Persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) tinggal sebulan lagi. Hajatan itu akan berlangsung pada September 2016 mendatang di Jawa Barat. Demi menyambut itu, tim bola basket putra Jawa Tengah gencar mengikuti uji coba ke berbadai daerah. Salah satunya menantang tim Nanggroe Aceh Darussalam di GOR Stamford International School Bandung, Jawa Barat, Senin 1 Agustus 2016.

Pada kesempatan itu, Jateng berhasil unggul 97-64 atas lawannya. Mereka bahkan hampir tidak mengendorkan pertahananan dengan menekan lawan sejak awal. Beberapa kali Aceh kesulitan menembus pertahanan. Mereka mencoba menembak tiga angka, tapi gagal.

“Target saya mau menang, tidak boleh kalah lagi. Kemenangan ini penting untuk mental—kepercayaan diri,” aku Efri Meldi, kepala pelatih Jateng.

Kuarter pertama menjadi milik Jateng dengan kedudukan 25-15. Dengan modal itu, mereka sukses memimpin sampai akhir meski Aceh juga melakukan perlawanan. Mereka bermain dengan operan-operan terukur meski belum mengeluarkan semua strateginya.

“Ya, itu (operan-operan) untuk mengatasi pressing mereka (Jateng). Semua passing itu harus terukur, tahu ke mana arahnya, dan tahu posisi setiap pemain,” jelas Lukman Hasibuan, kepala pelatih Aceh.

Operan-operan itu memang terbilang sukses, tetapi tentu saja harus ada perbaikan. Menurut Lukman, beberapa kali pemainnya malah salah mengoper. Apalagi penyelesaian akhir mereka tidak cukup baik. Percobaan tembakan tiga angka berkali-kali gagal. Dalam pertandingan itu, ia membuat beberapa situasi untuk mengatasi kesiapan mental anak asuhnya.

Meski pun harus takluk pada akhirnya, Lukman mengaku salut kepada tim lawan. Ia menganggap Jateng memiliki tim yang cukup solid dengan sumber daya manusia yang memadai. Hanya saja, ia mengomentari, sikap dan mental lawan.

“Mental dan attitude (sikap) mereka masih cengeng. Sedikit-sedikit teriak. Padahal kalau boleh dilihat, (permainan) mereka lebih kasar,” ujar Lukman yang harus menerima pemainnya cedera karena pertandingan itu.

Di sisi lain, dengan sumber daya yang baik, Jateng sebetulnya sedang memperkuat kerjasama tim. Maka dari itu, Meldi sengaja memberikan pemainnya menit bermain untuk meningkatkan keterikatan di antara mereka. Dari berbagai situasi, ia mengulik kombinasi pemainnya supaya tidak terjadi ketimpangan.

“Chemistry sudah mulai terbangun. Paling perbaiki hal-hal kecil saja,” kata Meldi yang memang menyiapkan tim jauh-jauh hari.

Sebelum melawat ke Bandung, Jateng sebenarnya sudah melakukan uji coba di turnamen sesungguhnya. Mereka sempat mengikuti Piala Walikota Surabaya pada Juni lalu.

“Target saya di Piala Waliota Surabaya itu semua pemain punya menit bermain yang merata,” jelas Meldi. “Supaya tim saya mantap, semua orang bisa bermain.”

Pada turnamen itu, tidak hanya Jateng yang mengikuti pergelaran. Tim PON Jawa Timur—yang dianggap sebagai tim dengan SDM terbaik—ternyata juga mengikutsertakan diri. Nantinya, Jatim akan menjadi lawan sulit bagi semua daerah. Namun, Meldi mengaku tidak gentar menghadapi mereka September nanti.

“Saya percaya, Jawa Timur melihat kami juga sebagai tim besar. Memang secara SDM, mereka lebih bagus. Mereka punya postur tinggi dan beberapa pemain bermain di IBL. Cuma buat saya, semua ditentukan di lapangan.”

Berikutnya, Jateng akan menantang klub profesional JNE Bandung Utama pada Selasa pagi, 2 Agustus 2016. Menjelang malam, giliran Jawa Barat menjadi lawan di hari yang sama. Kemudian Aceh akan kembali menjadi lawan di hari terakhir mereka di Bandung pada Rabu, 3 Agustus 2016. Setelahnya, Jateng akan melancong ke Ibukota Jakarta.

 

Komentar