Final NBA dan Paradoks Kevin Love

| Penulis : 

Dua musim terakhir, Final NBA selalu mempertemukan dua tim yang sama, Golden State Warriors sebagai juara wilayah Barat, dan Cleveland Cavaliers sebagai penguasa dari Timur. Tahun lalu (2015), Warriors berhasil mengalahkan Cavs lewat sebuah pertandingan final yang antiklimaks. Tahun ini keduanya kembali bertemu, dalam situasi yang jauh lebih baik, tetapi seolah membuka tabir misteri yang dipenuhi sebuah keanehan: Kevin Love.

Bersiaplah untuk membaca ulasan saya yang bisajadi berbau mistis. Mari kembali ke dua tahun lampau, 2014.

Kevin Love dan Minnesota Timberwolves (timnya saat itu) baru saja mengakhiri musim dengan rekor 40-42, membuat Timberwolves absen dari playoff selama sedekade.

Love adalah bintang utama Timberwolves saat itu. Tak ada yang meragukan kalau ia adalah power forward terbaik saat itu. Kemampuan offense yang luas, kemampuan passing di atas rata-rata bigman, juga agresivitas dalam beradu rebound. Akumulasikan ketiga hal itu dan kurangi kemampuan defensenya yang buruk, maka ia tetap jadi power forward terbaik di liga. Rataannya selama empat tahun pertama di dekade 2010-an di atas 20 poin dan 10 rebound.

Saat itu, Kevin Love adalah komoditas besar, terlebih ia merasa tak betah dengan Timberwolves yang minim prestasi. Dan tim pertama yang mencoba menggapai Kevin Love adalah Golden State Warriors.

Golden State Warriors berupaya untuk mendapatkan Love dengan membarter David Lee, Klay Thompson. Timberwolves tak menurut, mereka meminta Warriors menambahkan Harrison Barnes dalam trade itu. Negosiasi menjadi alot dan makin tak karuan manakala LeBron James kembali ke Cleveland yang saat itu juga mempunya draft pick nomor satu (Andrew Wiggins).

Akhirnya trade antara Warriors dengan Timberwolves batal, jadilah Kevin Love dipinang oleh Cavaliers yang tanpa segan-segan menghibahkan Andrew Wiggins bagi Timberwolves.

Saat itu, publik terpecah. Beberapa merasa kalau Wiggins punya bakat yang luar biasa dan akan sangat terbantu dengan LeBron James. Tapi James tak punya banyak waktu, ia membutuhkan pemain yang sudah matang dan siap membantunya menakhodai Cavaliers. Begitulah pendapat banyak orang terpecah saat itu.

Peran Kevin Love tereduksi sangat banyak, ia kesulitan beradaptasi dengan kultur ala LeBron. Akhirnya keberadaannya seperti tak terasa, meskipun James bisa jadi beranggapan kalau tiba di playoff nanti, Love akan mampu menjadi katalis manakala ia dan Irving tengah buntu dalam offense.

Namun pada akhirnya, tulang bahunya tergeser, ia gugur di ronde pertama playoff. Yang berarti, keberadaan Kevin Love tidak lagi relevan bagi LeBron James dalam mengarungi playoff tahun 2015 itu. Dengan susah payah ia tiba di final. Mugkin saja, terlintas bagaimana jadinya semisal ada pemain seperti Andrew Wiggins yang membantu meringakan bebannya saat itu.

Di kubu Warriors, dengan batalnya trade itu, Klay Thompson seolah menebus kepercayaan eksekutif Warriors dan bersama Steph Curry membawa Warriors memasuki Final 2015, menghadapi Cavaliers, tim dari Kevin Love.

Dan seperti yang kita ketahui, Warriors memenangkan final ini. Tapi bagaimana jadinya apabila, Warriors memilih Kevin Love dibanding Klay Thompson Harrison Barnes dan David Lee? Dan Cavaliers tetap memiliki Andrew Wiggins? Akankah keduanya tetap bertemu di final? Akankah hasilnya berubah?

Mari kembali ke tahun ini, keduanya kembali bertemu, Warriors berhasil membuat rekor NBA, dan tentu berkat ketidakberadaan Kevin Love di sana. Berbeda dengan itu, Cavaliers sedikit banyak turut merasakan sumbangsih Kevin Love di regular dan playoff, tidak seperti tahun sebelumnya. Tapi lagi-lagi kita hanya bisa membayangkan, betapa eksplosifnya Cavaliers apabila ada Andrew Wiggins di sana.

Tiga pertandingan final 2016 telah berlalu. Dan, sekali lagi, Kevin Love menjadi pembeda tahun ini. Dua game pertama di Oracle Arena, Cavaliers jadi bulan-bulanan Warriors, lengkap dengan Kevin Love di starting line-up. Malangnya ia terkena cedera setelah kepalanya terbentur siku Harrison Barnes di kuarter tiga game kedua.

Ia tak diizinkan bermain di game ketiga. Dan justru ketidakberadaannya di lapangan membuat Cavs mampu membalikan keadaan dan menang 120-90 atas Warriors. Ya, bahkan Stev Kerr mengakui, ada tidak adanya Kevin Love tidak akan mengubah hasil di game ketiga ini.

Dengan tidak adanya Kevin Love yang sangat buruk dalam defense, Tyron Lue dimungkinkan untuk memasukkan pemain veteran nan cerdik macam Richard Jefferson, dan membuat Tristan Thompson jadi bigman tunggal, tanpa bantuan. Hasilnya sangat efektif terutama dalam hal defense.

Tunggu, ini aneh betul bukan? Cavaliers mengorbankan Andrew Wiggins untuk mendapatkan Kevin Love yang nantinya diharapkan mampu membantu Cavaliers mendapatkan gelar juara. Tapi dengan membeli Kevin Love, mereka telah membantu skuad Golden State Warriors tetap utuh sehingga bisa mengalahkan mereka di final. Itu keanehan pertama

Keanehan kedua. Tahun lalu ketidakberadaan Kevin Love dijadikan penyebab utama kegagalan Cavaliers mengalahkan Warriors di final. Kini, dengan keberadaan Kevin Love, mereka malah dibantai habis-habisan. Ketika ia tidak bermain, Cavaliers malah mampu membantai Warriors.

Keanehan ketiga (di luar konteks final). Dengan hengkangnya Kevin Love ke Cavaliers mengakibatkan Timberwolves mendapatkan dua draft pick nomor satu dua tahun berturut (Andrew Wiggins, Karl Anthony Towns). Dalam sekejap Timberwolves berubah jadi tim dengan aset pemain muda terbaik di NBA. Dan tim ini mampu mengalahkan Warriors di kandang, dan selalu jadi musuh yang sangat berat untuk Warriors.

Saya pun terkejut ketika menyusun ulang puzzle sejarah yang telah dihiasi dengan paradoks-anomali Kevin Love ini. Kevin Love seorang telah mengubah seluruh NBA jadi tempat yang sama sekali berbeda.

Andaikata Warriors tak juara tahun lalu (akibat keberadaan Kevin Love), bisa jadi tim yang menginvestasikan serangan mereka lewat tripoin tak akan sebanyak sekarang. Spurs tak akan membuat trade besar untuk mendapatkan LaMarcus Aldridge. OKC Thunders bisa saja jadi juara karena Warriors dan Spurs tak sebaik sekarang. Atau mungkin juga LeBron James akan mengoleksi empat cincin juara NBA di akhir musim ini. Bisa jadi Karl Anthony Towns menjadi seorang pemain Lakers dan membuat Kobe Bryant tak jadi pensiun.

Dan juga kemungkinan-kemungkinan lain. Semua karena Kevin Love.

Foto: NBA

Populer

Golden State Warriors Terjun Bebas
LeBron James Menangkan Lakers di Tengah Drama dan Kekacauan Utah Jazz!
Rumor NBA, Dua Pemain Dikaitkan Dengan Dallas Mavericks
Steve Kerr Merindukan Kevin Durant
Kyrie Irving Sebut Celtics Sebagai Tim Super
Giannis Antetokoumpo Cetak Sejarah Saat Bucks Menggilas Wizards
LeBron James Ingin Pensiun Sebelum Masa Jayanya Berakhir
Donovan Mitchell Meledak di Kuarter Keempat, Hentikan Tren Positif Celtics
Hanya James Harden & Stephen Curry yang Capai 3 Ribu Tripoin
Victor Wembanyama Pimpin Spurs Kalahkan Kings Dengan Penampilan Terbaiknya