NBA terkenal ketat dalam aturan antidoping. Mereka kembali menghukum pemainnya yang melanggar aturan. NBA memberhentikan dan mendiskualifikasi garda Indiana Pacers, Tyreke Evans, pada Jumat 17 Mei 2019 waktu setempat.
Evans kabarnya melanggar aturan program antidoping NBA dan NBPA. Namun, liga termasuk asosiasi pemain dan klub, tidak menyebutkan pelanggarannya. Mereka memang dilarang untuk mengungkap hal itu ke publik, kecuali soal penangguhan.
Akibat perbuatan itu, Evans tidak bisa bermain di NBA selama dua tahun. Ia baru bisa kembali lagi setelah itu. Itu pun harus dengan persetujuan NBA.
Menurut pedoman NBA, seorang pemain memang dapat diberhentikan dan didiskualifikasi jika dinyatakan positif menggunakan obat-obatan terlarang. Seorang pemain juga bisa dinyatakan bersalah atau mengaku bersalah atas penggunaan, kepemilikan, atau distribusi obat-obatan terlarang.
Sementara itu, Pacers—sebagai klub yang menaunginya—sudah mengetahui masalah Evans. Manajer Umum Kevin Pritchard menolak untuk berkomentar lebih lanjut. Namun, mereka akan terus mendukung pemainnya, juga menawarkan bantuan seandainya dibutuhkan.
Pacers tampak serius menanggapi masalah itu.
Evans, 29 tahun, bermain bersama Pacers pada 2018-2019. Ia mencetak 10,2 poin, 2,9 rebound, dan 2,4 asis dengan menit bermain mencapai 20,3 menit per pertandingan. Ia baru akan menjadi pemain bebas musim ini, tetapi masalah doping rupanya merenggut kariernya.
Sebelum ini, ada beberapa pemain yang mengalami hal serupa. O.J. Mayo (2016) dan Chris Andersen (2017) diberhentikan dan didiskualifikasi karena melanggar aturan antidoping.
Setelah dua tahun, Mayo rupanya tidak kembali ke NBA. Ia belakangan bermain di Cina Taipei. Sementara itu, Andersen belum lewat masa hukumannya. Ia pun terjun ke kompetisi 3x3 bersama klub Power dalam BIG3. (GNP)
Foto: NBA