Setelah menjalani rangkaian seri 6 Surabaya, Stapac Jakarta tidak langsung meninggalkan Kota Pahlawan. Senin, 4 Februari 2019, Stapac bertolak ke Pakuwon Mall, lebih tepatnya ke DBL Academy untuk menggelar latihan ekslusif. Latihan yang digelar satu hari ini dihadiri langsung oleh pelatih dan beberapa pemain Stapac beserta deretan pelatih DBL Academy.

Kepala Pelatih Stapac, Giedrius Zibenas didapuk sebagai pemberi materi utama dalam acara ini. Bersamanya, ada pula asisten pelatih, A.F. Rinaldo dan Antonius Joko, serta deretan pemain seperti Abraham Damar Grahita, Kaleb Ramot Gemilang, Widyanta Putra Teja hingga dua pemain impor, Kendal Yancy dan Savon Goodman.

“Hari ini kita berbagi kepada para peserta latihan (campers) tentang metode latihan yang selama ini diterapkan oleh coach Ghibbi (sapaan akrab Giedrius Zibenas), terutama untuk hal-hal dasarnya. Filosofi bermain basket terutama tentang cara bertahan. Dalam basket, bertahan adalah hal yang sangat penting dan itu berusaha kita ajarkan sejak dini. Selain itu, kami juga berusaha menghadirkan metode latihan yang menyenangkan agar adik-adik ini tidak bosan dan terus semangat berlatih,” terang A.F. Rinaldo seusai latihan.

Latihan ekslusif ini sendiri diikuti oleh 25 campers dengan rentang usia 10-18 tahun. Tidak ada pembagian tertentu saat berlatih, seluruh peserta mendapatkan porsi dan materi yang sama. Selain mendapatkan latihan dasar, campers juga sempat bermain bersama para pemain Stapac. Acara yang dimulai pukul 08.00 ini berakhir pada 17.00 bersamaan dengan pesta perpisahan dan foto bersama.

“Ini adalah lingkungan yang menyenangakan dengan banyak energi positif di dalamnya. Antusiasme para campers membuat saya seolah kembali ke masa kecil saya saat belajar basket. Saya rasa saya sudah cukup lama tidak mengunjungi sebuah akademi basket dan ini membuat saya senang. Kalian melakukan pekerjaan yang sangat baik dengan anak-anak kecil ini,” ujar Kendal Yancy kepada kami.

Ucapan senada juga terlontar dari tokoh utama acara ini, Giedrius Zibenas. Pelatih asal Lithuania ini mendaku cukup senang melatih anak-anak usia muda seperti ini. Di sisi lain,ia juga mengungkapkan bahwa di usia muda seperti inilah masa depan pemain basket ditentukan. Karena tak hanya membentuk seorang pemain basket, sebagai pelatih pemain usia muda, seorang pelatih juga harus membentuk karakter sang pemain sebagai seorang individu di masyarakat.

“Ini merupakan kali pertama saya datang ke tempat ini (DBL Academy) dan saya merasa cukup senang. Kalian punya 15 ring di dua lapangan, itu adalah jumlah yang lebih dari cukup untuk menunjang latihan para pemain muda ini. Setelah makan siang tadi, saya cepat-cepat kembali ke lapangan untuk menikmati tempat ini,” tutur Ghibbi.

“Selain itu, lantai lapangan ini juga sangat bagus. Anda harus tahu ini, setiap lapangan harus memiliki jarak antara lantai kayunya dengan lapisan di bawahnya. Jarak tersebut membuat para pemain terjaga dari cedera. Anda dapat merasakannya kala meloncat atau berlari. Saya juga senang lapangan ini memiliki AC (Air Conditioner). Hal itu juga merupakan bagian penting dari sebuah lapangan, saya merasa seperti pulang ke Lithuania,” imbuhnya.

“Semoga, kalian bisa terus mengundang pelatih-pelatih asing terutama dari Eropa untuk memberikan latihan di Indonesia. Tapi ke depannya, saya rasa yang harus berlatih adalah para pelatih lokal. Atau cara lain adalah mengirim pelatih lokal ke negara saya atau mungkin Serbia. Di sana banyak program bagus untuk dipelajari dan dibawa pulang untuk diterapkan di Indonesia,” tutupnya. (DRMK)

Foto: Dika Kawengian

 

 

Komentar