Michael Jordan, meski sudah pensiun, tetap meraup honorarium dan jadi pebasket terkaya sejagad. Ia bisa mendapat total AS$110 Juta sementara LeBron James berada di bawahnya dengan torehan sekitar AS$25 juta. Salah satu yang membuatnya meraup keuntungan besar adalah penjualan produk yang laku besar. Alasannya mudah ditebak, Nike menjadikan segala momen yang dialami MJ sebagai materi pemasaran ampuh bertajuk histori.

Salah satu momen yang setidaknya empat tahun terakhir jadi bahan pembicaraan adalah tentang MJ yang memecahkan papan pantul di Italia. Kejadian tersebut terjadi pada 1985, musim keduanya bermain di NBA. Tepatnya adalah di Kota Trieste, Nike menjalani tur promosi dengan mengajak serta MJ. Di sana, pebasket lulusan UNC tersebut mengikuti laga tanding dengan tim setempat.

Laga eksebisi tersebut diikuti dan pemain basket terpilih di Italia. Momen yang jadi obrolan hangat terjadi saat MJ melakukan slam dunk. Ia tampak menahan badan sepersekian detik di ring sebelum akhirnya papan pantul itu pecah berserakan. Di kawasan Eropa, basket belum begitu populer kala itu. Apalagi, Italia identik dengan negara sepak bola sehingga tak banyak penonton yang menyaksikan pertandingan eksebisi tersebut.

Oleh karena itu, kejadian ini tidak terpublikasi dengan baik mengingat tidak terjadi di NBA yang sudah punya sorotan media deras sejak lama. Maka, bisa dimaklumi bila kejadian ini sempat hilang ditelan zaman. Lalu, sekitaran tahun 2005, mulai muncul video yang mengunggah rekaman kejadian ini.

Selang sepuluh tahun, Nike kemudian merilis Air Jordan 1 dengan warna oranye-putih-hitam yang dinamai “Shattered Backboard” (Papan pantul yang pecah). Kombinasi warna tersebut diambil dari warna seragam tanding MJ di Italia. Sementara itu, tim lawan memakai seragam berwarna putih. Legenda Bulls menggunakan seragam oranye di dua babak pertama lalu berganti putih di dua babak pamungkas.

Kini, momen pecahnya papan pantul jadi salah satu materi efektif dalam menampilkan sosok Michael Jordan. Hal tersebut tampak dari harga sepatu Air Jordan 1 “Shattered Backboard” yang cukup tinggi di pasar sekunder. Edisi pertama yang dirilis 2015 sudah mencapai angka AS$1000 dilansir dari situs StockX, Grailed, dan eBay.

Setelah itu, Nike menggunakan momen ini untuk merilis lebih banyak sepatu berwarna senada. Selang setahun, muncul edisi “Reverse Shattered Backboard” dan “Satin Shattered Backboard” pada 2018, yang dibuat khusus untuk wanita. Keduanya ludes dalam hitungan jam dan sudah naik berkali lipat di forum jual beli.

Kabarnya, Nike akan merilis edisi ketiga “Shattered Backboard” pada 26 Maret 2019. Warna hitam-oranye-putih dipilih untuk membedakannya dengan seri perdana. Bagi para penggila Michael Jordan, tampaknya seri terbaru tersebut akan jadi buruan panas. Sepatu ini bisa jadi solusi bagi para penggiat kultur sneaker yang gagal mendapatkan seri-seri sebelumnya karena harganya yang sudah tergolong tinggi.

Air Jordan 1 "Chicago" yang dipakai MJ bertanding di Italia tahun 1985

Air Jordan 1 Retro "Shattered Backboards" 2015.

Air Jordan 1 "Reverse Shattered Backboards" 2016.

Air Jordan 1 WMNS "Satin Shattered Backboards" 2018.

Air Jordan 1 Retro "Shattered Backboard 3.0" 2019.

Foto: Stadium Goods, Wish ATL, j23app, akun instagram @zsneakerheads

Komentar