James Hunt menjadi pemeras energi tim Honda DBL Indonesia All-Star 2018 hari ini, Kamis 21 Februari 2019 waktu Amerika Serikat. Latihan pertama tim All-Star di Los Angeles, Amerika Serikat, memang begitu menguras energi. Padahal yang dipelajari adalah fundamental basket. Gerakan yang paling dasar.

Pelatih ketangkasan para bintang NBA itu mengobrak-abrik kemampuan fundamental para pemain selama tiga jam penuh. Latihan berlangsung di Expo Center yang terletak gedung Los Angeles Swimming Stadium, kawasan Exposition Park, Los Angeles, California.

Terdapat delapan stasiun yang dipelajari para pemain. Stasiun itu, di antaranya: footwork, ball handling, shooting, defense, reading and reacting, team concepts, scoring, dan balanced movement patterns.

Footwork menjadi materi primadona dalam latihan pertama tim All-Star di negera asal olahraga basket tersebut. “Gerakan bertahan membutuhkan usaha keras,” kata James saat memulai latihan. Dia ingin para pemain tidak memandang remeh setiap detail dalam gerakan bertahan yang akan mereka pelajari.

Di stasiun pertama, posisi kaki pemain dipaksa untuk tetap rendah serta mengambil langkah panjang. Pandangan mata juga dipaksa untuk lurus ke depan, bukan ke bawah. Gerakan banyak dilakukan tanpa bola basket. Betul-betul fokus pada gerakan kaki, tangan, dan fokus pandangan pemain.

“Pertahankan posisi dan gerakan seperti ini. Kalian akan lebih mudah untuk kalian melakukan pertahanan dan juga gerakan menusuk saat menyerang,” jelas pelatih yang sudah banyak membina atlet profesional itu.

Dalam 15 menit pertama, James Hunt memiliki satu catatan penting untuk diperhatikan baik-baik oleh seluruh pemain. Catata itu teknik pick and roll yang masih belum sempurna.

“Ingat ini, hal terpenting dalam bermain basket adalah melakukan pick and roll! Itu adalah dasar yang harus dilakukan dengan benar,” ujar James kepada para pemain.

Menurut pengamatan James, para pemain masih suka melupakan kuncian putaran kaki saat melakukan pick and roll. Tumpuan kaki masih sering berpindah posisi. Hal sederhana itu sejatinya tidak boleh terjadi, mengingat keberhasilan gerakan selanjutnya sangat bergantung dari kesempurnaan gerakan pick and roll.

“Karena intinya (dari gerakan ini) adalah kamu membuat musuh tertipu dengan gerakanmu,” tambahnya lagi.

Pelatihan ala James Hunt memang dikenal sebagai pelatihan detail gerakan tubuh. Terutama footwork dan bodywork. Apalagi bila pesertanya adalah anak muda seperti para pemain All-Star. Sinkronisasi gerakan tubuh begitu ditekankan untuk dapat dikuasai oleh para pemain supaya permainan basket mereka lebih sempurna.

Pelatihan dari James Hunt ini melengkapi seluruh pelatihan yang selama ini sudah diikuti oleh pemain. Termasuk dalam latihan di event Honda DBL Camp yang digelar awal Desember tahun lalu.

Intan Permatasari, Manajer Bisnis DBL Academy yang melakukan supervisi program tim All-Star mengatakan, bahwa latihan bersama James Hunt memang sudah dirancang demikian.

“Kami memang merancang program latihan yang berjenjang untuk tim Honda DBL All-Star. Pada Honda DBL Camp lalu latihan banyak terkonsentrasi pada teknik dan pola permainan. Nah latihan di Amerika Serikat ini latihannya terkonsentrasi pada detail dari setiap gerakan fundamental,” jelasnya.

Intan melanjutkan, bahwa selama di Amerika, tim All-Star akan mendapat beberapa jenis pelatihan serupa. Namun dengan spesifikasi yang berbeda. Tujuannya agar kemampuan yang dimiliki para pemain dapat meningkat dan dalam sektor yang lebih luas.

Di dalam salah satu stasiun, James terpukau dengan gerakan Andreas Marcelino Bonfilio, garda All-Star dari SMA St. Louis 1 Surabaya. Dan setelah itu berkali-kali dia menyampaikan kekagumannya kepada pemain yang juga menjadi MVP Honda DBL Camp kala itu. Menurutnya, Marcel -panggilan akrab Andreas Marcelino- punya sesuatu yang sangat spesial.

“Dia sangat spesial. Andai saja dia beruntung bisa bersekolah di sini, aku yakin dia juga yang akan paling bersinar. Bocah ajaib!” puji pelatih yang kini menangani latihan basket keluarga Shaquille O’Neal.

Namun, secara umum James Hunt menilai apa yang dilakukan tim Honda DBL Indonesia All-Star 2018 selama sesi latihan sangat baik. Meski hampir di setiap stasiun selalu dimulai dengan berbagai kesalahan penerapan teknik, namun mereka bekerja kerja untuk dapat memperbaiki itu.

“Mereka terlihat sangat kerja keras untuk memperbaiki kekurangan. Saya sangat respect kepada mereka dan saya melihat masa depan yang sangat cerah pada diri mereka semua,” tukas pelatih personal pemilik akademi basket Purpose Driven Training tersebut.

Sebelum menuju Expo Center, terlebih dahulu rombongan All-Star mengunjungi Griffith Observatory. Sebuah observatorium, planetarium, serta exhibition hall yang terletak di perbukitan Hollywood. Pada malam harinya, tim ini berkesempatan untuk menonton langsung laga NBA antara Los Angeles Lakers melawan Houston Rockets.

Besok mereka akan kembali berlatih. Namun, di tempat yang berberda, yaitu di fasilitas latihan milik legenda basket dunia Kobe Bryant di Kawasan Thousand Oaks, California. Mereka juga dijadwalkan untuk jalan-jalan sore di Melrose Avenue, sebuah kawasan perbelanjaan dekat Hollywood Boulevard. (GNP)

Komentar