Golden State Warriors akan menghadapi Toronto Raptors di Final NBA 2018-2019. Warriors telah mengantungi dua gelar juara dari dua gelaran sebelumnya. Mereka berpotensi meraih tiga gelar (three-peat) juara beruntun musim ini.

Seandainya Warriors mampu melakukannya, itu berarti mereka akan bergabung dengan empat tim NBA lain. Sebab, hanya ada empat tim NBA yang pernah merengkuh tiga gelar juara beruntun di NBA. Mereka adalah Mineapolis Lakers, Boston Celtics, Chicago Bulls, dan Los Angeles Lakers.

Mineapolis Lakers (1952-1954)

Mineapolis Lakers kini memang sudah tidak ada. Mereka pindah ke Los Angeles dan berganti nama dengan Los Angeles Lakers. Namun, Lakers versi Mineapolis tetap harus dikenang. Bagaimanapun, Lakers yang dulu tinggal di utara Amerika Serikat itu merupakan tim pertama dengan tiga gelar juara beruntun di NBA.

Lakers menyabet gelar pertama dari tiga rangkaian juara pada 1951-1952. Mereka memenangkan 40 pertandingan dan finis di peringkat dua divisi saat itu. Lakers pun berhak menembus playoff setelah melewati salah satu musim terbaiknya.

Perjalanan Lakers cukup mulus di babak pascamusim reguler. Apalagi mereka punya pemain legendaris sekelas George Mikan. Mikan berhasil mengantarkan timnya melangkah ke final untuk melawan New York Knicks. Lakers mengalahkan mereka dalam tujuh pertandingan.

Setelah juara, karier Mikan semakin menanjak. Ia memimpin perolehan rebound dengan rata-rata 14,4 per pertandingan pada 1952-1953. Ia juga menerima gelar pemain terbaik All-Star 1953.

Mikan kemudian membantu Lakers mencetak rekor menang kalah 48-22 di musim reguler. Lakers pun sukses kembali ke playoff. Mereka bahkan sampai ke final. Knicks lagi-lagi menjadi lawan mereka saat itu.

Knicks punya semangat balas dendam. Mereka ingin merebut gelar juara dari Lakers. Namun, Mikan dkk. masih terlalu kuat untuk Knicks. Lakers juara dua kali beruntun.

Pada 1953-1954, Lakers mengincar gelar juara lagi. Mereka telah mengantungi empat gelar sejak 1949. Dua di antaranya didapat pada 1952-1953 tadi. Lakers tinggal selangkah lagi untuk menjadi tim pertama dengan tiga gelar juara beruntun.

Dalam perjalanannya, Lakers harus melalui jalan terjal. Mikan mengalami cedera lutut. Namun, pemain legendaris itu rupanya masih bisa tampil baik. Ia bahkan mengoleksi 18 poin per pertandingan.

Selain Mikan, Clyde Lovellette juga berperan penting saat itu. Ia membantu Lakers memuncaki klasemen Divisi Barat. Mereka sampai ke final lagi untuk ketiga kalinya. Namun, Knicks tidak lagi menjadi lawan mereka, melainkan Syracuse Nationals (kini Philadelphia 76ers). Lakers lalu mengalahkan Nationals dalam tujuh pertandingan.

Boston Celtics (1959-1966)

Boston Celtics merupakan tim dengan gelar terbanyak di NBA. Mereka punya total 17 gelar sejak 1957. Mineapolis/Los Angeles Lakers berjarak satu gelar saja dengan Celtics.

Celtics menjadi tim kedua dalam sejarah NBA yang pernah merengkuh tiga gelar juara beruntun. Mereka bahkan sebenarnya tidak benar-benar meraih gelar itu tiga kali beruntun, melainkan delapan beruntun. Mereka mendapatkannya pada 1959-1966.

Kesuksesan Celtics saat itu tidak lepas dari peran Kepala Pelatih Arnold “Red” Auerbach. Auerbach membimbing timnya menjadi juara pertama kali pada 1957. Gelar mereka sempat terputus sampai akhirnya juara delapan kali beruntun.

Selain Auerbach, Celtics juga punya pemain legendaris seperti Bill Russell. Russell merupakan pemain dengan gelar juara terbanyak di NBA. Ia mengantungi 11 cincin juara selama 22 musim.

Auerbach dan Russell membuat Celtics sangat dominan. Dinasti mereka sulit diruntuhkan. Celtics bahkan mampu menumbangkan Mineapolis Lakers yang saat itu terkenal sebagai tim kuat.

Tim asal Boston itu mengalahkan Lakers dengan sapu bersih. Mereka pun juara untuk pertama kalinya dalam rangkaian delapan juara beruntun pada 1959. Sejak itu mereka tidak terkalahkan di Final NBA.

Pada 1964, Celtics mencetak sejarah lain. Mereka menjadi tim NBA pertama dengan lima starter keturunan Afro-Amerika. Auerbach memasang Russell dengan Willie Naulis, K.C. Jones, Sam Jones, dan Tom Sanders. Mereka mengalahkan Lakers di final.

Kendati demikian, rekor juara Celtics terputus pada 1966. Auerbach memutuskan pensiun. Russell menggantikan posisinya. Ia menjadi pelatih keturunan Afro-Amerika pertama dalam sejarah olahraga Amerika Serikat. Ia bahkan melatih sambil tetap bermain saat itu. Sementara Auerbach naik jabatan menjadi manajer umum tim.

Sayangnya, Russell tidak mampu meneruskan rekor Auerbach. Celtics kalah di Final Wilayah Timur pada 1967 oleh Philadelphia 76ers. Sixers saat itu menjadi juara setelah mengalahkan San Francisco Warriors.         

Chicago Bulls (1991-1993 dan 1996-1998)

Michael Jordan menjadi fenomena besar pada 1990-an. Ia berhasil mengantarkan Chicago Bulls juara tiga kali beruntun sebanyak dua kali. Ia melakukannya pada 1991-1993 dan 1996-1998.

Jordan membantu Bulls mencetak rekor 61 kemenangan musim reguler pada 1991. Mereka pun berhak melaju ke playoff sebagai tim terbaik saat itu.

Bulls menghadapi beberapa tim di playoff. Mereka menyapu bersih New York Knicks di putaran pertama, mengalahkan Philadelphia 76ers di semifinal wilayah, dan menumbangkan juara bertahan Detroit Pistons di final wilayah. Bulls pun sukses mencapai final setelah mengalahkan mereka.

Bulls harus menghadapi Los Angeles Lakers di Final NBA. Lakers saat itu masih diperkuat Earvin “Magic” Johnson. Namun, Jordan dkk. berhasil mengalahkan mereka dalam lima pertandingan. Bulls juara. Itu merupakan gelar juara pertama mereka.

Setelah mendapatkan gelar juara pertamanya, Bulls menyabet dua gelar lagi pada 1992 dan 1993. Mereka resmi menjadi tim ketiga dengan tiga gelar juara beruntun. Jordan pun semakin terkenal. Ia bahkan disebut-sebut sebagai pemain terbaik sepanjang masa.

Ketika sedang di atas angin, Jordan kemudian muncul dengan kabar fenomenal. Ia mengundurkan diri dari bola basket tiga bulan setelah kasus pembunuhan ayahnya. Bulls pun kehilangan kekuatannya. Mereka tidak juara lagi sejak itu.

Jordan sendiri memutuskan untuk berkarier di cabang olahraga lain: Baseball. Ia bermain di Minor League Baseball menyusul keinginan mendiang ayahnya. Namun, ia hanya bertahan semusim. Jordan kembali ke bola basket pada 1995.

Di musim pertama sejak kembali, Jordan gagal mengantarkan Bulls juara NBA. Mereka kalah dari Orlando Magic dalam enam pertandingan. Namun, setelah itu, tidak ada lagi yang lebih hebat dari Bulls.

Tim asal Chicago itu tampil garang selama tiga musim beruntun pascapensiunnya Jordan. Pemain legendaris bernomor punggung 23 itu kembali membuat mereka dominan di NBA. Bulls merengkuh gelar juara tiga kali beruntun untuk kedua kalinya pada 1996-1998. Jordan pun kini mengantungi enam cincin juara dan berbagai kebanggaan dan kekayaan.

Kendati begitu, setelah juara pada 1998, Bulls tidak pernah menjadi juara lagi. Jordan juga pensiun untuk kedua kalinya menyusul habis kontraknya Kepala Pelatih Phil Jackson, masalah kontrak Scottie Pippen dan Dennis Rodman, sekaligus masa jeda (lockout) NBA akibat suatu masalah.

Los Angeles Lakers (2000-2001)

Jika Mineapolis Lakers menjadi tim pertama dengan tiga gelar juara NBA, Los Angeles Lakers merupakan tim terakhir dengan gelar juara serupa. Dua tim berbeda yang sebenarnya berakar sama ini punya sejarah penting soal merengkuh tiga gelar juara beruntun.

Saat itu, Lakers memang sudah lama tidak juara. Mereka sulit meruntuhkan dominasi Michael Jordan dan Chicago Bulls-nya. Lakers terakhir kali juara pada 1988.

Era sudah berubah ketika Lakers menjadi juara pada 2000. Saat itu mereka memiliki pemain-pemain seperti Kobe Bryant dan Shaquille O’Neal. Magic Johnson sudah pensiun.

Bryant dan O’Neal menjadi duet menarik pada milenium baru tersebut. Mereka mampu menciptakan dinasti pascaera Jordan dan Bulls. Bryan dan O’Neal tidak terkalahkan selama tiga musim beruntun (2000-2001).

Selain dua pemain legendaris tersebut, Lakers juga memiliki pelatih sarat prestasi. Phil Jackson yang sebelumnya membimbing Bulls meraih enam kali gelar juara, saat itu justru membimbing Lakers. Jackson dengan taktik triangle offense berhasil membuat tim asal Los Angeles itu menjelma tim kuat.

Semusim setelah merengkuh tiga gelar juara beruntun, Lakers berpotensi untuk melakukan four-peat. Namun, mereka tidak tampil sebaik musim-musim sebelumnya. Lakers bahkan hanya menang 11 kali dari total 30 pertandingan. Untungnya, mereka tetap bisa ke playoff setelah bangkit di pertengahan musim.

Lakers mengalahkan Minnesota Timberwolves di putaran pertama Playoff 2001-2002. Namun, mereka tumbang oleh San Antonio Spurs di putaran kedua. Pertandingan menjadi saksi terhentinya rekor juara tiga kali beruntun. Lakers menjadi tim terakhir yang mendapatkan hal itu.

Warriors dewasa ini menjadi tim dengan potensi serupa. Mereka mesti mengalahkan Raptors di final untuk mendapatkan itu. Warriors diunggulkan. Mereka tinggal merealisasikannya. (GNP)

Foto: NBA

Populer

Rating NBA Menurun, Shaquille O’Neal Salahkan Revolusi Stephen Curry
Duo Bapak-Anak Scottie Pippen Raih Tripel-dobel Pertama NBA
Jason Kidd Marah-marah ke Pemain Cadangan Mavericks
Bucks Tertinggal 30 Poin, Giannis: Sebaiknya Kami Tidak Usah Bertanding Saja
KD yang Berbahagia, KD Jadi Berbahaya
Kenny Atkinson: 10-0 adalah Angka Ajaib
Cavaliers 10-0 Lewat Performa Dominan atas Warriors
Main di G-League, Apakah Kontrak Bronny Berubah?
Semua Pemain Spurs Tidak Tahu Kabar Gregg Popovich
Yuki Kawamura Jadi Pemain Kelahiran Jepang Keempat yang Mencetak Poin di NBA