IBL mencabut lisensi Siliwangi Bogor. Ini dilakukan karena pengelola tim Siliwangi tidak mampu melunasi tunggakan gaji pemain. Pihak IBL sebelum mengambil keputusan tersebut sudah melalui proses panjang. Bahkan memanggil pihak pengelola Siliwangi sebelumnya.
Direktur IBL Hasan Gozali menceritakan kronologis sebelum pencabutan lisensi tersebut. Ia mengatakan bahwa setelah musim berakhir, IBL masih mendapatkan keluhan dari pemain dan ofisial soal tunggakan gaji. "Kami sudah dua kali mengirimkan surat pada pengelola Siliwangi. Dalam hal ini adalah PT Neosport Maung Internasional. Surat tersebut bertujuan memanggil pihak Siliwangi untuk menjelaskan masalah tersebut. Setelah musim reguler berakhir, kami mengirimkan surat ke Siliwangi. Dua kali kami mengirimkan surat tersebut. Intinya menanyakan kepada pihak Siliwangi terkait tunggakan gaji pemain. Kami pihak liga ingin tahu penyelesaian masalah tersebut," ungkap Hasan.
Akhirnya pada panggilan ketiga, Siliwangi memberi jawaban. Mereka mengirimkan perwakilan untuk bertemu dengan Hasan Gozali, pada 25 April 2019 lalu. Pada pertemuan tersebut, IBL juga menanyakan kejelasan Siliwangi, termasuk komitmen untuk ikut serta di IBL musim depan.
"Kami memberi Siliwangi syarat, kalau mereka masih ingin ikut liga musim depan, maka harus diselesaikan dulu permasalahan gaji pemain. Ternyata tidak dipenuhi oleh Siliwangi, hingga batas akhir 20 Mei lalu," kata Hasan. "Akhirnya, kami memutuskan untuk mencabut lisensi Siliwangi."
Hasan berpendapat, masalah Siliwangi ini sangat mengganggu liga. Karena ketika Siliwangi tidak sehat secara tim, maka liga juga kena imbasnya. Lebih baik liga berjalan dengan sembilan tim yang sehat saja.
PT NMI sekarang sudah tidak punya lisensi lagi. Artinya, kini lisensi tersebut bisa dibeli oleh siapa saja. Hasan membeberkan bahwa sudah ada beberapa tim yang mau membeli lisensi itu.
"Kalau tim baru beli lisensi ke PT Neo, tidak ada gunanya. Karena mereka tidak punya lisensi. Sekarang sudah ada beberapa pihak yang menyuarakan ketertarikan untuk masuk ke liga. Namun kami mencari yang visinya sama dengan IBL. Mudah-mudahan ada klub yang bisa memenuhi kriteria tersebut," ucap Hasan.
Kasus Siliwangi sebenarnya sudah sejak lama diketahui publik. Hasan mencatat bahwa mereka sudah menunggak gaji pemain sejak bulan Januari 2019. Pihak IBL pun akhirnya mengambil sikap tegas setelah beberapa kali mencoba menyelesaikan masalah tersebut dengan pengelola tim Siliwangi.
"Keputusan yang kami ambil ini tidak sembarangan. Liga tidak serta merta mencabut lisensi. Semua proses sebelum pencabutan ini terekam dan ada catatannya," jelasnya.
Bogor Siliwangi merupakan klub yang sebelumnya bernama Bandung Utama. Pengelolanya PT Bandung Utama Raya. Pada musim 2016-2017, PT BUR mengganti nama Bandung Utama menjadi Siliwangi Bandung. Kemudian musim berikutnya, pengelola tim Siliwangi Bandung berpindah tangan ke PT Neosport Maung Indonesia. Setelah itu, pada musim 2018-2019, mereka pindah dari Bandung ke Bogor. Sehingga namanya berubah menjadi Siliwangi Bogor. (tor)
Foto: Hariyanto