Junior DBL East Java Series 2018-2019 resmi diselenggarakan Jumat, 15 Februari 2019. Gelaran ini merupakan kompetisi basket tingkat SMP sederajat dengan lingkup peserta dari Surabaya dan sekitarnya. Di tahun ke-14, DBL Indonesia selaku penyelenggara menggeser lokasi. Junior DBL sebelumnya diadakan di DBL Arena. Tahun ini, mereka sepakat memilih SCC Pakuwon Mall, Surabaya.
“Dengan berpindahnya tempat penyelenggaraan, kami ingin lebih memperluas partisipasi mulai siswa SD, SMP, hingga orang tua. Harapannya, konsep baru ini mampu menarik lebih banyak orang menjadi bagian Junior DBL,” ujar Donny Rahardian, Wakil Direktur DBL Indonesia
Donny menjelaskan bahwa dalam Junior DBL kali ini, panitia mengusung tiga pilar utama sebagai suguhan: kompetisi basket, edukasi nutrisi, dan pembangunan karakter. Tiga pilar tersebut selaras dengan tujuan DBL Indonesia, yakni memperluas partisipasi. Maka, apa yang tersaji di tempat penyelenggaraan dapat dinikmati oleh para peserta basket, supporter sekolah, guru, juga orang tua.
DBL Indonesia menggandeng dua pihak demi mensukseskan visi acara ini. Yang pertama adalah organisasi PBB di bidang anak-anak UNICEF. Bekerja sama dengan DBL Academy, keduanya membawakan kelas nutrisi bagi anak-anak. Tujuannya adalah memberikan edukasi tentang nutrisi yang dibutuhkan dalam tumbuh kembang anak.
Marc Vegara (tengah) sesaat setelah melangsungkan sesi konferensi pers bersama DBL Academy.
“Ini pertama kalinya saya ke Surabaya. Saya sangat terpukau dengan acara ini. Seru dan luar biasa,” ujar Marc Vegara, Chief of Communication and Public Advocacy UNICEF. Ia juga menambahkan bahwa olahraga merupakan bagian penting dalam tumbuh kembang anak sehingga kegiatan semacam ini punya dampak sangat baik.
Dari sekian banyak bidang, Marc justru punya pandangan sendiri mengenai pentingnya menjaga asupan makanan. “Anggap saja kondisi badan sehat itu senilai 100 poin. Sebanyak 80 poin berangkat dari nutrisi tubuh, sisanya adalah kebugaran. Percayalah, badan tidak akan bisa bugar sepenuhnya bila kita tidak menjaga pola makan,” tegasnya.
Pria yang sudah 20 tahun bekerja di UNICEF itu merekomendasikan untuk mengurangi konsumsi makanan hasil penggorengan. “Di sini semuanya digoreng, terutama makanan cepat saji. Semakin banyak mengkonsumsi gorengan sama saja dengan menumpuk penyakit. Oleh karena itu, mari kita budayakan untuk meminimalisir konsumsi makanan goreng sejak dini. Tapi bukan menghentikannya sama sekali,” kata mantan wartawan BBC tersebut.
Ia mengapresiasi tata denah lokasi acara. Menurutnya, tampilan dan fasilitas di Junior DBL sangat baik bagi anak seusia SMP. “Mengagumkan. Anak-anak bisa beraktivitas di sini. Hasilnya jelas. Lihat saja raut muka mereka sejak memasuki pintu masuk hingga keluar. Kegembiraan itu yang selalu kita cari,” pungkasnya. Ia juga tak segan berfoto dengan para peserta Kompetisi Jurnalis Junior DBL yang mengerumuninya ketika konferensi pers.
Pihak lain adalah Riliv, sebuah perusahaan baru (start-up) yang bergerak di bidang jasa konseling. Para orang tua yang menemani anaknya ke Junior DBL dapat berkonseling tentang pemilihan minat dan bakat anak. Aktivitas ini dipandu dengan para psikolog yang mendalami isu tersebut. Fasilitas diskusi ini diharapkan bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mengetahui sebelah mana minat terbesar anak.
Josaphat, 31 tahun, menuturkan bahwa konsep Junior DBL sangat seru. Selain menyajikan pertandingan yang kompetitif, ia dan keluarga bisa bersenang-senang sepanjang hari. “Acara ini seru sekali. Anak saya sampai tidak mau pulang karena keasikan bermain di Adu Tangkas Menembak Bola dan permainan tradisional di Kampong Dolanan Surabaya,” ujar ayah dua anak tersebut.
Gelaran Junior DBL East Java Series 2018-2019 – Babak Utama diselenggarakan 15 hingga 28 Februari 2019. Total akan ada 28 tim putra dan 28 tim putri dari 39 sekolah di Jawa Timur yang memperebutkan gelar juara putra dan putri. Selain itu, penampilan tim dance dan lomba jurnalistik ikut meramaikan acara tahunan tersebut.