Manusia tidak mungkin berhenti berkomunikasi. We can not not to communicate—begitu istilahnya dalam ilmu komunikasi. Sebab, manusia menggunakan simbol tertentu untuk menyatakan maksud. Kita berinteraksi dengan itu. Bahkan diamnya seseorang tetap berujung suatu maksud.
Saya rasa tidak ada negara di dunia ini yang tidak memiliki tradisi penggunaan simbol-simbol tertentu dalam sejarah mereka. Amerika Serikat yang adidaya pun termasuk negara dengan tradisi penggunaan simbol-simbol yang kuat.
Liga basket Amerika Serikat (NBA), misalnya, sedikit-banyak merepresentasikan hal itu.
Sebagai contoh, coba tengok bagaimana Portland Trail Blazers menggunakan dasi kupu-kupu di semifinal Wilayah Barat pada playoff 2018-2019 ini.
Jajaran pelatih Blazers mengenakan dasi kupu-kupu sebagai simbol penghormatan untuk koordinator video Jonathan Yim. Mereka mengenakannya pada pertandingan kedua, Rabu 1 Mei 2019 lalu.
Jusuf Nurkic, senter Blazers yang tengah cedera, juga muncul di arena di pertandingan keempat dengan kaus bergambar dasi kupu-kupu. Ia mengenakan kaus itu untuk Yim.
Yim mengalami kecelakaan pada 24 April, sehari setelah Blazers memenangkan putaran pertama melawan Oklahoma City Thunder. Yim dan keluarganya selamat, tetapi ia harus menjalani perawatan di rumah sakit, sehingga tidak bisa menemani Blazers di semifinal wilayah.
Dasi kupu-kupu menjadi pengganti Yim di lapangan—semacam representasi dirinya. Sebab, dasi kupu-kupu merupakan tradisi lama Yim. Ia selalu mengenakannya setiap Rabu di pertandingan kandang. Setiap kali ia mengenakan dasi kupu-kupu, Blazers berhasil memenangkan pertandingan. Mereka memiliki rekor menang 10-0 ketika Yim mengenakan itu.
“Dasi kupu-kupu tidak terkalahkan musim ini,” ujar Kepala Pelatih Blazers Terry Stotts seperti dikutip The Athletic.
Lewat penuturan pelatih dan pemain Blazers, sosok Yim memang terasa penting. Ia bukan sekadar orang asing dengan dasi kupu-kupu. Yim justru sosok yang disenangi. Ia dicintai.
Pagi hari menjelang pertandingan kedua, di mana dasi kupu-kupu itu pertama kali muncul di playoff, para pemain berencana mencuri kemenangan dari Denver Nuggets. Saat itu mereka tengah tertinggal 0-1. Yim menjadi semacam motivasi lebih untuk melawan Nuggets.
Para pemain bahkan pemain membicarakannya di grup percakapan mereka.
“Kami ingin memenangkan pertandingan ini untuknya,” kata Rodney Hood, yang mencetak 15 poin dari bangku cadangan sekaligus menjadi pahlawanan kemenangan pertandingan kedua. “Kami mengatakan itu di grup percakapan kami, bahwa kami ingin berada di sana untuknya, dan ‘Menang untuk Yim.’ Kami ingin memenangkan seri ini untuknya juga. Kami bahkan menulisnya di papan tulis sebelum pertandingan.”
Meski raga Yim berada jauh dari Denver, jiwanya tidak pernah jauh dari tim. Semangatnya menular kepada semua penggawa Blazers, termasuk jajaran pelatih. Sebelum pertandingan kedua, ia bahkan sempat mengirim pesan singkat kepada forwarda Maurice Harkless. Ia juga mengirim instruksi lewat pesan teks kepada garda C.J. McCollum pada jeda babak pertama.
McCollum tampil panas setelah menerima pesan itu. Blazers seperti disetir oleh orang yang dicintainya. Yim memberikan semacam energi lebih kepada mereka. Ia sendiri telah merasa dihargai.
“Hari ini adalah pengingat yang luar biasa akan komunitas pelatih, pemain, dan staf pendukung yang luar biasa yang membentuk keluarga pemain Blazers,” kata Yim melalui pesan teks kepada The Athletic Rabu lalu. “Kemenangan malam ini membuat saya sangat dicintai, bangga, dan bersyukur menyebut mereka sebagai teman dan keluarga saya.”
Sampai saat ini, Blazers masih berjuang untuk memenangkan pertandingan lainnya. Mereka ingin menembus final, bukan hanya untuk Yim, tetapi juga para pendukung dan siapa pun yang menyenangi Blazers.
Yim hanyalah satu dari sekian banyak motivasi Blazers untuk bermain di tingkat selanjutnya.
Foto: NBA