Stapac Jakarta semakin membuktikan dominasi di musim ini. Dalam laga terakhir Seri 4 Solo di Sritex Arena, 12 Januari, Stapac menang melawan seteru klasik mereka Satria Muda Pertamina Jakarta 85-78 lewat babak tambahan waktu (over time). Ini adalah kemenangan kedua Stapac atas Satria Muda musim ini. Di pertemuan pertama di Britama Arena, 9 Desember 2018, Stapac juga menang 66-63.

Laga berjalan tidak maksimal. Kondisi lapangan Sritex Arena sangat licin. Berulang kali para pemain dari kedua tim terjatuh ketika akan berlari bahkan ketika hanya akan berjalan. Wasit Haryanto Sutaryo bahkan sampai dua kali menghentikan pertandingan karena beberapa pemain terjatuh.

Terlepas dari kondisi lapangan yang harus ditoleransi oleh kedua tim, Stapac sedikit lebih agresif. Giedrius Zibenas, kepala pelatih Stapac mengaku puas dengan performa para pemainnya. Indikator favoritnya adalah statistik rebound. Stapac merebut 42 rebound, dan Satria Muda 37.

Poin terbanyak Stapac datang dari Kaleb Ramot Gemilang yang mencetak 18 poin. Disusul oleh Savon Goodman dengan 15 poin dan 10 rebound, Agassi Goantara 13 poin, Kendal Yancy 12 poin, dan Abraham Damar Grahita 11 poin ditambah 5 asis.

"Tidak ada pemain opsi pertama untuk mencetak angka. Opsi pertama adalah main bersama sebagai sebuah tim. Mencari peluang terbuka (open shot) sebanyak mungkin. Kalau peluang itu datang, siapapun harus memanfaatkan itu dengan baik," kata Giedrius Zibenas setelah pertandingan selesai. 

Satria Muda masih bertumpu kepada Dior Lowhorn dan Jamarr Andre Johnson. Lowhorn mencetak poin terbanyak dengan 33 poin dan 15 rebound, sementara Jamarr 25 poin dan 9 rebound. Hanya dua pemain ini yang mencetak poin dengan digit ganda untuk Satria Muda.

Tembakan tiga angka Abraham Damar Grahita di sisa 30 detik laga kuarter empat membuat Stapac berhasil menyamakan kedudukan 70 sama. Satria Muda memiliki peluang untuk memenangkan pertandingan di penguasaan (ball possession) terakhir. Dengan waktu tembak (shot clock) penuh, Jamarr yang melantun bola di detik-detik akhir memilih melepaskan tembakan ketika waktu tersisa satu detik. Tembakannya meleset dan laga berlanjut ke babak perpanjangan waktu.

“Saya ingin jadikan itu penguasaan terakhir. Saya mencoba mendekat ke ring agar peluang mencetak angka lebih besar. Kalau meleset, masih bisa rebut rebound. Kalau mereka dapat bola, waktu untuk balas menyerang sangat sedikit. Tapi tembakan saya meleset jauh,” kata Jamarr menjelaskan detik-detik akhir kuarter empat.

Kendal Yancy dan Kaleb lebih dulu mencetak angka di babak over time. Jamarr membalas lewat tembakan lay-up, dan kemudian Abraham Grahita kembali memasukkan tembakan dua angka. Selisih terdekat Satria Muda ke Stapac di over time hanya di kedudukan 76-75. Satria Muda tak mampu lagi mengejar.

Kepala pelatih Satria Muda Youbel Sondakh mengapresiasi usaha para pemainnya. Walaupun ia juga tidak menampik bahwa masih ada beberapa hal yang harus dibenahi pada timnya.

Hasil akhir Seri 4 Solo menempatkan Stapac kukuh di puncak Divisi Putih dengan 9 kemenangan dari 10 laga. Pelita Jaya ada di bawahnya dengan 4 menang dan 4 kalah. Di Divisi Merah, Satria Muda ada di posisi empat dari lima tim. Posisi teratas sementara jadi milik NSH Jakarta yang meraih 7 kemenangan dari 10 laga.

Dari Solo, IBL 2018-2019 akan melanjutkan perjalanan ke Seri 5 yang akan berlangsung di C-Tra Arena Bandung, 25-27 Januari 2019. Para penggemar IBL di Solo masih bisa menikmati aksi-aksi para pemain favoritnya. Tanggal 13 Januari, IBL menggelar IBL All-Star yang dijanjikan akan semarak.(rdn)

Foto: Hariyanto.

Komentar