NBA Final 2019 kembali menghadirkan Golden State Warriors untuk kelima kalinya secara beruntun. Namun, untuk pertama kalinya dalam lima perjalanan ini, Warriors akan menghadapi lawan berbeda. Setelah menghadapi LeBron James bersama pasukan Cleveland Cavaliers di empat musim sebelumnya, lawan Warriors kali ini adalah Toronto Raptors.

Raptors sendiri bisa dibilang memiliki perjalanan yang cukup heroik dalam mencapai final pertama mereka. Pasalnya, di semua fase perjalanan mereka di NBA Playoff 2019, tim ini selalu sempat berada dalam posisi tertinggal.

Atas Orlando Magic di putaran pertama, Raptors harus kehilangan gim pertama sebelum berbalik menang dalam lima gim. Begitu pula dengan Philadelphia 76ers di semifinal wilayah, Raptors sempat dalam posisi tertinggal (1-2) sebelum bangkit dan menang dramatis di gim ketujuh.

Milwaukee Bucks datang sebagai lawan selanjutnya. Tak main-main, Bucks membawa predikat tim dengan rekor terbaik di musim reguler. Selain itu, mereka juga hanya kalah sekali dari dua fase playoff sebelumnya.

Kegagalan seolah tampak di depan mata Raptors usai mereka takluk di dua gim awal. Tim asuhan Nick Nurse ini seolah tak tahu harus melakukan apa untuk menghentikan gempuran-gempuran Bucks yang dikomandoi Giannis Antetokounmpo. Tetapi, di empat gim selanjutnya, Raptors benar-benar berubah dan memenangi seri ini dengan meyakinkan (4-2).

Catatan-catatan di atas membuat Raptors tak bisa lagi dipandang sebelah mata oleh Warriors. Di sisi lain, saya juga akan mengesampingkan segala fakta tentang cedera yang mendera duo Warriors, Kevin Durant dan DeMarcus Cousins. Hal ini lantaran Warriors telah membuktikan bahwa mereka memang cukup kuat secara permainan dan tak bergantung kepada kedua pemain itu.

Splash Brother, Stephen Curry dan Klay Thompson masih ada di sana. Keduanya justru tampil bak musim 2014-2015, kala menjadi juara untuk kali pertama. Pergerakan tanpa bola mereka tak pernah lelah dan cenderung benar-benar mematikan. Serge Ibaka yang pernah terkena comeback Warriors kala masih membela Oklahoma City Thunder baru saja menyebutkan betapa berbahayanya kedua pemain tersebut saat bergerak tanpa bola.

Statistik menunjukkan bahwa rata-rata asis dengan menggunakan screen (tembok) Warriors adalah 8,3 asis per gim. Catatan ini termasuk lima besar dari keseluruhan tim yang lolos ke playoff. Hal yang sudah membuktikan bahwa betapa berbahayanya pola serangan Warriors.

Mengutip perkataan Kobe Bryant dalam sebuah sesi analisis miliknya di ESPN, pemain paling berbahaya di Warriors adalah pemain yang tidak memegang bola. Oleh karena itu, pertahanan Raptors harus disiplin dan membangun komunikasi yang apik selama 48 menit penuh.

Secara empat faktor pembawa kemenangan kedua tim, Raptors adalah anomali lain di sejarah tim. Jika Anda ingat artikel mengenai eFG%, maka Anda tahu bahwa tim dengan eFG% yang tinggi memiliki kecenderungan untuk memenangi pertandingan atau bahkan menjuarai liga.

Di Wilayah Timur, eFG% tertinggi di musim reguler adalah Bucks. Bahkan, sebelum masuk ke final wilayah, Bucks masih menjadi yang tertinggi. Namun, Raptors justru membalik keadaan dengan cara menurunkan eFG% Bucks di seri final wilayah. Formula eFG% berisi tembakan dua poin dan tripoin masuk dibagi dengan jumlah keseluruhan percobaan.

Maka jika sebuah tim ingin menurunkan eFG% lawan, usaha terbaik adalah memperkecil tembakan masuk lawan. Dalam hal ini, tak melulu pertahanan dengan ketat yang diterapkan oleh Raptors. Namun, mereka juga melakukan analisis yang apik terhadap Bucks. Para pemain Raptors tahu bagaimana prioritas bertahan mereka.

Saat Giannis melakukan tusukan ke area kunci, dua hingga tiga pemain melakukan penjagaan. Tetapi, pemain yang membantu biasanya adalah pemain yang mendapat lawan tak cukup bagus di area tertentu. Sebut saja Eric Bledsoe yang tak cukup apik di area tripoin dengan rataan 23 persen sepanjang playoff. Mereka akan membiarkannya leluasa menerima bola di luar garis busur.

Yang patut ditunggu adalah bagaimana dengan upaya mereka menentukan prioritas pertahanan melawan Warriors. Tanpa Durant dan Cousins, kemungkinan besar Jordan Bell dan Andre Iguodala akan mengisi posisi tersebut. Bell tak memiliki jarak tembak yang cukup jauh. Menjauhkannya dari ring akan menjadi cara terbaik untuk membuatnya mati kutu.

Sementara Andre adalah penembak tripoin yang cukup apik (37 persen di playoff). Namun, ia bukanlah tipikal pemain yang mampu membuat situasi menembaknya sendiri. Jadi, memaksa Andre menguasai bola dalam waktu lama mungkin akan cukup membantu Raptors.

Secara catatan keseluruhan, Warriors memimpin atas Raptors untuk eFG% dengan 55,6 persen berbanding 51,1 persen. Meski keunggulan efisiensi tersebut cukup tinggi, Raptors bisa memanfaatkan kecerobohan Warriors. Secara TOV%, Warriors memiliki angka yang terbilang cukup besar dengan 14,1 persen, dari 16 gim yang mereka lalui. Sementara Raptors yang sudah memainkan 18 gim rata-rata TOV% mereka berada di angka 12,2 persen.

Sayangnya, hanya TOV% lah aspek empat faktor kemenangan yang menempatkan Raptors di atas Warriors. Untuk angka OREB%, Warriors unggul 30,1 persen berbanding 22,4 persen. Sementara di aspek FTR%, Warriors tak terlalu jauh dengan 27,5 persen berbanding 26,2 persen.

Namun sekali lagi, Raptors sudah sangat teruji melawan tim yang memiliki keunggulan besar atas mereka seperti ini.  Satu hal yang tidak bisa dianggap remeh oleh Warriors. Sekali saja Warriors lengah, seperti yang dilakukan oleh Bucks kala unggul (2-0), Raptors akan memanfaatkan celah sesempit apapun untuk meraih kemenangan.

Kawhi Leonard jelas adalah pekerjaan rumah utama Warriors. Kawhi benar-benar menjadi sosok yang menyeramkan sepanjang playoff ini. Catatan 30+ poin dan 8+ rebound per gim menunjukkan betapa berharganya ia dalam permaianan Raptors. Kemungkinan besar, Kawhi akan mendapatkan penjagaan dari Klay dan Andre secara bergantian.

Tetapi, Kawhi bukanlah manusia yang benar-benar super. Ia tentu butuh dukungan lebih dari kawan-kawan setimnya. Di dua fase awal, praktis hanya Pascal Siakam yang memberi bantuan besar untuknya di sernagan. Namun, di seri melawan Bucks, bantuan tersebut juga datang dari Kyle Lowry, Marc Gasol, Norman Powell, dan Fred VanVleet.

Nama-nama di atas memberi sumbangsih besar masing-masing sesuai peran mereka. Di gim nanti, saya rasa Marc adalah salah satu penentu kemenangan. Jika ia mampu setidaknya mengemas dua digit poin di tiap gim dengan bermain efektif di area kunci ataupun di area garis luar menanti operan dari para pembawa bola utama Raptors.

Semua data dan fakta di atas membuat saya cukup yakin bahwa Raptors berpeluang besar mengejutkan Warriors. Ya, peluang mereka untuk mengejutkan Warriors sangat besar dengan gaya penampilan mereka di final Wilayah Timur. Seri ini saya prediksi akan berlangsung setidaknya hingga gim keenam. Namun sekali lagi, saya tak bisa menyebutkan pemenangnya. Yang jelas, siapapun yang unggul untuk eFG%, akan menjadi juara.

Selain itu, siapapun yang akan menjadi juara nantinya, sejarah baru akan terbuat. Jika Warriors keluar sebagai pemenang, mereka akan menjadi tim pertama yang mampu membukukan three-peat (juara tiga kali beruntun) sejak terakhir Los Angeles Lakers melakukannya pada 2000-2002. Jika sebaliknya, maka Raptors akan menjadi tim di luar Amerika Serikat pertama yang menjadi juara. Di sisi lain, bagi Kawhi Leonard, jika Raptors mampu juara, maka labelnya sebagai penghenti upaya three-peat akan semakin teruji. Sebelumnya, Kawhi dan Spurs berhasil menghentikan upaya three-peat Miami Heat di 2014. 

Foto: NBA

 

Komentar