Setelah melalui pertandingan demi pertandingan di Piala Walikota Surabaya, West Bandits akhirnya keluar sebagai juara. Tim asal Jakarta itu juara karena membawa serta beberapa pemain top dalam rosternya. Salah satunya Bima Riski Ardiansyah, forwarda BTN CLS Knights Indonesia, yang berlaga di ABL.

CLS sebenarnya tengah melakoni ABL 2018-2019. Mereka sedang berusaha memburu tiket ke playoff untuk pertama kalinya. Namun, Bima belum sempat ikut membela panji tim kebanggaan Indonesia itu. Ia mengalami cedera di jeda musim lalu sehingga namanya tidak terdaftar musim ini.

Kendati begitu, Bima ingin sekali masuk roster CLS. Namanya masih bisa masuk ke ABL sebelum tenggat waktu pada akhir Februari ini. Ia pun menggunakan kesempatan bermain di Piala Walikota sebagai ajang pemanasan. Bima ingin membuktikan dirinya siap.

Saya mewawancarai Bima di tengah-tengah kesibukannya mengikuti Piala Walikota. Kami membicarakan banyak hal, termasuk cedera dan kesempatan bermainnya di ABL.

Simak wawancara berikut ini:

Apa yang membuat Bima main di sini?

Soalnya saya, kan, belum masuk roster. Habis operasi engkel. Sejak itu—sampai sekarang—belum masuk roster. Kemarin ditelepon sama Koh Itop.

Dia bilang, “Bim, kamu di mana?”

“Di mes, Koh, kenapa?”

“Kamu mau main sama West Bandits gak? Dari Jakarta. Hitung-hitung pemanasan.”

Ya sudah, saya mau. Sebelum nanti main di ABL. Waktu itu Koh Itop menawarkan main tanggal 19, tapi saya masih married. Ya sudah, sebisanya tidak apa-apa.

Seperti apa kondisi engkelnya sekarang?

Engkel sudah enak. Sudah balik. Tinggal menunggu keputusan Coach saja seperti apa. Deadline tanggal 28 Februari untuk memasukkan roster baru.

Harapannya apa?

Harapannya saya bisa masuk roster. Soalnya itu memang harapan saya main di sini. Masa selama offseason latihan sampai seperti itu cuma nonton doang. Gak enak.

Perkembangan fisik dan kemampuan Bima sendiri seperti apa sejauh ini?

Kalau skill dan fisil tetap dijaga. Maintain. Sampai rasanya bosan latihan. Ingin eksekusi di pertandingan.

Di sini targetnya apa?

Dari tim, dari coaching staff, inginnya juara.

Kira-kira apa yang dibutuhkan untuk juara?

Konsistensi dalam defense dan offense. Soalnya tim kami juga mumpuni.

Ada ketakutan tidak ketika bermain di sini? Soalnya ini turnamen tidak lebih besar dari ABL.

Kalau ketakutan tidak ada. Justru tertantang lagi saja. Akhirnya saya bisa main lagi. Ini jadi kesempatan saya buat mendapatkan lagi sentuhannya di lapangan. Jadi motivasi sendiri. Tidak takut, kok. Kami main safe.

Ada pendapat soal penampilan CLS musim ini? Sempat win streak sampai tujuh kali beruntun.

Improve banget dari musim kemarin. Musim ini pemain lebih siap. Soalnya kemarin, musim pertama, tidak bisa diprediksi. Kami biasa main di dalam negeri, begitu main ke luar negeri benar-benar capek. Mungkin sekarang mereka sudah bisa adaptasi. Mainnya jadi lebih mudah. Bersyukur bisa konsisten walaupun ada turun, tapi besoknya naik lagi. Baguslah.

Sementara yang lain sudah main, Bima tertinggal karena cedera. Bagaimana Bima mengejar itu?

Saya sebenarnya hanya tertinggal di gim. Kalau latihan pasti ikut. Latihan pola, play, saya selalu ikut.

Artinya tidak ada masalah?

Tidak ada masalah kalau itu.

Kira-kira bisa masuk roster?

Bisa, bisa. Tadi sudah ngobrol sama pelatihnya. Dia bilang, “Nanti akhir bulan ini saya masukkan kamu ke roster.”

“Okay, Coach, thank you.”

Jadi semangat main?

Semangat banget. Semangat. Kalau tidak masuk roster, bolos latihan saja, haha. Bercanda. Tapi, memang capek latihan. Latihan gak main itu capek. Jadi harus semangat buat main.

Kira-kira bisa ke playoff tidak nanti?

Bisalah. Saya yakin.

Bima sudah nikah juga, nih, ada motivasi baru tidak?

Kalau motivasi sama. Tetap sama. Motivasinya ingin lebih baik setiap hari. Cuma yang menambahi, saya punya tanggung jawab lebih. Saya tidak hanya bertanggung jawab di lapangan, tetapi juga keluarga baru saya. Sekarang ada istri, ada ngurus rumah. Kalau di mes, kan, tinggal tidur. Kamar rusak, tinggal ke Mas Hen. “Mas Hen, ini kamar rusak. Tolong diperbaiki.” Sekarang urus rumah tidak bisa begitu. Harus cari tukang sendiri.  

Foto: Yoga Prakasita dan 

Komentar