Toronto Raptors memiliki bakat-bakat menarik di antara pemain berkelas All-Star seperti Kawhi Leonard, Kyle Lowry, dan Marc Gasol. Salah satunya Pascal Siakam. Forwarda bernomor punggung 43 itu mengesankan meski tampil di bawah radar.

Saya menilai Siakam relatif konsisten meningkatkan kemampuannya. Ia bahkan mengalami pelonjakan pada musim 2018-2019.

Lihat saja penampilannya sepanjang musim, juga statistiknya.

Siakam mencetak rata-rata 16,9 poin, 6,9 rebound, dan 3,1 asis per pertandingan musim ini. Sebelumnya, ia mencetak 7,3 poin, 4,5 rebound, 2,0 asis. Perbandingan itu menunjukkan sejauh apa ia mengalami peningkatan.

Di musim perdananya, Siakam bahkan hanya mengoleksi 4,2 poin, 3,4 rebound, dan 0,3 asis.

Saya menganggap statistik memang penting. Salah satu fungsinya menunjukkan sejauh apa seorang pemain berkontribusi. Namun, faktor kesehatan juga tidak kalah penting. Setinggi apa pun rata-rata statistiknya tidak selalu bisa mengubah keadaan jika seorang pemain mengalami gangguan kesehatan.

Ambil contoh LeBron James dan Los Angeles Lakers.

Megabintang NBA itu selalu memiliki statistik yang mewah. Ia mencetak rata-rata 27,4 poin, 8,5 rebound, dan 8,3 asis per pertandingan pada 2018-2019. Namun, James hanya sempat tampil sebanyak 55 kali. Ia mengalami cedera cedera kunci paha sehingga sempat meninggalkan timnya dalam waktu lama. Ia bahkan absen di pengujung musim reguler untuk memulihkan cederanya.

Lakers kalang kabut ditinggal James. Tim asal Los Angeles itu lalu tidak berhasil menembus playoff. Mereka kini hanya bisa menonton klub lain bermain di babak itu.

Nah, Siakam?

Pemain kelahiran Douala, Kamerun, 2 April 1994 itu justru berbeda. Ia bisa tampil 80 kali di musim reguler. Itu artinya, ia hanya absen dua kali. Ia berpengaruh besar membantu Raptors untuk tampil di playoff. Sebab, rekan-rekan setimnya tidak bisa tampil sebanyak itu, kecuali Danny Green.

Leonard  dan Lowry tidak bisa tampil lebih dari 65 pertandingan. Gasol baru datang dari Memphis Grizzlies ke Raptors di pertengahan musim, sehingga baru bermain sebanyak 26 kali. Ketika mereka tidak ada, Kepala Pelatih Nick Nurse tentu saja bertumpu pada Siakam.

Dengan menimbang hal itu, mestinya Siakam mendapat sorotan lebih banyak dari pemain bintang lainnya. Namun, hal itu tidak terjadi. Nama Siakam selalu kalah dari—setidaknya—Leonard dan Lowry.

Ia berada di bawah radar.

Padahal perannya penting, terutama musim ini.

Sebagai tambahan, Siakam termasuk pemain vital di playoff. Ia sudah bermain sebanyak tiga kali. Siakam mencetak rata-rata 24,3 poin (peringkat dua di bawah Leonard), 10 rebound (peringkat satu), plus 3 asis (peringkat empat di bawah Lowry, Leonard, dan Gasol).

Raptors tengah unggul 2-1 atas Orlando Magic di playoff putaran pertama.

Dari rata-ratanya di musim reguler plus playoff, boleh dibilang Siakam itu mesin poin. Ia selalu mencetak dobel digit poin selama tiga pertandingan di playoff. Belum lagi kemampuannya meraih bola-bola pantul. Siakam bahkan mencetak rekor baru saat melawan Magic di Amway Center, Orlando, Florida, Amerika Serikat, Jumat 19 April 2019 waktu setempat.

Siakam menjadi pemain Raptors kelima dalam sejarah tim yang mencetak setidaknya 25 poin dan 10 rebound di playoff saat itu. Ia bergabung dengan Tracy McGrady, Vince Carter, Chris Bosh, dan Lowry. Siakam mencetak total 30 poin dan 11 rebound dengan persentase tembakan 65 persen (13/20) dalam 42 menit.

Itu tentu bukan sebuah aksi yang bisa dilakukan pemain biasa.

Kalaupun ada pemain biasa melakukan itu, saya kira hanya beruntung. Sementara Siakam konsisten memberikan pengaruh kepada timnya. Saya tidak heran jika Siakam akhirnya mencapai itu.

Siakam bisa melakukannya jelas karena konsistensi. Ia menjaga tubuhnya tetap sehat untuk kontribusi yang lebih banyak. Ia seharusnya mendapat sorotan, juga bayaran lebih banyak, karena telah mengantarkan Raptors mengarungi musim baru dengan baik.

Siakam pantas diapresiasi dengan layak setelah ini.

Namanya mesti—kalau tidak juga bisa melebihi—bersanding dengan Leonard dan Lowry.

Foto: NBA 

Komentar