Beberapa waktu sebelum kekalahan 104-101 Los Angeles Lakers atas Portland Trail Blazers, kabar mengejutkan datang di jumpa media. Presiden basket Lakers, Earvin “Magic” Johnson, memberikan pengumuman kepada awak media bahwa ia akan mengundurkan diri dari jabatanya. Gim lawan Blazers yang juga kebetulan adalah gim terakhir Lakers musim ini akan menjadi tugas terakhirnya sebagai presiden basket.

“Tidak ada seorang pemain Lakers yang lebih besar dari Magic,” tulis rilis resmi Lakers melalui akun twitter tim. “Kami mengucapkan cukup banyak terima kasih atas semua yang sudah dilakukan olehnya kepada organisasi ini baik sebagai pemain, duta, dan jajaran manajemen.”

“Kami juga berterima kasih atas semua yang ia lakukan dua tahun ini sebagai Presiden Basket Lakers. Kami berdoa segala yang terbaik untuk langkah yang ia ambil selanjutnya. Magic tidak hanya ikon untuk Lakers, ia juga adalah keluarga kami. Kini kami akan fokus tentang langkah-langkah yang akan kami ambil untuk masa depan organisasi ini,” tutup pernyataan resmi tersebut.

Selama dua musim ini, Magic memang sulit dibilang berhasil, Keberhasilan terbesarnya mungkin adalah mendatangkan megabintang NBA, LeBron James. Sisanya, sangat sulit menilai perjalanan karir Magic sebagai presiden basket dibilang mulus.

Lakers masih tak juga lolos ke playoff di bawah masa kepemimpinannya. Bahkan setelah kedatangan James, Lakers hanya meningkat dua kemenangan dari musim lalu. Belum lagi kegagalan dalam mendapatkan sosok pendukung James yang terus menambah dosa-dosa Magic. Ia dianggap menjadi dalang kegagalan Lakers memulangkan pemain asal Los Angeles, Paul George dan Kawhi Leonard.

Jelang penutupan pertukaran pemain lalu, Lakers juga akhirnya gagal mendaratkan bintang New Orleans Pelicans, Anthony Davis. Transaksi-transaksi lainnya yang cukup membekas adalah pertukaran D’Angelo Russell dan Julius Randle. Keduanya dianggap oleh Magic sebagai bukan pemain yang dibutuhkan oleh Lakers. Bahkan, Magic secara terang-terangan mendaku menukar Russell karena ingin sosok pemimpin di lapangan.

Musim ini, Russell berhasil mengantarkan Brooklyn Nets lolos ke playoff untuk pertama kali sejak empat musim ke belakang. Russell masuk dalam jajaran All Star dan nominasi kuat untuk meraih gelar Most Improved Player bersama dengan Pascal Siakam dari Toronto Raptors. Sementara Randle berhasil menunjukkan kapasitasnya sebagai salah satu forwarda muda terbaik di NBA dengan rataan 21,4 poin dan 8,7 rebound per gim.

Blunder terbaru yang dilakukan Magic dan hasilnya memang cukup mengecewakan adalah pertukaran dengan tetangga mereka, Los Angeles Clippers. Magic mengirimkan Michael Beasley dan Ivica Zubac untuk seorang Mike Muscala. Zubac lantas berperan penting sebagai tembok kukuh Clippers hingga mereka lolos ke playoff.

Seiring dengan keputusan ini, kabar lain yang menyeruak ke permukaan adalah hubungan Magic dan Kepala Pelatih Lakers, Luke Walton, yang tidak berjalan apik. ESPN memberitakan bahwa kedua belah pihak sudah tidak berbicara selama beberapa minggu. Lakers sendiri belum menentukan apakah jabatan Walton akan terus bertahan musim depan.

Menarik menunggu siapa yang akan menggantikan Magic di posisi tersebut. Meski sudah tidak lolos ke playoff sejak 2013, Lakers tetaplah salah satu tim dengan pasar dan penggemer terbesar di NBA. Hal tersebutlah yang membuat langkah-langkah Lakers selalu ditunggu oleh penikmat NBA. (DRMK)

Foto: NBA

 

Komentar