Prawira Bandung meraih kemenangan penting di satu-satunya laga mereka di Seri 4 Solo. Melawan Satria Muda Pertamina Jakarta di Sritex Arena, 11 Januari, Prawira menang tipis 79-77. Ini menjadi kemenangan pertama Prawira atas Satria Muda sejak tahun 2016 lalu. Waktu itu, Prawira masih bernama Garuda Bandung.

Dua pemain asing Prawira menjadi aktor penting di laga ini. Dalarian Williams mencetak 22 poin dan 13 rebound, sementara Brachon Griffin 21 poin dan 12 asis. Hans Abraham dan Diftha Pratama menjadi pemain lokal Prawira yang mencetak poin dua digit. Hans 10 poin dan Diftha 15 poin.

“Laga berjalan ketat selalu. Saya tak melihat ada momentum khusus yang membuat kami bangkit. Semuanya naik-turun,” kata Jerry Lolowang, asisten pelatih Prawira di sesi konferensi pers seusai laga. “Saat kami tertinggal, kami tidak begitu panik karena kami rasa semuanya cukup terkendali.”

Kedua tim bergantian saling mengungguli poin sebanyak 14 kali. Tak pernah ada yang unggul sampai 10 poin. Satria Muda sempat memimpin 31-22 di awal kuarter kedua, atau selisih 9 poin, dan Prawira berbalik unggul 49-42, atau selisih 7 poin di kuarter ketiga. Itulah dua selisih tertinggi bagi kedua tim.

Akurasi tembakan kedua tim juga sama bagus. Prawira memasukkan 41,3 persen tembakannya dan Satria Muda 42,9 persen.

Dior Lowhorn mencetak 24 poin atau terbanyak di antara para pemain Satria Muda. Kevin Yonas 17 poin dan Jamarr Andre Johnson 14 poin.

“Kami masih belum menemukan gim kami yang sesungguhnya. Kami belum konsisten,” kata Youbel Sondakh, kepala pelatih Satria Muda. “Tapi saya sangat positif dalam melihat tim saya. Saya yakin kami akan bangkit.”

Ketatnya pertahanan Prawira memaksa Satria Muda melakukan 27 kali turn over. Prawira berhasil mengonversi kesalahan itu menjadi 31 poin. Selain itu, meski hanya mengoleksi 10 offensive rebound, Prawira mendulang 13 poin dari serangan kesempatan kedua. Sementara Satria Muda yang meraup 17 offensive rebound hanya mampu mengubahnya menjadi 10 poin.

Tantangan besar menanti Prawira di Seri Bandung di mana mereka akan main tiga hari berturut-turut. Di Solo Prawira hanya satu kali main. Sementara sejak berakhirnya laga, Satria Muda punya waktu istirahat selama kurang lebih 18 jam sebelum menghadapi laga klasik melawan Stapac Jakarta.

“Stapac musim ini sangat agresif. Mereka punya 12 pemain yang semuanya agresif. Untuk bisa menang melawan mereka, kami tidak boleh kalah mental,” kata Youbel.

Sebelum menghadapi Satria Muda, 12 Januari, Stapac sudah melakoni dua laga berturut-turut. Semuanya berhasil dibungkus menjadi kemenangan.(rdn)

Foto: Hariyanto.

Komentar