Sacramento Kings menunjukkan grafik yang meningkat di musim ini. Dari tim yang menempati peringkat 12 klasemen Wilayah Barat musim lalu dengan hanya 27 kemenangan, Kings musim ini bersaing hingga bulan Maret untuk memperebutkan tempat playoff. Kings sendiri mengakhiri musim sebagai peringkat sembilan Wilayah Barat dengan 39 kemenangan dan 43 kekalahan.
Hasil itu membuat banyak pihak mengira bahwa Kings sudah menemukan formula tepat mereka untuk mengarungi masa depan di NBA dan hanya butuh beberapa tambahan "kecil". Teori tersebut semakin dikuatkan dengan keputusan manajemen Kings untuk memperpanjang kontrak manajer umum mereka, Vlade Divac. Divac yang mulai menjabat sejak musim 2015-2016 diberi perpanjangan hingga 2022-2023.
Kejutan terjadi setelahnya. Langkah pertama Divac setelah mendapatkan perpanjangan kontrak tersebut tak diduga banyak pihak. Divac mengadakan pertemuan langsung dengan Kepala Pelatih Kings, Dave Joerger. Bukan untuk membahas rencana tim ke depan, Divac mengadakan pertemuan tersebut untuk memecat Joerger. ESPN memberitakan hal tersebut sepanjang Kamis malam, 11 April 2019, dan situs resmi Kings memastikan hal tersebut beberapa jam setelahnya.
“Setelah melakukan evaluasi musim ini, saya memutuskan bahwa Kings harus bergerak ke arah lain yang mampu membawa kami ke level yang lebih tinggi,” ujar Divac. “Sebagai perwakilan dari organisasi Kings, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Dave (Joerger) atas kontribusinya kepada tim dan mengharapkan yang terbaik untuknya di masa depan.”
Pemecatan ini bisa dibilang cukup tak rasional melihat prestasi yang dibukukan Joerger musim ini. Selain yang sudah disebutkan di paragraf pertama tulisan ini, Joerger sudah membuat Kings menjadi tim yang sangat menarik untuk ditonton. Bahkan, beberapa forum penggemar Kings tak ragu berujar bahwa Kings musim ini adalah yang terbaik dalam beberapa waktu terakhir. Secara rekor, catatan 39 kemenangan Kings musim ini memang yang terbaik sejak 2006-2007.
Dari semua catatan apik di atas, apa yang membuat Anda sebagai seorang manajer umum memecat pelatih tersebut?
Beberapa teori di luar sana mengungkapkan bahwa rotasi menit bermain yang digunakan Joerger adalah masalah utama kedua belah pihak. ESPN mengabarkan bahwa tensi antara Joerger dan manajemen Kings memanas karena beberapa pemain muda tidak diberikan menit bermain lebih oleh Joerger. Dalam hal ini, pemain muda yang paling disoroti adalah ruki, Marvin Bagley III.
Sepanjang musim, Bagley yang sempat terkendala beberapa cedera hanya bermai 62 gim. Dari jumlah tersebut, ia hanya empat kali menjadi pemain utama (starter) dengan total rataan menit bermain 25,3 menit per gim. Alumnus Duke University ini lantas menyumbangkan 14,9 poin, 7,6 rebound, dan 1,0 blok per gim. FG% Bagley ada di angka 50 persen, eFG% di angka 52 persen, sementara 3P% menyentuh 31 persen.
Fakta bahwa Bagley hanya empat kali menjadi pemain utama ditengarai menjadi penyebab pemecatan ini. Beberapa suara dalam forum penggemar Kings bahkan tak ragu menyebut tim mereka bisa saja lolos ke playoff jika Bagley mendapatkan jatah starter. Joerger sendiri lebih memilih memainkan Nemanja Bjelica dan Willie Cauley-Stein sebagai duet di lapangan depan. Secara statistik, kedua pemain tersebut memang menorehkan catatan di bawah Bagley.
Dari sisi lain, Joerger mungkin saja melihat kemampuan hebat Bagley sangat berguna saat ia turun dari bangku cadangan karena kedalaman skuat yang dimiliki Kings tak bisa dibilang baik. Selain dihuni oleh pemain-pemain usia muda, pemain cadangan Kings tak bisa dibilang konsisten. Pemain sepeti Bogdan Bogdanovic, Harry Giles, Yogi Ferrell, hingga Frank Mason III tidak bisa ditebak performanya. Suatu hari mereka bisa mencetak lebih dair 20 poin dengan FG% di atas 50 persen. Di sisi lain, pernah tak sekalipun mencetak angka meski sudah mencoba lebih dari lima tembakan.
Bagi saya, pemecatan ini hanyalah bukti lain betapa tidak sabarnya manajemen Kings dalam membangun tim. Pemecatan ini sangat bisa membuyarkan kebersamaan yang terlihat sudah terjalin cukup bagus di antara para pemain tersebut. Masih segar diingatan bagaimana Kings menukar dan melepas pemain-pemain seperti DeMarcus Cousins, Rudy Gay, dan Darren Collison yang lantas cukup berguna di tim baru mereka. Di sisi lain, bukan tidak mungkin pula Kings justru menjadi semakin solid jika mereka bergerak dengan benar di pasar pemain bebas, meski saya cukup ragu.
Kings dikabarkan menyasar Luke Walton sebagai nahkoda baru mereka jika Los Angeles Lakers memecatnya. Kabar ini semakin membuat Kings tak rasional mengingat Walton sendiri tidak bisa dibilang cukup sukses dengan para pemain muda Lakers. Dua nama lain yang masuk dalam kandidat pelatih Kings adalah Monty Williams (asisten pelatih Sixers) dan Ettore Messina (asisten pelatih Spurs).
Foto: NBA