Laiknya perusahaan olahraga lainnya, Under Armour sebagai perusahaan terbuka wajib melaporkan pendapatannya dalam jangka waktu tertentu. Minggu ini, pabrikan yang berpusat di Baltimore ini melaporkan hasil pendapatannya pada kuarter pertama 2019 dipimpin oleh Kevin Plank selaku CEO.
Dilansir dari CNBC, Plank menyebut pendapatan yang diraih meningkat diluar prediksi. Pencapaian itu didapat dari penjualan perlengkapan olahraga lari yang meningkat tajam. Bidang ini menyumbang angka penjualan bruto hingga AS$2,1 Milyar. Angka tersebut memenuhi ekspektasi para pemegang saham yang mematok angka penjualan aman pada AS$1,18 Milyar.
Dampak yang ditimbulkan pun tidak hanya tentang angka penjualan produk. Nasib saham Under Armour di Bursa Saham Amerika Serikat pun membaik dengan adanya peningkatan pembelian hingga 34% dari tahun lalu. Peningkatan itu setara dengan AS$10,6 Milyar. Bila dikonversi dalam bentuk prosentase total, penjualan di kawasan Amerika Utara turun 3% sementara penjualan global meningkat 27%.
Dwayne "The Rock" Johnson untuk poster promosi Under Armour "Project Rock".
Ada beberapa kebijakan yang diambil dalam peningkatan pendapatan. Di antaranya adalah efektivitas pegawai, perbaikan sistem pergudangan, dan fokus produksi untuk sepatu baru juga produk wanita. Di daftar produk terlaris datang dari sepatu mereka: Curry 6, Project Rock, dan HOVR.
Proyeksi ke depan pun telah disampaikan. Under Armour akan tetap fokus dalam memproduksi perlengkapan olahraga. Kevin Plank menegaskan perusahaan yang ia pimpin tidak tergoda dengan tren athleisure atau streetwear yang saat ini tengah naik daun. “Kami akan terus fokus dengan apa yang kami lakukan agar nama kami semakin di kenal,” ujar Plank terkait visinya ini. Keputusan ini berbanding terbalik dengan merek-merek seperti Nike, adidas, Reebok, Diadora, Lotto, Fila, dan lain sebagainya. Mereka adalah deretan merek olahraga yang juga memproduksi busana bernuansa kasual demi mengikuti tren fesyen dunia.
Capaian itu juga dipengaruhi dengan masyarakat Indonesia yang mulai membuka mata dengan olahraga. DBL Store sebagai retailer resmi Under Armour di Indonesia menampilkan tren positif sejak pertama kali mendatangkannya pada 2015. Gerai yang bernaung di bawah PT DBL Indonesia itu menjual bermacam pernak-pernik olahraga Under Armour. Tentu produk basket menjadi andalan, terutama segala produk yang berkaitan dengan Stephen Curry. (ajb)
Foto: Under Armour