Pengelola Bogor Siliwangi keberatan dengan keputusan IBL yang mencabut lisensi mereka. Sebab surat pencabutan lisensi yang dikeluarkan IBL seolah-olah mematikan upaya Siliwangi yang sedang mencari investor baru. Namun IBL mendaku tidak tahu-menahu perihal investor tersebut. Sehingga teka-teki ini belum bisa terpecahkan.
Karut-marut pencabutan lisensi Bogor Siliwangi masih berlanjut. Pihak Siliwangi melayangkan surat keberatan terhadap keputusan IBL tersebut. Pada surat tertanggal 28 Mei 2019, PT Neosport Maung Indonesia (PT NMI) menyatakan penolakan terhadap pencabutan lisensi Bogor Siliwangi.
Ada tiga poin penting dalam surat tersebut, yaitu Bogor Siliwangi tidak pernah mengajukan pengunduran diri dari IBL. Lalu keputusan pencabutan lisensi Siliwangi tersebut merugikan PT NMI. Selanjutnya, poin ketiga yaitu adanya tuntukan hukum yang akan dilakukan oleh pihak sponsor atau investor Siliwangi, bila mereka tidak bisa ikut kompetisi musim depan.
Surat keberatan tersebut juga disertai dua poin permintaan pada IBL. Siliwangi ingin pencabutan lisensi dibatalkan. Lalu poin kedua yaitu memberikan klarifikasi ke media mengenai status Siliwangi bahwa mereka masih punya lisensi. IBL diberi waktu 14 hari untuk memenuhi permintaan tersebut. Bila tidak dipenuhi, maka Siliwangi akan melakukan tindakan hukum.
Munculnya surat penolakan dari Bogor Siliwangi tersebut semakin menguatkan bahwa mereka sudah punya investor baru. Sebab Adinandra Sidabutar selaku Direktur Operasional Bogor Siliwangi menyatakan sebelum dicabut lisensinya, pihak Siliwangi sudah bertemu tiga kali dengan calon investor. Bahkan pihak calon investor sudah mengirimkan Letter of Intent (LOI) pada 17 Mei 2019.
LOI secara hukum memang tidak mengikat, tetapi itu merupakan surat resmi penyampaian konfirmasi keseriusan dalam bisnis. Surat tersebut juga sebagai pengantar bagi para pihak untuk bernegosiasi dan mencapai kesepakatan. Adinandra menyampaikan bahwa pihaknya sudah menyampaikan kabar perihal calon investor baru tersebut ke IBL.
"Seperti saya bilang sebelumnya, bahwa pihak Siliwangi dan calon investor tersebut sudah bertemu tiga kali. Bahkan LOI dikirimkan tanggal 17 Mei 2019. Saya juga membagi informasi tersebut kepada pihak IBL. Tapi kenapa IBL tetap melakukan pencabutan lisensi kami," kata Adinandra.
Ditambahkan Adinandra, calon investor tersebut berpeluang untuk menyelesaikan semua masalah finansial yang membelit Siliwangi. Tetapi munculnya surat pencabutan lisensi ini, menjadi penghambat negosiasi antara Siliwangi dengan calon investornya.
"Saya sendiri tidak tahu bentuk lisensi liga itu seperti apa. Bentuk fisiknya seperti apa. Nilai value-nya seperti apa. Tetapi tiba-tiba bisa menimbulkan dampak yang luar biasa," ucap Adinandra. "Saya juga menanyakan, bagaimana IBL bisa mencabut lisensi, sementara kami sedang bernegosiasi. Menurut saya, saat ini IBL juga belum jelas, kapan akan dimulai. Jadi kami seharusnya masih punya waktu untuk menyelesaikan permasalahan internal ini."
Adinandra juga menyayangkan sikap IBL beberapa hari terakhir. Mereka melakukan pertemuan dengan perwakilan pemain Siliwangi, tanpa diketahui klub. Bila IBL bertujuan untuk melakukan mediasi, maka pihak klub seharusnya juga diundang.
"Saya meminta IBL untuk menjadi penengah antara klub dengan pemain. Itu juga tidak dilakukan IBL. Malah ada berita mengenai pertemuan IBL dengan perwakilan pemain. Saya sebenarnya meminta IBL untuk menjelaskan pada kami, pengelola klub dan pemain, agar tidak terjadi berita yang simpang siur," ucapnya.
Menanggapi pernyataan tersebut, Direktur IBL Hasan Gozali menyatakan bahwa pihak IBL tidak menerima informasi secara jelas dari Siliwangi. Terutama terkait dengan calon investor baru tersebut.
"Pihak Siliwangi memang beberapa kali menyampaikan perihal calon investor baru. Tetapi hanya sebatas perkataan lisan saja," kata Hasan Gozali. "Kami (IBL) tidak pernah menerima surat resmi dari Siliwangi terkait investor baru. Kami juga tidak menerima salinan LOI, kalau memang itu bisa saja membuat IBL berpikir ulang untuk mencabut lisensi. Padahal kami juga ingin kejelasan dari Siliwangi tentang siapa calon investor baru tersebut. Lalu bagaimana komitmen investor baru tersebut dengan Siliwangi."
Hasan tidak ingin kejadian yang sama terulang lagi, yaitu klub punya masalah finansial di tengah musim bergulir. Tentu akan berpengaruh pada stabilitas liga. Kemudian, soal turunnya surat pencabutan lisensi Siliwangi, Hasan menyatakan bahwa IBL juga dikejar waktu. Mereka harus segera memastikan jumlah peserta liga, untuk dilaporkan pada pihak sponsor.
Bogor Siliwangi dikelola oleh PT NMI sejak 2017. Direktur PT NMI Patriady Indrajana di awal musim menunjuk Ali Budimansyah sebagai Co-Owner sekaligus kepala pelatih. Sedangkan posisi manajer tim dipegang oleh Romy Tanaka. Di tengah musim, komposisi ofisial berubah. Paul Mario Watulingas Sanggor menggantikan Ali Budimansyah sebagai kepala pelatih. Kemudian Romy Tanaka digantikan oleh John Efrick selaku manajer baru. Pergantian tersebut setelah Adinandra Sidabutar mendapatkan surat kuasa dari direktur PT NMI untuk menempati posisi Direktur Operasional Bogor Siliwangi. (tor)
Foto: Hariyanto