Pengelola tim Bogor Siliwangi menolak bila mereka disebut mundur dari Indonesia Basketball League (IBL). Pencabutan lisensi tersebut juga dianggap sepihak, karena manajemen sedang menyelesaikan masalah internal mereka. Siliwangi kini berusaha agar mereka tetap ikut liga musim depan.
Benang kusut tim Siliwangi dimulai ketika pemilik klub sedang mengalami masalah dengan bisnis pribadinya. Masalah tersebut berimbas pada klub Siliwangi. Akhirnya, pemilik memberi mandat kepada Adinandra Sidabutar sebagai Direktur Operasional untuk mengelola Siliwangi.
"Lebih dulu saya jelaskan bahwa kami sudah berusaha melewati musim lalu dengan baik. Namun tidak berlangsung mulus karena beberapa kendala terjadi di tim ini. Saat terjadi kendala finansial, terjadi pula aksi mogok latihan dari pemain. Ini memang mengganggu stabilitas tim," kata Adinandra, Selasa 28 Mei 2019.
Masalah gaji mencuat ke permukaan. Hingga IBL turun tangan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun Adinandra menyayangkan keputusan IBL yang mencabut lisensi Siliwangi. Ditambah lagi, dalam berita yang dilansir situs resmi iblindonesia.com, disebutkan bahwa tim Bogor Siliwangi terpaksa mengundurkan diri.
Adinandra keberatan bila mereka disebut mengundurkan diri. Sebab, saat pertemuan dengan pihak IBL di Jakarta, tidak ada pembahasan tentang pengunduran diri. Selain itu pengelola Siliwangi sampai hari ini tidak pernah mengirimkan surat pengunduran diri ke IBL.
"Saat itu, pihak kami memang menyatakan bahwa tidak sanggup untuk menyelesaikan masalah finansial. Tetapi bukan berarti kami mundur dari liga. Sebab kami sedang melakukan pembicaraan dengan investor. Ketika ada pencabutan ini, maka seolah-olah IBL tidak memberi kami waktu untuk menyelesaikan permasalahan internal kami," imbuh Adinandra.
Pihak IBL dan Siliwangi, yang diwakili oleh Adinandra, bertemu pada 25 April 2019. Pembicaraan itu terkait dengan penyelesaian hak-hak pemain oleh Siliwangi yang belum diselesaikan. Termasuk dengan dana jaminan yang harus diberikan sebagai komitmen pihak Siliwangi kepada liga. IBL memberikan dua syarat tersebut kepada Siliwangi bila mereka tetap ingin berkompetisi musim depan. Siliwangi diberi tenggat hingga 20 Mei 2019.
Sampai batas waktu yang sudah ditentukan, Hasan Gozali selaku Direktur IBL menyatakan tidak menerima surat jawaban resmi dari pihak PT Neosport Maung Internasional (PT NMI) selaku pengelola Siliwangi. Akhirnya pada 27 Mei 2019, IBL mengeluarkan surat keputusan untuk mencabut lisensi keikutsertaan di liga.
"Saya menilai keputusan yang diambil oleh IBL itu sepihak. Sebab saat pertemuan di Jakarta, saya memang menyatakan Siliwangi sedang punya masalah finansial. Pihak kami pun tidak tinggal diam. Setelah pertemuan itu, ternyata ada investor yang tertarik dengan tim ini. Soal pemain, kami juga membicarakan dengan investor baru tersebut. Hanya saja kami memang tidak bisa memberi jawaban secara langsung. Karena sedang bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya," katanya.
Berbicara tentang nasib pemain, Adinandra juga tidak setuju dengan pernyataan IBL. Ia menyatakan bahwa pemain akan bertatus bebas agen (free agent), ketika lisensi dicabut. Karena pada dasarnya pemain masih terikat kontrak dengan PT NMI.
"Kalau lisensi kami dicabut secara sepihak, ditambah dengan pemain jadi free agent, maka IBL harus bertanggung jawab dengan keputusan tersebut. Dengan kata lain, mereka harus punya solusi tentang hak-hak pemain. Karena kami (Siliwangi) tetap ingin ikut liga musim depan, serta berusaha menyelesaikan masalah finansial yang kami alami. Tetapi kami butuh waktu untuk menyelesaikan masalah tersebut," jelas Adinandra.
Adinandra menambahkan bahwa tim Bogor Siliwangi musim lalu tampil baik, meski dilanda masalah finansial. Mereka bisa mengumpulkan lima kemenangan dari 18 laga. Mereka juga pernah mengalahkan Stapac Jakarta dan Pelita Jaya Basketball Club. Dari sisi lainnya, Adinandra mengaku bahwa Siliwangi didukung penuh oleh Pemerintah Kota Bogor. Mereka juga tengah membangun basis penggemar basket di kota tersebut. (tor)
Baca Juga: IBL Cabut Lisensi Bogor Siliwangi
Foto: Hariyanto