Penyelenggaraan Seri 4 IBL 2018-2019 di Sritex Arena, Solo, berakhir pada tanggal 12 Januari. Namun pecinta IBL Solo mendapat suguhan tambahan istimewa sehari sesudahnya yaitu IBL All-Star 2019.

Nama-nama pemain starter IBL All-Star sudah ditentukan sejak akhir tahun 2018 lalu. Seperti halnya tim-tim di musim reguler yang terbagi menjadi dua divisi, dua tim yang berlaga di IBL All-Star juga terbagi menjadi tim Red Division melawan tim White Division. Di akhir laga, White Division keluar sebagai pemenang dengan skor 112-109. Savon Goodman yang mencetak 39 poin dan 10 rebound ditunjuk sebagai penerima anugerah pemain terbaik alias IBL All-Star MVP.

Starter Red Division terdiri dari Abraham Wenas, Jamarr Johnson, Arki Dikania Wisnu, Dior Lowhorn, dan Galank Gunawan. Dari kubu White Division, starternya adalah Adhi Pratama, Kore White, Abraham Damar Grahita, Wayne Bradford, dan Andakara Prastawa. Oleh karena mengalami cedera, posisi Wayne Bradford digantikan oleh Martavious Irving, sementara posisinya sebagai starter digantikan oleh Madarious Gibbs.

 

Setiap tim kemudian diisi oleh masing-masing lima pemain cadangan. Red Division merekrut Yanuar Priasmoro, Gary Jacobs Jr., Reza Guntara, Hardianus, dan Anthony Simpson. Tim ini dipegang oleh kepala pelatih Wahyu W. Jati.

Pemain-pemain cadangan White Division terdiri dari Kelly Purwanto, Mei Joni, Kaleb Ramot Gemilang, Savon Goodman, dan Martavious Irving. Kepala pelatih Stapac Jakarta Giedrius Zibenas dipercaya menangani tim ini.

 

Sebelum laga All-Star antara tim Red Division bertarung dengan tim White Division, IBL All-Star diisi oleh rangkaian kontes seru. Kontes pertama adalah kelihaian atau skill challenge.

Skill Challenge diikuti oleh empat regu yang terdiri dari tiga pemain. Regu yang berlaga dipimpin oleh pemain-pemain IBL aktif. Ada tim atau regu Hardianus, Abraham Wenas, Abraham Damar Grahita, dan Kaleb Ramot Gemilang.

Tantangan yang harus dilewati oleh setiap regu adalah melakukan tembakan layup, melantun bola secepat mungkin melewati penjagaan statis, melakukan operan dada melewati target, menembak dari area tembakan gratis, menembak tripoin, operan pantul melewati target, melantun bola lagi melewati penjagaan statis dan mengakhiri permainan dengan tembakan layup lagi.

Regu yang paling cepat menyelesaikan tantangan keluar sebagai pemenang. Tim Hardianus mampu menyelesaikan tantangan dalam waktu 49 detik. Pesaing terdekat mereka adalah Tim Kaleb Ramot Gemilang yang menyelesaikan tantangan dalam waktu 55 detik. Oleh karenanya, tim Hardianus berhak menjadi juara.

Kontes berikutnya adalah kontes menembak jarak jauh alias kontes tembakan tiga angka. Pesertanya adalah mereka yang memiliki akurasi tripoin tajam saat berlaga di liga. Madarious Gibbs, Andakara Prastawa, Maratvious Irving, David Atkinson, Mei Joni, dan Neno bertarung ketat di putaran pertama. Mei Joni dan Prastawa menjadi dua pemain yang lolos ke final. Pada babak final, Prastawa berhasil meraih 21 poin, mengalahkan Joni yang meraup 19 poin. Prastawa akhirnya menjadi juara, sekaligus memastikan bahwa ia adalah juara kontes tembakan tiga angka IBL All-Star selama tiga tahun berturut-turut.

Aksi yang paling ditunggu-tunggu selain pertandingan utama adalah kontes slam dunk. Mereka yang rajin melakukan slam dunk di musim reguler, hadir untuk menjadi yang terbaik di ajang IBL All-Star.

Garda asing Prawira Bandung Brachon Griffin memulai kontes. Para kontestan berikutnya menyusul. Ada Savon Goodman, Jamarr, Indra Muhammad dan Muhammad Sandy Ibrahim.

Savon Goodman yang memantulkan bola ke papan sebelum melakukan slam dunk gaya kincir angin (wind mill) mendapatkan poin terbanyak dari dewan juri. Setelah acara penyerahan hadiah selesai, semua pemain bersiap-siap melakoni acara puncak.

Tidak seperti biasanya, di mana para senter akan berebut bola di tepis mula (tip off), kali ini Abraham Wenas dan Andakara Prastawa yang maju ke tengah. Prastawa berhasil menepis bola ke arah Adhi Pratama, dan laga IBL All-Star pun dimulai.

Kuarter pertama hingga ketiga berjalan lamban. White Division unggul di kuarter pertama 30-25. Keunggulan ini terjaga sampai kuarter ketiga. White Division bahkan sempat unggul hingga 19 poin di kuarter ketiga.

Tempo permainan semakin ketat di kuarter empat. Walau dalam nuansa tidak serius, kedua tim terlihat ngotot ingin menang. Tembakan Gary Jacobs nyaris membuat laga berlanjut ke babak over time. White Division akhirnya menjadi pemenang dengan selisih tipis 112-109.(*)

Komentar