Kekalahan atas Brooklyn Nets, 23 Maret 2019, waktu setempat, memastikan Los Angeles Lakers tidak akan ke playoff musim ini. Kepastian tersebut membawa banyak spekulasi bermunculan. Karena dengan kedatangan megabintang NBA, LeBron James, di awal musim, skenario ini tidak pernah terlintas. Ya, James datang dengan ekespektasi tinggi seiring kehebatannya selalu lolos ke final NBA dalam delapan edisi terakhir.
Salah satu spekulasi tertinggi yang muncul di permukaan adalah tentang posisi kepala pelatih Lakers. Luke Walton yang menangani tim dalam tiga musim terakhir diisukan oleh beberapa media tidak dalam kondisi aman untuk musim depan. Kabar ini sendiri sebenarnya sudah mulai naik ke permukaan sejak Lakers mengalami periode kekalahan pascacedera yang menerpa James, Desember lalu.
Seiring dengan spekulasi tersebut, ESPN mengabarkan salah satu kandidat terkuat untuk menggantikan posisi Walton adalah mantan pelatih Milwaukee Bucks, Jason Kidd. Menariknya, sumber yang sama juga mengabarkan adanya ketertarikan dari University of California, Berkeley, untuk meminang Kidd sebagai kepala pelatih baru mereka. University of California, Berkeley, sendiri adalah almamater Kidd saat menempuh bangku kuliah.
Rumor ini terasa sangat membingungkan. Jika Lakers mengganti Walton atas dasar kegagalan tim lolos ke playoff dan sedikitnya kemenangan yang mereka raih, Kidd pun sebenarnya tak sementereng itu. Di dua musim perdananya bersama Lakers, Walton mendampingi tim dalam 164 gim. Dari jumlah tersebut, Walton hanya mampu mengantarkan Lakers meraih 61 kemenangan yang setara dengan 37 persen persentase kemenangan.
Sementara Kidd yang tercatat melatih selama empat setengah musim (satu musim bersama Brooklyn Nets, sisanya bersama Bucks), tercatat meraih 183 kemenangan dari 393 gim. Secara persentase, catatan 49 persen tersebut juga tetap membawa Kidd sebagai pelatih yang tidak memiliki rekor kemenangan.
Satu hal yang mungkin terlihat mentereng dari karir kepelatihan Kidd adalah fakta ia lolos tiga kali ke playoff dalam kurun waktu tersebut. Prestasi terbaiknya terjadi di musim pertamanya melatih kala memimpin Nets lolos hingga semifinal Wilayah Timur. Itu pun dengan catatan Nets masih dipenuhi para veteran NBA seperti Paul Pierce, Joe Johnson, Brook Lopez, hingga Kevin Garnett.
Sayangnya, satu hal lain yang membuatnya mungkin akan kesulitan memimpin Lakers adalah caranya menangani tim muda. Di 2017, ia pernah mengungkapkan kepada salah satu jurnalis Milwaukee bahwa salah satu hal yang membuat Bucks sulit meraih kemenangan adalah tim yang masih sangat muda.
Menariknya, dengan tim yang sama, di bawah asuhan Mike Budenholzer musim ini, Bucks berhasil berkembang menjadi tim terbaik di NBA. Budenholzer berhasil membangun tim yang berpusat kepada Giannis Antetokounmpo dan menemukan pemain-pemain yang tepat untuk menambal setiap kekurangan mereka.
Lakers sendiri kini dipenuhi pemain muda yang diharapkan dapat berkembang di masa-masa mendatang. Trio, Kyle Kuzma, Brandon Ingram, dan Lonzo Ball, secara konsisten mengisi posisi utama (starter) dalam tim. Di sisi lain, masih ada nama-nama seperti Mo Wagner, Josh Hart, hingga Jonathan Williams juga ada di bangku cadangan.
Menarik menunggu bagaimana spekulasi ini akan berakhir. Fakta Lakers sebagai salah satu tim dengan basis penggemar terbanyak di NBA akan membuat pekerjaan manajemen Lakers yang dikepalai oleh Magic Johnson, untuk membuat keputusan akan semakin berat. (DRMK)
Foto: NBA