Dalam tiga musim ke belakang, nama Brooklyn Nets tak pernah masuk dalam hitungan tim terbaik di NBA. Lebih tepatnya, setelah para pemain seperti Deron Williams, Kevin Garnett, dan Paul Pierce pergi dari tim, Nets benar-benar terpuruk. Mereka tak pernah finis lebih baik dari peringkat 12 di Wilayah Timur.
Namun, peruntungan bak berubah drastis bagi Nets musim ini. Hingga pertandingan ke-48, Nets sudah berhasil memenangi 25 di antaranya. Rekor 25 kemenangan tersebut hanya berjarak tiga kemenangan dengan pencapaian mereka keseluruhan musim lalu (28 kemenangan). Padahal, tim asuhan Kenny Atkinson ini harus kehilangan pemain-pemain seperti Allen Crabbe dan Caris LeVert karena cedera.
Lebih hebat lagi, Nets yang sekarang juga sedang dalam kondisi “panas” usai merangkum empat kemenangan beruntun. Musim ini, rangkaian terbaik Nets adalah tujuh kemenangan beruntun dalam rentang 8-19 Desember 2018.
Banyak faktor ditengarai sebagai pemicu kebangkitan Nets musim ini. Tidak banyak perubahan susunan pemain dari musim-musim sebelumnya dan juga semakin matangnya permainan para pasukan usia muda menjadi salah duanya. Salah satu pemain yang tampak semakin matang adalah garda utama (point guard) mereka, D’Angelo Russell.
Memasuki musim keempatnya di NBA dan musim keduanya bersama Nets, Russell terus menunjukkan peningkatan yang menjanjikan. Selain terus meningkatkan sumbangsih poin dan asisnya setiap musim, jumlah rataan yang ia catatkan musim ini merupakan yang tertinggi sepanjang karirnya.
Dari 47 gim yang sudah ia mainkan, pemain berusia 22 tahun ini berhasil mencatatkan 19,2 poin, 3,7 rebound, 1,1 steal, dan 6,4 asis per laga. Sekali lagi, jumlah poin dan asis tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang karirnya.
Musim lalu, Russell tercatat hanya bermain sebanyak 48 kali. Ia absen nyaris setengah musim lantaran menderita cedera. Dengan jumlah tersebut, rata-rata ia menorehkan 15,5 poin, 3,9 rebound, 0,8 steal, dan 5,2 asis per gim.
Secara akurasi, musim ini Russell juga mengalami peningkatan. Keseluruhan, musim lalu ia memasukkan 41 persen tembakannya dan 32 persen dari belakang garis tripoin. Musim ini, pemain bernomor punggung satu ini memasukkan 44 persen tembakan serta 37 persen dari tripoin.
Di samping itu, torehan 31 poin kala melawan Sacramento Kings, 21 Januari 2019, juga menjadi catatan tersendiri. Sepanjang musim ini, laga itu merupakan laga kedelapan bagi Russell mengemas setidaknya 30 poin. Menariknya, selama tiga musim sebelumnya, Russell hanya pernah mencetak 30 poin di tujuh laga yang berbeda.
Menarik menunggu sejauh apa Russell membawa Nets musim ini. Jika mampu terus menjaga kesehatan dan meloloskan Nets untuk pertama kalinya ke playoff dalam tiga musim terakhir, rasanya Russell layak masuk ke jajaran elit NBA. Salah satu alasan mengapa saya bicara demikian adalah skuat keseluruhan yang dimiliki Nets.
Selain Spencer Dinwiddie, LeVert, dan Jarrett Allen, rasanya tak ada pemain yang benar-benar menonjol. Deretan pemain seperti DeMarre Carroll , Joe Harris, bahkan Jared Dudley selamanya adalah seorang role player (bukan tumpuan utama tim untuk mencetak angka). Peran mereka besar untuk sistem, tapi tidak untuk mendulang poin. Oleh karena itu, bersiaplah menyambut D’Angelo Russell, sang protagonis kebangkitan Brooklyn Nets musim ini.
Foto: NBA