Dengan kemenangan 135-102 (4-1) atas Boston Celtics hari ini (26 Mei, waktu Indonesia), Cleveland Cavaliers memastikan langkah mereka ke Final NBA 2016-2017. Cavs akan menghadapi lawan yang sudah mereka hadapi di dua musim terakhir berturut-turut, Golden State Warriors. Yap, ini adalah final ketiga bagi kedua tim ini, kedudukan juara, imbang 1-1.

Pertemuan ketiga dengan para pemain yang tidak banyak berubah membuat kedua tim harusnya sudah sama-sama mengerti gaya bermain lawan masing-masing. Warriors masih setia dengan komposisi para pemain kecil (small line-up) mereka yang sudah diterapkan sejak final jilid pertama dua musim lalu. Cavs bisa dibilang menerapkan gaya yang serupa musim ini. Dengan empat pemain berada di luar garis tripoin, dan hanya menyisakan satu pemain di dalam paint area. Duel memperebutkan bola pantul mungkin tidak banyak terjadi. Tapi akan menjadi sangat krusial nantinya.



Menyambung urusan rebound, jelas para bigman adalah yang paling harus dicermati. Bila Warriors mempertahankan starter mereka layaknya di hampir seluruh laga musim reguler, maka Zaza Pachulia adalah center mereka. Zaza sebagai mana kita tahu adalah pemain yang memiliki fisik yang biasa saja untuk seorang bigman NBA. Tingginya bisa dibilang rata-rata sementara bentuk tubuhnya juga tidak terlalu atletis. Gerakannya pun cenderung lamban dan tidak eksplosif. Banyak pengamat mempertanyakan apa yang diharapkan Warriors dari Zaza.

Tetapi kemampuan pick and roll Zaza di atas rata-rata. Ia juga masih bisa melakukan tembakan di sekitar perimeter. Sayangnya di seri terakhir melawan Spurs, Zaza mengalami cedera pada tumit kanannya yang memaksa perubahan starter di Warriors.

Bila mereka mempertahankan adanya center murni, maka JaVale McGee adalah harapan Warriors selanjutnya. Tinggi menjulang, atletis dan tidak ragu untuk bertarung saat adu memperebutkan rebound. Kemampuan bertahannya juga sangat bagus dengan bentang tangan yang panjang, blok pun mudah dilakukan. Di barisan cadangan masih ada deretan pemain muda macam James McAdoo, Kevon Looney dan Damian Jones yang mungkin saja diberi kesempatan.

Bergeser ke Cavs, posisi ini resmi menjadi milik Tristan Thompson seutuhnya sepanjang musim reguler dan playoffs. Tristan sendiri sudah sangat tersohor dengan kemampuan membaca arah bola, box out dan kegigihannya dalam mencari bola yang luput sasaran. Rataan rebound yang nyaris mendekati 10 kali per laga adalah bukti kemampuan Tristan di situ. Selain itu kemampuan pick and roll Tristan juga cukup bagus. Apalagi koneksinya dengan Kyrie Irving sering memudahkan Tristan mendapatkan dunk-dunk mudah. Dalam segi bertahan, kemampuan Tristan yang terbaik adalah bagaimana ia melakukan penjagaan tanpa terkena foul.

Untuk cadangan pun Cavs masih bisa mengandalkan Channing Frye dan Edy Tavares. Kemampuan Frye dalam menyerang berpusat pada kemampuan tembakan tripoinnya. Bahkan Frye termasuk pemain dengan presentase tembakan tripoin lebih dari 40 persen. Untuk duel di area ini, Cavs lebih unggul.



Bergeser ke pertarungan antar power forward. Kedua tim mengandalkan power forward yang mampu beroperasi di dalam area tripoin ataupun di luar area tripoin. Kemampuan umpan para power forward kedua tim juga sama baiknya. Dengan gaya bermain seperti ini, para power forward ini biasa disebut sebagai “stretch four”. Warriors bergantung pada Draymond Green sementara Cavs bergantung pada Kevin Love.

Tapi rasanya kedua pemain ini tidak akan terlalu sering bertemu pada laga final nanti. Green yang merupakan salah satu pemain bertahan terbaik di liga sepertinya akan ditugaskan menjaga LeBron James. Jadi kemungkinan besar pertemuan Green dan Love hanya akan terjadi saat Warriors menyerang. Green sendiri memiliki tubuh yang “kecil” untuk bermain di posisi empat. Tapi mental tidak gentar yang ia tunjukan, sekaligus kecakapan dalam membaca permainan lawan adalah kunci permaianan bertahannya. Rataan steal yang dibukukan Green dalam musim reguler bahkan mencapai angka dua steal per pertandingan. Untuk blok pun Green berhasil menorehkan 1,4 blok per laga.

Kevin Love adalah pilihan utama Cavs. Sempat tidak menyatu di awal-awal kepindahannya ke Cavs. Love sekarang jauh lebih nyaman dalam bermain. Kemampuannya mengambil bola pantul seolah kembali lagi setelah sempat hilang dua tahun lalu. Musim ini selama musim reguler ia berhasil meraih 11,1 rebound per pertandingan. Semua statistiknya membaik, yang mencolok adalah kemampuan ia mencetak poin.

Bermain pos di bawah ring hingga melakukan tripoin semuanya mampu ia lakukan. Belum lagi kemampuan umpan jauhnya yang mampu membuat Cavs unggul jauh dari segi serangan cepat.

Untuk cadangan, Cavs harusnya lebih unggul bila dibanding Warriors. Warriors mempercayakan cadangan Green kepada sosok veteran David West. West memiliki tembakan perimeter dan umpan yang lumayan. Namun bila dibandingkan dengan Derrick Williams milik Cavs, berat rasanya bagi West untuk menang. Derrick yang karirnya sempat terjun bebas ke titik terendah, berhasil menemukan kembali permainannya bersama Cavs. Ia memang sudah terkenal atas permainan yang eksplosif saat menyerang ke dalam area lawan, tapi tembakan jarak jauhnya juga tidak buruk-buruk amat. Untuk posisi ini, konsistensi Derrick Williams harus meningkat. Bila masih seperti saat ini saja, Warriors unggul di posisi ini.

Masuk ke posisi small forward. Seperti kita sama-sama tahu, perpindahan Kevin Durant ke Warriors di awal musim telah benar-benar mengubah skema kekuatan. Bagi Warriors, tambahan ini seolah memberikan lawan yang sepadan bagi LeBron James dalam segi penyerangan. Saat bertahan, ada perbedaan.



Kevin Durant adalah salah satu pencetak poin terbaik di sejarah NBA. Tapi untuk bertahan dan harus melawan LeBron James, fakta banyak berbicara. Hanya empat laga yang dimenangkan oleh Durant dalam 22 laga yang ia lalui berhadapan dengan James. Hanya 4 laga. Bahkan James berhasil membukukkan presentase tembakan di atas 50 persen dalam semua laga itu. Oleh karena itu, Durant mungkin lebih baik membiarkan Green menjaga James daripada memaksa menjaga hanya untuk membuktikan kemampuannya. Selain Durant, masih ada nama Patrick McCaw, Matt Barnes dan Andre Iguodala di posisi forward. Nama terakhir adalah salah satu nama yang dalam sepanjang karirnya terkenal sebagai pemain bertahan yang bagus. Bahkan dua musim lalu, Iguodala berhasil mendapatkan gelar MVP Final.

Untuk Cavs, tidak perlu dipertanyakan lagi bagaimana kuatnya seorang LeBron James. Bahkan baru saja ia resmi menjadi pencetak angka terbanyak sepanjang masa NBA untuk playoff melewati Michael Jordan. James juga menjadi pemain pertama yang berhasil membawa 2 tim ke 4 laga final masing-masing. Miami Heat dan Cavs adalah dua tim itu. Tambahan lagi, musim ini adalah final ketujuh secara beruntun bagi seorang LeBron James.



Terlepas dari beberapa cibiran yang mengatakan bahwa James berhasil melaju ke final karena didukung rekan setim yang memiliki kemampuan cukup bagus. James memang sudah menjadi fenomena tersendiri bagi NBA di era 2000-an ke atas. Namanya terus dibandingkan dengan Michael Jordan ataupun Kobe Bryant sepanjang karir. Tiga gelar juara yang sudah ia dapat juga menjadi tambahan bagi catatan pribadinya.

Dari segi bertahan ataupun menyerang, James sama-sama kuatnya. Masih segar di ingatan kita saat James berhasil mengejar Iguodala untuk melakukan blok spektakuler musim lalu, yang kemudian membuat Cavs berhasil mengunci gelar juara mereka.

Untuk cadangan, nama Dhantay Jones, James Jones dan Richard Jefferson ada dalam daftar. Selain Jefferson, nama-nama lain masih sangat meragukan untuk dimasukkan ke dalam rotasi pemain Cavs. Untuk posisi ini, bila pertandingan memasuki fase pemain cadangan yang bermain, Cavs akan kehilangan banyak angka. Warriors unggul di bagian ini.

Pindah ke barisan para penembak jitu. Warriors sudah memiliki Klay Thompson dalam lima musim terakhir sebelum akhirnya mendapatkan tambahan Ian Clark musim lalu. Clark sendiri berhasil cukup padu dengan gaya bermain Warriors. Kemampuannya bisa saja seimbang dengan Klay Thompson bila ia dipercayakan waktu lebih lama dan terus mengasah kemampuannya.



Sementara tentang Klay, sudah cukup banyak yang kita ketahui bersama. Catch and shoot dari area tripoin layaknya bak tembakan lay up baginya. Bahkan melakukan tembakan setelah melantun (dribble) bola pun sama baiknya. Bila sedang “wangi” Klay bisa jadi senjata paling mematikan bagi Warriors. Ingat, Klay pernah menciptakan 60 poin melawan Indiana Pacers hanya dalam tiga kuarter. Selain menyerang, kemampuan bertahan Klay juga dirasa akan menyulitkan Cavs. Klay salah satu yang terbaik di NBA untuk seorang shooting guard. Tapi bila ditanya siapakah shooting guard dengan kemampuan menyerang dan bertahan sama baiknya, rasanya hanya Klay Thompson saat ini.

Cavs sendiri memiliki tiga nama yang sebenarnya sama-sama mampu mengisi posisi starter untuk posisi shooting guard. J.R. Smith, Iman Shumpert dan Kyle Korver. Nama yang terakhir disebut merupakan salah satu spot up shooter terbaik NBA. Barangkali bisa dibilang satu level di bawah Klay Thompson. Namun hanya itu saja yang mampu disajikan Korver sepanjang karirnya. Kalau sedang “bau”, tembakan-tembakannya bisa sangat kacau.



Iman Shumpert memilki poin unggul dari sisi bertahan. Ia adalah pilihan tepat bagi Coach Tyron Lue (kepala pelatih Cavs) untuk menghentikan Thompson. Namun untuk soal penyerangan, secara garis besar tiga shooting guard Cavs ini masih saja “angin-anginan”. Dan untuk penyerangan, pilihan terbaik mereka adalah J.R Smith. Smith mungkin tidak memiliki pertahanan sebaik Shumpert, tapi bila harus menahan Thompson di sekitar belasan poin saja, Smith masih mampu. Karena mau tidak mau, Smith adalah shooting guard terbaik yang dimiliki Cavs saat ini, dan bisa dibilang ia adalah penembak yang “angin-anginannya” tidak terlalu buruk. Kemampuan umpannya juga bisa dijadikan poin lebih dalam serangan Cavs. Bila dalam kondisi ”wangi”, Cavs jelas menang segalanya. Tapi bila menilik konsistensi, Warriors menang di sektor ini.

Masuk ke bagian akhir dari semua matchup ini, point guard. Warriors dan Cavs sama-sama memiliki pemain cadangan yang bagus di sektor ini. Warriors memiliki Shaun Livingston. Seorang point guard dengan tinggi nyaris small forward. Yap, fisik adalah keunggulan utama Shaun. Namanya sangat tersohor di kala masih bermain di level kampus.

Sempat didiagnosa tidak akan kembali bermain basket setlah cedera lutut yang sangat parah, Shaun malah mampu menjadi cadangan yang sempurna bagi Stephen Curry. Dengan tinggi badan yang jauh unggul daripada rata-rata point guard di NBA. Shaun memainkan pola permainan pos dan isolasi saat melancarkan serangan. Tak jarang ia merangsek ke dalam paint area guna melakukan layup dan dunk yang cukup eksplosif. Cara ia mengatur pola permainan pun cukup tenang. Dan untuk seorang pemain berstatus cadangan, Shaun terlalu bagus.

Sementara untuk Cavs, tambahan Deron Williams di tengah musim membuat Kyrie Irving memiliki cadangan yang sama baiknya. Sempat digadang-gadang menjadi bintang NBA, karir Williams merosot tajam setelah memenangi medali emas Olimpiade 2012 bersma Timnas Amerika Serikat. Dari penurunan permainan itu pula yang membuatnya dilepas begitu saja oleh Dallas Mavericks.

Cavs seolah membangkitkan kembali nyawa Deron Williams. Permainannya langsung seirama dan sangat menyatu dengan pola permainan Cavs. Crossover dan tripoin yang selama ini menjadi ciri khas Williams kembali tampak di beberapa pertandingan. Tambahan Williams ke Cavs ini adalah tambahan terbaik guna mengimbangi Shaun Livingston di Warriors.

Pertemuan antara Stephen Curry dan Kyrie Irving adalah yang paling ditunggu-tunggu. Tapi benarkah mereka akan bertemu sepanjang laga? Belum tentu.



Melihat final musim lalu dan laga reguler musim ini. Irving lebih banyak dijaga oleh Klay Thompson. Karena sebagaimana kita tahu bersama, Irving bila dalam performa terbaiknya benar-benar hampir tidak mungkin dihentikan. Lihat saja di laga keempat melawan Celtics lalu. Sempat salah mendarat yang mengakibatkan engkelnya terkilir, Irving malah semakin panas dan membukukkan 42 poin dalam laga itu. Dalam ataupun luar tripoin tidak ada bedanya, drive ataupun pull up jumper pun sama saja. Tak terhentikan.

Deskripsi mengenai Irving ini bisa dipakai juga guna menjelaskan bagaimana Stephen Curry. Untuk urusan bertahan mungkin Curry lebih buruk daripada Irving. Tapi untuk serangan, amunisi Curry sama banyaknya dengan Irving. Jarak tembak yang lebih jauh dari Irving bisa dimanfaatkan Curry untuk memenangankan timnya. Tapi sekali lagi, bila kita mengharapakan kedua pemain ini berduel di sepanjang laga, akan susah terjadi. Mereka akan benar-benar bertemu –mungkin- saat Warriors melakukan serangan. Saat bertahan, Kerr akan condong memilih Thompson untuk menjaga Irving.

Siapa yang unggul di sini?

Kedua pelatih, Steve Kerr dan Tyron Lue akan sama-sama mengadu strategi mereka dalam skema serangan ataupun bertahan. Bahkan dari susunan pemain yang akan mereka turunkan. Semua sangat menentukan. Kerr dan Lue sama-sama menjadi juara saat mereka menjadi kepala pelatih rookie. Musim ini adalah penentuan, siapa yang akhirnya punya rekor lebih baik dalam sejarah pertemuan mereka.

Final Warriors dan Cavs jilid ketiga akan dimulai sekitar tanggal 1 Juni (waktu Amerika Serikat). Bagi para pendukung Warriors, selamat menikmati. Bagi para pendukung Cavaliers, selamat menikmati pula. Laga ini tetap sangat menarik untuk ditonton. Ambil tempat duduk terbaik. Karena ini adalah garis akhir sekaligus puncak perjalanan NBA musim 2016-2017.

Populer

Golden State Warriors Terjun Bebas
Rumor NBA, Dua Pemain Dikaitkan Dengan Dallas Mavericks
LeBron James Menangkan Lakers di Tengah Drama dan Kekacauan Utah Jazz!
Steve Kerr Merindukan Kevin Durant
Kyrie Irving Sebut Celtics Sebagai Tim Super
Giannis Antetokoumpo Cetak Sejarah Saat Bucks Menggilas Wizards
LeBron James Ingin Pensiun Sebelum Masa Jayanya Berakhir
Donovan Mitchell Meledak di Kuarter Keempat, Hentikan Tren Positif Celtics
Victor Wembanyama Pimpin Spurs Kalahkan Kings Dengan Penampilan Terbaiknya
Duo Booker dan Durant Beri Kekalahan Keempat Bagi Warriors