BTN CLS Knights Indonesia selangkah lagi menuju final ABL 2018-2019. Mereka mengalahkan Mono Vampire Basketball Club di semifinal pertama (1-0). CLS menang dengan skor 86-77 di GOR Kertajaya, Surabaya, Minggu 21 April 2019.
Maxie Esho mencetak 21 poin dan 7 rebound. Brandon Jawato 18 poin dan 5 rebound. Douglas Herring Jr. 13 poin, 5 rebound, dan 6 asis. Arif Hidayat tampil mengesankan dengan tambahan 11 poin dan 6 asis dari bangku cadangan.
Sementara itu, Mono mendapat sokongan dari Romeo Travis, Frederick Lish, dan Malcolm White. Travis mencetak dobel-dobel 16 poin dan 13 rebound. Lish 15 poin. White 10 poin. Namun, perolehan itu tidak juga menyalamatkan mereka di Surabaya.
CLS memenangkan pertandingan setelah memanfaatkan momentum unggul di paruh kedua. Pemain seperti Esho, Jawato, dan Arif tampil apik saat itu. Mereka membantu CLS unggul dalam pertandingan sengit.
CLS kalah tepis mula, tetapi mereka tidak kalah saing. Tim asuhan Brian Rowsom itu imbang 13-13 di lima menit pertama. Mereka terus membalas tekanan di tengah gempuran serangan Mono di kuarter satu. CLS bahkan bisa mengekor dengan skor 21-23. Selisih tipis dua poin.
CLS kemudian memulai kuarter dua dengan kombinasi tiga lokal dan dua asing. Sandy Febiansyakh, Firman Nugroho, dan Arif Hidayat bermain bersama Esho dan Herring. Namun, kombinasi itu tidak serta merta bisa mengambil alih kedudukan. Rowsom lalu memasukkan Watkins untuk mendukung permainan. Empat poin senter andalan CLS itu membuat tim tertinggal satu poin saja (30-31). Mono terpaksa mengambil jeda (timeout).
Setelah jeda, pertandingan semakin sengit. CLS menyamakan kedudukan 34-34 berkat Herring yang meretas pertahanan Travis. Namun, Mono juga tidak tinggal diam. Mereka sempat unggul 40-38 sebelum CLS menyamakan kedudukan lagi dengan skor 40-40.
Selama dua kuarter itu, telah terjadi 11 pergantian keunggulan dan 7 imbang. Kedua tim tidak membiarkan permainannya kendur. Mereka segera memperbaikinya lewat jeda jika itu terjadi. CLS melawan lewat Herring (12 poin). Mono lewat White (10) dan Lish (10).
Di kuarter tiga, CLS maupun Mono hampir nirpoin selama empat menit. Mereka hanya mencetak masing-masing dua poin. CLS lalu memecah kebuntuan setelah Jawato memasukkan tembakannya dengan gerakan menusuk. CLS memimpin 44-42.
CLS terus menjaga keunggulan. Arif mencetak lima poin penting yang melebarkan jarak dengan lawan. Tembakannya bahkan membuat Mono harus mengambil jeda lagi. Namun, upaya wakil Thailand itu tidak membuahkan hasil positif. Sebab, CLS punya pemain seperti Jawato. Pemain berdarah Bali itu mencetak 12 poin di kuarter tiga. CLS di atas angin dengan selisih 15 poin (63-48).
Pertandingan berlanjut ke kuarter empat. Mono berusaha meretas pertahanan CLS. Mereka mendulang 12 poin selama lima menit. CLS hanya sembilan. Namun, semangat tuan rumah tidak serta merta turun. Apalagi dukungan di arena begitu riuh. Para pendukung CLS pun tidak takut beradu mulut dengan pemain Mono, dan membuyarkan konsentrasi lawan. Pertandingan bahkan sempat berhenti sementara karena Travis, misalnya, tidak berhenti cekcok dengan penonton di sisi lapangan.
Untungnya, pertandingan berjalan lagi. Mono kemudian memasukkan pemain lokal di sisa waktu 1:49. CLS mengikuti jejak mereka dengan memasukkan pemain lokal juga.
Keputusan CLS tampak tidak berbuah baik. Sebab, mereka tidak bisa menembus pertahanan Mono untuk mencetak poin. Rowsom mengambil jeda dan memasukkan kembali pemain andalan mereka.
Waktu semakin menipis, tetapi pertandingan semakin sengit. Jawato dan Nopporn Saengtong dikeluarkan dari pertandingan karena berselisih. Untungnya, itu tidak mempengaruhi permainan. Penonton pun relatif tertib setelah pembawa acara memperingatkan mereka untuk tenang berkali-kali.
Sementara itu, CLS mengambil haknya. Mereka telah berjuang keras selama empat kuarter. CLS menang 86-77.
Dengan hasil itu, CLS tinggal selangkah lagi ke final. Mereka akan bertanding merebut satu kemenangan di Thailand. Pertandingan berlangsung pada Rabu, 24 April 2019. (GNP)
Foto: Alexander Anggriawan dan Achmad Rohman