Bertahan di NBA untuk waktu yang lama bukanlah hal mudah. Beberapa pemain yang gagal beradaptasi dengan perkembangan budaya basket atau bahkan sistem sebuah tim seringnya bertahan tidak sampai lima tahun. Sebaliknya, beberapa pemain yang cukup dominan memang menjadi rebutan tim-tim. Sementara pemain yang mendapat predikat “biasa saja” akan mengembara dengan berpindah-pindah tim.

Salah satu contoh pengembara yang masih bertahan di liga adalah Greg Monroe. Greg sebenarnya tidak bisa diklasifikasikan sebagai pemain dominan ataupun pemain biasa saja. Greg bahkan bisa dibilang mengawali karirnya dengan apik. Sebagai pilihan ketujuh di NBA Draft 2010, Greg mengakhiri musim perdananya dengan terpilih sebagai NBA All-Rookie Second Team bahkan juga masuk seleksi tim nasional untuk Olimpiade 2012.  

Namun setelahnya, karir Greg justru terus meredup dan menurun. Berpindah ke Milwaukee Bucks bisa dibilang menjadi awal meredupnya karir Greg. Ia tak cukup banyak mendapatk kepercayaan sebagai starter di musim perdananya. Musim kedua bahkan lebih buruk dengan 81 gim yang mainkan seluruhnya dari bangku cadangan. Pun begitu, ia tetap membukukan rataan lebih dari dua digit poin dan lebihdari enam rebound per gim.

Alumnus Georgetown University ini menghabiskan musim 20170-2018 bersama tiga tim. Setelah lima gim awalnya membela Bucks, ia lantas ditukar ke Pheonix Suns yang kemudian memutus kontraknya di kisaran Februari 2018. Greg lantas menerima pinangan dari Boston Celtics dan tampil di babak playoff.

Di awal musim ini, Greg memutuskan untuk bergabung dengan Toronto Raptors. Sayangnya, kebersamaan keduanya tak berjalan lama. Bulan Februari rasanya memang tak cukup bersahabat dengan Greg. Ia kembali berpindah tim di bulan tersebut. Berbeda dari tahun sebelumnya, Greg kini menjadi paket pertukaran ke Brooklyn Nets. Namun, Nets yang tidak merasa Greg berguna untuk tim mereka langsung melepasnya ke pasar pemain bebas.

Sempat tak punya tim untuk beberapa waktu, Celtics kembali menghampirinya dengan 10-day Contract. Sayangnya, Celtics tak cukup terpikat dengan penampilannya musim ini dan memutuskan untuk kembali melepasnya setelah kontrak 10 hari tersebut habis. Pada 4 April 2019, Philadelphia 76ers yang ditinggal Joel Embiid lantaran cedera dan belum jelas kapan kembalinya mengambil Greg. Greg mendapatkan kontrak hingga berakhirnya musim Sixers.

Ya, melihat karir yang cukup panjang tersebut, Anda juga tentu sadar bahwa Greg pernah membela empat tim semifinalis NBA Playoff 2019 Wilayah Timur. Bucks, Celtics, Raptors, dan kini Sixers. Saya rasa, tidak cukup banyak pemain yang tercatat memiliki pengalaman seperti itu apalagi hanya dalam kurun tidak sampai lima tahun.

Seperti yang saya ungkapkan di atas, Greg sebenarnya tak bisa dibilang pemain buruk. Salah satu hal yang membuatnya harus menjadi pengembara adalah gaya mainnya yang masih cukup konvensional. Greg tidak memiliki akurasi yang apik di luar area siku (elbow). Tetapi, ia juga tidak cukup efektif sebagai seorang senter yang sepenuhnya konvensional.

Menilik ke statistiknya, Gregg memilik eFG% sepanjang karirnya hanya di angka 51 persen. Secara TS% pun, pemain yang kini berusia 28 tahun tersebut hanya di angka 55 persen. Sebagai seorang senter konvensional, angka di statistik ini harusnya lebih dari 60 persen. Saya mengambil contoh Clint Capela yang bermain untuk Houston Rockets. Statistiknya berada di angka 63 persen baik untuk TS% dan eFG%.

Sixers akan menghadapi Raptors di semifinal Wilayah Timur, dua tim yang ia pernah dan sedang bela di musim ini. Gim pertama akan digelar Minggu pagi, waktu Indonesia.

Foto: NBA

 

Komentar