Harry Froling tidak pernah merasa pantas untuk bermain di NBA. Namun, semuanya berubah setelah ia berkarier di NBL Australia selama semusim ini. Apalagi ia baru menyabet gelar ruki terbaik di liga basket tertinggi di negaranya. Harry mulai yakin untuk melangkah ke jenjang profesional Amerika Serikat.

Harry belakangan ini bahkan tengah sibuk menyiapkan diri untuk uji coba bersama beberapa klub NBA. Menurut laporan Nick Metallinos, ESPN, pemain Adelaide 36ers itu mendapat panggilan dari Boston Celtics, New York Knicks, Oklahoma City Thunder, Utah Jazz, New Orleans Pelicans, dan San Antonio Spurs.

Harry akan memulai uji coba itu pada 10 Mei mendatang.

“Saya harus mencoba dan mendapatkan yang terbaik, itu salah satu hal besar, mencoba membiasakan diri dengan cara bermain di sini—cara main di sini berbeda dengan Australia,” ujar Harry tentang basket Amerika Serikat, seperti dikutip ESPN. “Saya tahu itu dari apa yang saya alami di perguruan tinggi, dan NBA, itu sungguh berbeda.”

Meski tidak tahu apa yang diharapkan dari uji coba nanti, Harry mencoba untuk memaksimalkan potensinya. Ia percaya timnya akan membuat ia siap. Apalagi Ronnie Taylor, penggemblengnya, juga memberikan berbagai macam menu latihan, terutama yang mungkin muncul di uji coba nanti.

Bagi Harry, uji coba itu penting. Sebab, uji coba akan membuka jalan kariernya ke NBA. Jika ia berhasil mengesankan klub-klub yang mengundangnya, ia bisa saja terpilih di draft musim panas nanti atau uji coba lagi sebagai pemain non-draft.

Dengan begitu, Harry pun bekerja keras untuk melatih diri. Bekas pemain Southern Methodist University dan Marquette University itu sadar ia tidak punya banyak waktu untuk menyesuaikan, tetapi bisa belajar sambil jalan. Ia bahkan menonton banyak rekaman pertandingan. Salah satunya menonton permainan bintang Denver Nuggets, Nikola Jokic.

Harry dan Jokic punya kesamaan. Mereka bermain sebagai pemain besar (bigman). Harry juga mampu menjadi senter. Ia berusaha untuk serba bisa. “Dan saya bisa menembak, jadi saya juga bisa menjadi stretch four,” katanya.

Sementara Harry berlatih keras, Shane Froling, ayahnya, terus memberi dukungan untuknya. Shane merupakan pelatih World Basketball Academy (WBA) yang turut melatih di Honda DBL Camp. Ia senang ketika anaknya memutuskan untuk melangkah ke tingkat yang lebih tinggi.     

“Ketika ia bermain di NBL melawan pemain-pemain dengan pengalaman di NBA, ia sadar ia cukup bagus untuk bersaing,” ujar Shane kepada Mainbasket. “Ia mencetak 26 poin melawan Andre Bogut dan mengalami peningkatan pesat tahun ini. Jadi, itu merupakan keputusan yang bagus, untuk mencoba mendapatkan tempat di NBA.”

Shane sebenarnya tidak ingin berasumsi apa pun. Ia dan keluarga hanya akan mendukungnya dari rumah selagi Harry berlatih bersama tim pengembangannya di Miami, Florida, Amerika Serikat.

Shane percaya anaknya akan bekerja keras. Sebab, kerja keras akan menunjukkan hasilnya.

“Sekarang terserah padanya dan kerja kerasnya di Amerika Serikat. Saya percaya ia akan berlatih bersama Amar’e Stoudemire juga,” kata Shane.

Basket sendiri sejauh ini telah menjadi bagian penting dalam hidup keluarga Froling. Mereka hidup bersama olahraga permainan itu. Shane berkarier selama 20 tahun di Australia. Jenny, istrinya, merengkuh empat gelar juara WNBL. Sam Froling, anak terakhir keluarga Froling, bahkan baru meneken kontrak bersama Illawara Hawks di Australia.

Sementara itu, si kembar Keely dan Alicia Froling punya jalannya masing-masing. Keely akan bermain di kejuaraan dunia 3x3 di Amsterdam, Belanda. Alicia baru saja lulus kuliah dan akan melanjutkan karier ke jenjang profesional di Australia atau Eropa.

Harry sendiri baru saja melewati satu musim terbaiknya sebagai ruki. Ia bersiap untuk menghadapi tantangan selanjutnya. (GNP)

Foto: Abraham Buwana/DBL Indonesia dan NBL Australia

Komentar