timur dengan 39 kemenangan dan 43 kekalahan. Selain menjadi kegagalan pertama Tony ke playoff, ini juga menjadi catatan pertamanya menutup musim reguler dengan persentase kemenangan di bawah 50 persen (48 persen).

Kepindahan Tony ke Hornets di musim panas lalu memang sempat mengundang banyak tanya dari berbagai pihak. Pasalnya, sosok pria berusia 37 tahun ini sudah sangat melekat dengan Spurs. Bersama dengan Kepala Pelatih Spurs, Gregg Popovich, Tim Duncan, dan Manu Ginobili, ketiganya membentuk sebuah dinasti di tim yang kental dengan warna hitam dan perak ini.

Di awal musim ini, ia mendaku keputusan ini harus diambil karena ia tak ingin membatasi perkembangan deretan pemain muda yang dimiliki Spurs. Hal tersebut memang benar adanya. Seiring kepergian Spurs, pemain seperti Bryn Forbes dan Derrick White mendapatkan kesempatan besar musim ini. Selain itu, masih ada nama Dejounte Murray yang juga diharapkan mampu meneruskan tongkat estafet kejayaan Spurs dari Tony. Sayangnya, Dejounte absen penuh musim ini lantaran cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) di pramusim.

Pun begitu, Tony masih bisa pensiun dengan tenang jika melihat sederet prestasi yang sudah ia bukukan. Total ada empat gelar juara yang ia persembahkan untuk Spurs, satu gelar MVP final (2007), enam kali terpilih di laga All Star, dan empat kali masuk jajaran All-NBA Team. Selain itu, ia juga tercatat sebagai pengumpul asis terbanyak sepanjang masa Spurs baik di musim reguler ataupun playoff.

“Tony Parker jelas memiliki karir yang luar biasa. Saya benar-benar beruntung bisa terus bersamanya sejak usianya masih 19 tahun,” ujar Popovich dalam latihan tim nasional Amerika Serikat. “Saya melihatnya tumbuh dan berkembang menjadi seorang pemain basket, individu, dan pebisnis.”

Tak hanya di level klub, prestasi Tony juga berlanjut di level tim nasional. Ia mengantar Prancis meraih satu emas, satu perak, dan dua perunggu dari tujuh penampilan di EuroBasket. Medali emas pada 2013 tersebut juga berujung pada gelar MVP yang dibawa pulang oleh Tony.

Setelah pensiun, Tony masih akan berkecimpung di dunia basket. Ia akan membuka Tony Parker Adequat Academy International School di kota kelahirannya, Lyon, Prancis. Selain itu, ia juga sudah berstatus sebagai pemilik sekaligus presiden sebuah klub basket Prancis bernama ASVEL. Pemain BTN CLS Knights Indonesia, Darryl Watkins, pernah bermain untuk ASVEL dalam kurun 2015-2018.

Keputusan pensiun Tony memastikan berakhirnya dinasti trio Spurs. Sebelumnya, Tim Duncan, pemain tertua dari trio ini memusutkan pensiun lebih dulu pada 2016. Di musim panas lalu, jelang musim baru bergulir, giliran Manu Ginobili yang memutuskan pensiun. Manu sendiri menyusul Tim untuk mendapatkan upacara penggantungan jersey pada 29 Maret lalu. Tony, jelas akan mendapatkan hal serupa secepatnya.

Selamat menikmati masa pensiun Tony, terima kasih atas semua penampilan hebat Anda selama ini! (DRMK)

Foto: NBA

 

Komentar