Milwaukee Bucks telah melewati salah satu musim terbaik mereka. Bucks finis di puncak klasemen Wilayah Timur dengan rekor 60-22. Mereka bahkan mampu melaju sampai ke final wilayah di Playoff 2018-2019. Namun, mereka tumbang oleh Toronto Raptors dalam enam pertandingan.

Bucks terpaksa menyingkir dari persaingan. Mereka mengakhiri musim lebih cepat dari para finalis seperti Raptors dan Golden State Warriors. Fokus mereka pun berubah dari mengejar gelar juara ke upaya pembenahan tim. Bucks tentu ingin lebih baik musim depan. Giannis Antetokounmpo bahkan berjanji untuk mengubah timnya menjadi tim juara.

Setelah tersingkir dari persaingan, Bucks belakangan memiliki beberapa prioritas untuk dilakukan. Salah satunya mempertahankan dua bintang mereka: Khris Middleton dan Brook Lopez. Bucks berencana untuk memperpanjang kontrak mereka di jeda musim nanti.

Middleton dan Lopez memang berperan penting pada 2018-2019 ini. Mereka mampu mengangkat tim ke tempat yang lebih baik. Middleton dan Lopez bahkan sangat suportif terhadap permainan Antetokounmpo.

Kendati demikian, Middleton dan Lopez mestinya bukan satu-satunya paket prioritas di jeda musim nanti. Saya merasa Bucks perlu memasukkan satu nama lagi. Dia adalah Malcolm Brogdon.

Brogdon, 26 tahun, bermain dengan baik pada 2018-2019. Ia bahkan berhasil meningkatkan permainannya. Itu terjadi berkat perubahan susunan pelatih. Kedatangan Kepala Pelatih Mike Budenholzer berdampak baik baginya.

Brogdon bermain sebanyak 64 kali. Ia absen di sisa pertandingan karena sempat cedera kaki. Namun, ia mampu mencetak rata-rata 15,6 poin, 4,5 rebound, dan 3,2 asis. Persentase tembakannya pun relatif baik.

Pemain kelahiran Atlanta, 11 Desember 1992 itu memiliki akurasi tembakan keseluruhan mencapai 50,5 persen, tripoin 42,6 persen, dan tembakan gratis 92,8 persen. Dengan persentase setinggi itu, TS% dan eFG%-nya pun ikut tinggi. Persentasenya masing-masing 61,4 persen dan 57,5 persen. Padahal Brogdon bukanlah garda spesialis penembak. Ia bahkan bermain sebagai forwarda ketika kuliah.

Saya melihat banyak hal pada Brogdon. Ia merupakan salah satu garda dua sisi (two-way) terbaik. Ia menyulitkan lawan ketika menyerang dan bertahan. Brogdon bahkan mampu melantun bola, menembak, dan mengatur permainan. Ia salah satu pemain yang tidak banyak melakukan kesalahan. Jumlah kesalahan berujung serangan baliknya (turnover) hanya 1,4 per pertandingan.

Dengan kemampuannya, Brogdon hampir bisa memainkan segala peran dalam tim. Namun, sebagai pencetak poin, ia belum bisa masuk sebagai opsi pertama. Bucks masih memiliki Antetokounmpo. Brogdon setidaknya bisa masuk sebagai opsi keempat atau kelima di samping Middleton, Lopez, dan Eric Bledsoe. Ia bahkan bisa menjadi opsi pertama atau kedua ketika bermain sebagai unit kedua (cadangan).

Manfaat keberadaan Brogdon juga terpampang lewat net rating. Net rating merupakan bagian statistik yang mengukur perbedaan poin tim per 100 penguasaan bola. Rumusnya sederhana: Offensive rating dikurangi defensive rating.

Brogdon memiliki offensive rating 112,1 dan defensive rating 101,6. Maka, jika dihitung, net ratingnya mencapai 10,5. Ia mengalami peningkatan pesat karena musim lalu nilainya minus (-2,4). Perubahan Brogdon, seperti ditulis sebelumnya, disebabkan oleh perubahan susunan pelatih. Rezim sebelumnya tidak menggunakan Sang Garda dengan benar.  

Kendati demikian, Brogdon selalu punya potensi untuk berkembang. Ia selalu punya sesuatu yang mengejutkan. Ia dulu hanyalah ruki pilihan putaran kedua. Namun, Brogdon mampu menjadi ruki terbaik NBA 2016-2017. Ia mengalahkan senter Philadelphia 76ers Joel Embiid yang saat itu sakit-sakitan.

Selain itu, saya juga melihat perkembangan yang bagus dalam diri Brogdon di playoff 2018-2019. Meski sempat cedera, ia rupanya bisa bangkit secepat mungkin. Dalam tujuh pertandingan, ia mengoleksi rata-rata 13 poin, 4,9 rebound, dan 3,4 asis.

Persentase tembakannya di playoff juga sama baiknya dengan musim reguler. Tembakan keseluruhannya mencapai 44,9 persen, tripoin 37,8 persen, dan tembakan gratis 63,6 persen. TS% dan eFG%-nya juga masih di atas 50 persen.

Ketika bertahan, Brogdon menjadi potongan penting Bucks. Ia mampu mempersulit lawan untuk menembus pertahanan. Dalam salah satu kesempatan, ia bahkan mempersulit forwarda Toronto Raptors Kawhi Leonard di Final Wilayah Timur.

Saya kira mustahil mematikan pemain seperti Leonard, tetapi Brogdon setidaknya membuat bintang Raptors itu bekerja keras. Brogdon menahan Leonard dengan hanya membiarkannya memasukkan 9 dari 22 tembakan dalam 77 penguasaan bola.

Sayangnya, Brogdon tidak bisa konsisten menahan Leonard di final wilayah. Ia pandai bertahan, tetapi tidak memiliki kecepatan yang cukup untuk terus mengawal ketat lawannya. Akibatnya, Leonard mengeksploitasi kelemahannya, terutama ketika pertandingan semakin larut dan energi pun terkuras.

Meski demikian, seperti saya bilang, Brogdon selalu punya potensi untuk berkembang. Bucks harus menaruhnya sebagai prioritas di jeda musim nanti.

Selama ini, Brogdon bermain dengan kontrak minimum. Ia akan menjadi pemain bebas terbatas pada musim panas mendatang. Brogdon bisa saja pergi seandainya ada tim yang menginginkannya. Namun, Bucks punya kesempatan merekrutnya kembali dengan kontrak yang lebih layak. Apalagi Brogdon telah membuktikan kualitasnya selama satu musim ini. (GNP)

Foto: NBA

Komentar