BTN CLS Knights Indonesia berhasil melaju ke final setelah mengalahkan Mono Vampire Basketball Club di semifinal (2-1). CLS menang 89-75 di GOR Kertajaya, Surabaya, Minggu 28 April 2019. Douglas Herring Jr. menjadi pahlawan di pertandingan ketiga alias penentu itu.

Herring mencetak 30 poin, 7 rebound, 3 asis, dan 4 steal. Ia tampil cemerlang baik di saat menyerang maupun bertahan. Beberapa kali ia memanfaatkan momentum untuk mengangkat permainan CLS.

Selain Herring, Wong Wei Long juga menyumbang 15 poin untuk CLS. Maxie Esho dobel-dobel 14 poin dan 13 rebound. Darryl Watkins dobel-dobel 12 poin dan 13 rebound. Brandon Jawato 11 poin.

Sementara itu, Mono melawan lewat Tyler Lamb. Pemain Thailand itu mencetak 25 poin dan 5 asis. Romeo Travis membantunya dengan dobel-dobel 16 poin dan 13 rebound. Michael Singletary 13 poin, 6 rebound, dan 6 asis. Namun, mereka gagal mencuri kemenangan di Surabaya. Herring menjadi momok bagi mereka. Ia membuat Mono kesulitan sepanjang pertandingan.   

CLS pada awalnya bermain ketat melawan Mono. Mereka unggul 10-9 di lima menit pertama kuarter satu. Senter Mono, Malcolm White, kemudian melakukan pelanggaran kepada Herring. Wasit mengambil jeda (timeout) dulu sebelum Herring memasukkan dua tembakan gratis. CLS melebarkan jarak 12-9.

Mono berusaha mengambil alih kedudukan. Namun, Herring panas di sisa waktu 3:05. Ia mencetak dua kali tripoin yang membuat Mono terpaksa mengambil jeda. Wakil Thailand tersebut ingin memutus momentum CLS sekaligus memperbaiki permainan. Hanya saja CLS tidak mudah ditumbangkan. Mereka terus memimpin 25-21.

Di kuarter dua, Kepala Pelatih CLS Brian Rowsom memasang kombinasi dua lokal dan tiga asing. Arif Hidayat dan Sandy Febiansyakh bermain dengan Esho, Herring, dan Watkins. Sayang, kombinasi itu tidak membuat CLS semakin kuat. Mono justru memangkas ketinggalan dengan selisih satu poin (26-27).

Mono pada akhirnya berhasil mengambil alih kedudukan (32-27). CLS segera mengimbanginya lewat sekali tripoin dan layup. Wei Long kemudian membuat penonton di Surabaya berdiri dan berteriak. Sebab, tripoinnya di sayap kanan serangan membuat CLS kembali unggul 35-32.

Mono tidak juga menyerah di kuarter itu. Mereka bahkan mencetak lima poin beruntun untuk unggul tipis 40-39. Paruh pertama berakhir. Kedua tim kembali ke ruang ganti sementara.

Setelah istirahat, pertandingan tetap sengit pada mulanya. Namun, CLS mendapat momentum untuk unggul 51-48 karena pertahanan apik mereka. Herring kemudian tampil panas lagi. Ia mencetak delapan poin beruntun.

Penampilan Herring menjadi fondasi CLS untuk berada di atas angin. Mereka mempertahankan posisi itu dengan pertahanan ketat. CLS mencuri enam bola dan membuat Mono melakukan tujuh kesalahan berbuah serangan balik (turnover). Herring dkk. memanfaatkan serangan cepat untuk mendulang 10 poin lebih banyak (25-15) dari Mono.

CLS memimpin 64-55.

Di kuarter empat, Mono mempersempit jarak. Mereka yang tertinggal sembilan poin jadi hanya tertinggal tiga poin (68-71). White kemudian melakukan pelanggaran keras (unsportmanlike foul) kepada Wei Long. Garda CLS bernomor punggung lima itu sampai harus keluar lapangan karena mengalami luka di pelipisnya. Sandy menggantikannya untuk mengambil empat tembakan gratis. Semuanya masuk. CLS melebarkan jarak lagi 77-68.

CLS mempertahankan keunggulan di dua menit terakhir. Para penonton berdiri semua. Mereka menyalurkan energinya untuk para pemain di lapangan. Herring memimpin CLS dengan kemampuan mengatur permainan sekaligus pertahanan kukuhnya. Ia bahkan membuat Singletary terjatuh dan melakukan turnover.

Aksi-aksi atraktif Herring kemudian menutup pertandingan semifinal itu. CLS menang 89-75. Mereka menyusul Singapore Slingers ke final. (GNP)

Foto: Achmad Rohman Ramadhan

Komentar