Stephen Curry, garda utama Golden State Warriors, tidak berhenti membuat orang kagum. Dengan tembakannya jarak jauhnya yang jitu, ia terus mencetak rekor yang mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemain elit NBA. Ia bahkan bisa menyalip Jason Terry sebagai pencetak tripoin peringkat tiga dalam sejarah NBA.
Belakangan, tembakan tripoin memang menjadi salah satu senjata yang diminati di NBA. Tidak heran jika ada semakin banyak pemain muncul dengan kemampuan seperti itu. Beberapa pemain besar yang biasanya bermain pos saja sampai belajar untuk menembak jarak jauh. Sebut saja Blake Griffin dan Andre Drummond dari Detroit Pistons.
Kendati demikian, tembakan tripoin tidak muncul baru-baru ini. Curry tentu bukan satu-satunya yang andal dalam hal itu. Beberapa pemain lawas yang sudah pensiun ternyata juga memiliki kemampuan itu. Mereka bahkan memiliki rekor yang lebih baik dari Curry.
Siapa mereka? Simak deretan lima terbaik pencetak tripoin sepanjang sejarah NBA, sebagai berikut:
Kyle Korver
Nama Kyle Korver mestinya bukanlah nama pemain di bawah radar. Ketika LeBron James masih membela Cleveland Cavaliers, Sang Raja menginginkan Korver datang ke Cavs untuk membantunya merebut gelar juara 2017-2018. Namun, Korver rupanya gagal melakukannya. Sebab, Stephen Curry dan Warriors masih terlalu kuat saat itu.
Kendati belum pernah meraih gelar juara, Korver—yang kini membela Utah Jazz—telah mengukuhkan posisinya sebagai salah satu penembak jitu terbaik NBA. Sejak kedatangannya di liga tersohor dunia itu, ia terkenal piawai melepas tembakan-tembakan jarak jatuh. Secara total, ia mengumpulkan 2280 tripoin dari 5292 percobaan dengan rata-rata 2 tripoin per pertandingan. Tingkat keberhasilannya dari belakang busur tripoin pun mencapai 43,1 persen. Perolehan itu pun membuatnya menepati peringkat lima pencetak tripoin terbanyak sepanjang sejarah NBA.
Korver kini sudah bermain di NBA selama 16 tahun. Dengan usianya yang mencapai 37 tahun, ia ternyata masih bisa memberikan kontribusi lewat tembakan-tembakannya. Korver sedikitnya mengoleksi rata-rata 8 poin per pertandingan dengan akurasi total 43,7 persen di musim reguler 2018-2019, per 11 Januari 2019 waktu setempat. Sementara itu, akurasi tembakan tripoinnya mencapai 41,4 persen.
Jason Terry
Jason Terry menjadi pemain penting ketika Dallas Mavericks mengalahkan Miami Heat di final NBA 2011 silam. Saat itu, Terry berhasil mengantarkan timnya merebut gelar juara NBA. Ia menyumbang 27 poin sehingga Mavs bisa menang di pertandingan keenam.
Kini, setelah tampil terakhir kali bersama Milwaukee Bucks pada 2017-2018, Terry tidak memiliki tim lagi. Kemungkinan besar, ia akan pensiun meski belum meresmikan keputusannya. Bagaimanapun, dengan usianya yang mencapai 41 tahun, sudah waktunya ia berhenti berkompetisi.
Kendati begitu, selama 20 tahun di NBA, Terry telah mencetak rekor fantastis. Ia tidak hanya menjadi seorang juara, tetapi juga terkenal sebagai salah satu penembak jitu terbaik NBA. Sebelum disalip Stephen Curry, ia berada di peringkat tiga dalam daftar penembak jitu terbaik sepanjang sejarah NBA.
Terry menorehkan 2282 tripoin selama karirnya dengan percobaan tembakan mencapai 6010. Akurasinya mencapai 38 persen dengan field goal lebih tinggi, sekitar 44,4 persen. Rata-rata poin keseluruhannya pun mencapai dobel digit, yaitu 13,4 dengan 1,6 tripoin per pertandingan.
Sayangnya, karena tahun ini Terry tidak memiliki tim, ia terancam turun lagi. Korver yang masih aktif bermain siap menggulingkannya dengan 2-3 kali tripoin lagi. Garda tembak Jazz itu memang hanya terpaut dua tripoin dari Terry.
Stephen Curry
Sulit memungkiri Stephen Curry sebagai salah satu penembak jitu terbaik NBA saat ini, bahkan sepanjang masa. Seperti disinggung di muka, ia baru saja menggulingkan Terry dari peringkat tiga. Ia bahkan melakukan itu dengan cara fantastis. Curry menjadi pemain tercepat yang mencetak 150 tripoin pada 2018-2019. Ia mencetak itu hanya dalam 30 pertandingan. Perolehan itu lantas memecah rekor sebelumnya, yang juga dibuat Curry, dalam 33 pertandingan pada 2015-2016.
Dengan usianya yang baru menginjak 30 tahun, Curry bisa saja melewati dua pencetak tripoin teratas. Apalagi mengingat cara bermainnya selama ini. Curry memang mengandalkan tripoin meski bermain sebagai garda utama. Di musim ini saja, ia memasukkan 44,3 persen tripoin dalam 31 pertandingan, per 11 Januari 2019 waktu setempat. Akurasi tembakan keseluruhannya bahkan lebih tinggi lagi, yakni 48,7 persen. Dengan rata-rata itu, ia pun mengoleksi 28,8 poin per pertandingan.
Selama karirnya, Curry mengoleksi rata-rata 3,5 tripoin per pertandingan. Persentasenya mencapai 43,7 persen. Itu artinya, rata-rata musim ini lebih tinggi dari rata-rata keseluruhannya. Ia menunjukkan dirinya masih bisa mengejar dua pencetak tripoin terbanyak di atasnya. Reggie Miller, misalnya, akan menjadi sasaran terdekat Curry. Mereka hanya terpaut 275 tripoin. Jika dalam 30 pertandingan saja Curry bisa mengoleksi 150 tripoin, berarti—secara hitungan kasar—ia membutuhkan sedikitnya satu musim untuk menggulingkan Miller di peringkat dua.
Reggie Miller
Reggie Miller adalah seorang loyalis Indiana Pacers. Sejak kedatangannya di NBA pada 1987, ia tidak pernah membela tim selain Pacers sampai pensiunnya pada 2005. Selama itu pula, ia telah mengumpulkan 2560 tripoin untuk tim asal Indianapolis tersebut.
Dengan catatan sebanyak itu, Miller menempati peringkat dua dalam daftar pencetak tripoin terbanyak sepanjang sejarah NBA. Kemampuan menembaknya itu bahkan membuat masuk ke jajaran 50-40-90. Maksudnya, ia bisa mengumpulkan 50+ persen field goal, 40+ persen tripoin, dan 90+ persen tembakan gratis selama satu musim reguler. Itu pun dengan catatan ia telah mencapai jumlah minimum di setiap kategori, seperti: 300 field goal, 82 tripoin, dan 125 tembakan gratis.
Sejauh ini, hanya ada tujuh pemain yang pernah melakukan hal serupa, di antaranya: Larry Bird (Boston Celtics), Dirk Nowitzki (Dallas Mavericks), Steve Nash (Phoenix Suns), Mark Price (Cleveland Cavaliers), Kevin Durant (Oklahoma City Thunder), Stephen Curry (Golden State Warriors), dan Reggie Miller sendiri.
Kendati pernah masuk ke jajaran elit itu, Miller mengakhiri karirnya dengan rata-rata 1,8 tripoin per pertandingan. Persentase tripoinnya mencapai 39,5 persen. Persentase Curry sebenarnya masih lebih baik darinya. Namun begitu, penampilan Miller selama di NBA membuatnya masuk ke jajaran legendaris di Naismith Memorial Hall of Fame.
Ray Allen
Ray Allen baru saja menerima gelar Hall of Fame pada 2018 lalu. Ketika menyampaikan pidatonya di hadapan hadirin dalam upacara peresmian gelar, ia pun ditemani Reggie Miller karena sama-sama terkenal sebagai pencetak tripoin terbanyak di NBA. Namun begitu, rekor Allen masih lebih baik dari siapa pun yang pernah bermain di sana.
Allen bermain dengan empat tim berbeda (Milwaukee Bucks, Seattle Supersonics, Boston Celtics, Miami Heat) sejak 1996 sampai pensiunnya pada 2014. Selama itu, ia mengumpulkan 2973 tripoin dari 7429 percobaan. Secara keseluruhan, Allen rata-rata mencetak 5,7 tripoin per pertandingan. Tripoin krusialnya pada final NBA 2013 bahkan bisa menyelamatkan Miami Heat dari kekalahan atas San Antonio Spurs.
Saat itu, Heat kebetulan tertinggal 95-92. Allen melesakkan tripoinnya di sisa 5,2 detik yang akhirnya memaksa lawan bermain ke babak tambahan (overtime). Di babak tambahan itulah Heat kemudian merebut satu kemenangan yang mengantarkannya pada kemenangan lain. Akhirnya, mereka pun kelua sebagai juara NBA.
Hingga saat ini, momen Allen mencetak tripoin krusial itu pun masuk ke dalam momen besar NBA. Bagaimanapun, tanpa Allen, Heat mungkin tidak akan juara tahun itu. Keberadaan Allen di sana sama krusialnya dengan tembakannya. (GNP)
Foto: NBA