Enes Kanter, senter New York Knicks, akan absen ketika timnya menghadapi Washington Wizards di London, Inggris, pada medio Januari 2019 nanti. Pasalnya, jika Knicks membawa Kanter ke Eropa, ada kemungkinan nyawa Sang Senter tidak akan selamat. Pemain berkebangsaan Turki itu terancam dibunuh mata-mata dari rezim Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Menurut penuturan Kanter kepada New York Daily News, dirinya telah berunding dengan manajemen untuk sampai kepada keputusan itu. Mereka akhirnya tidak mau mengambil risiko besar hanya demi satu pertandingan. Kanter harus tetap di Amerika Serikat agar tidak diburu mata-mata.
“Saya tidak akan pergi. Jadi, saya akan tetap di sini untuk berlatih,” kata Kanter seperti dikutip situs berita lokal tersebut. “Itu menyedihkan karena memengaruhi karir saya sebagai pemain basket. Saya ingin bermain, tetapi hanya karena satu orang gila, satu maniak itu, saya tidak bisa pergi ke mana-mana. Sangat menyedihkan.”
Selama ini, Kanter memang disebut-sebut sebagai oposisi dari pemerintah Turki. Bentrokannya dengan Erdogan terjadi setelah ia dianggap mulai mendukung Fethullah Gulen.
Gulen adalah seorang ulama yang dituduh mengorganisasi upaya mengudeta pemerintah Turki pada 2016. Namun, kudeta itu sendiri gagal. Gulen kabarnya mengasingkan diri ke Amerika Serikat dan menolak semua tuduhan. Sementara itu, orang-orang yang ada di baliknya justru ditangkapi. Ayah Kanter, Mehmet, bahkan ikut ditangkap. Menurut laporan Ben Rohrbach, Yahoo! Sports, Sang Ayah dijatuhi hukuman penjara 15 tahun.
Ketika Mehmet dijatuhi hukuman penjara, Kanter juga sebenarnya dituntut hukuman serupa. Pemerintah Turki menuntutnya dengan bui selama empat tahun. Hal itu terjadi akibat Kanter dianggap menghina Presiden lewat cuitannya di Twitter setelah kudeta terjadi. Saat itu, Sang Pemain menilai tindakan pemerintah dalam menyikapi peristiwa kudeta militer sebagai pelanggaran HAM. Ia pun menyamakan Ergodan dengan Adolf Hitler, pemimpin Nazi Jerman saat Perang Dunia II. Namun begitu, Turki tidak bisa menangkap Kanter karena masalah respon ekstradisi Amerika Serikat.
Akibat bentrokannya dengan pemerintah Turki, Kanter pun tidak bisa pulang ke negaranya. Pemerintah Turki bahkan sempat mempersulit Kanter di bandara Rumania karena paspornya ditolak.
Ketika mengunjungi Indonesia untuk menghadiri acara Jr NBA, Kanter juga berurusan dengan hal yang sama. Ia sampai terpaksa keluar dari Indonesia secara sembunyi-sembunyi karena Turki mendorong militer dan agen rahasia untuk memburunya. Untungnya, Kanter bisa segera keluar dari Tanah Air sebelum diciduk pihak berwenang.
Dengan riwayat seperti itu, Knicks pun mafhum. Mereka tidak akan membawa serta Kanter ke London untuk melindungi nyawanya. Sebab, kata Kanter, Erdogan punya mata-mata di mana-mana. Jika ia pergi ke Eropa, itu hanya akan membuatnya menjadi bulan-bulanan. (GNP)
Foto: NBA