Lama tak mendengar kabar tentang Andreson Varejao. Ternyata senter berambut keriting tersebut tengah fokus meloloskan Brazil ke babak utama Piala Dunia FIBA 2019 di Cina. Varejao tampil di sembilan laga kualifikasi Zona Amerika dengan catatan 11,4 ppg, 7,9 rpg, dan 2,2 apg. Brazil harus memenangkan dua laga di fase keenam untuk memastikan satu tempat di babak utama.

Brazil kini berada di peringkat ketiga dengan rekor 7-3 di babak kualifikasi. Pada fase kelima, mereka kalah 67-94 dari Kanada. Kekalahan tersebut membuat Brazil belum dinyatakan lolos ke babak utama.

Sekarang, mereka akan menjalani dua laga terakhir di fase keenam. Brazil menghadapi Virgin Islands pada 21 Februari 2019, serta melawat ke Dominican Republic pada 25 Februari 2019. Brazil harus memenangkan kedua laga tersebut untuk memastikan diri berangkat ke Cina.

Varejao menjadi senjata utama Brazil selama kualifikasi Piala Dunia FIBA Zona Amerika. Ia mencetak efisiensi 17,7 dan tampil di 9 dari 10 laga kualifikasi. Varejao menjadi pemain terbaik saat mengalahkan Dominican Republic, November lalu, dengan torehan 12 poin dan sembilan rebound. Sayangnya, tiket ke Cina belum bisa diraih hingga akhir fase kelima.

"Kalah dari Kanada adalah pertandingan yang paling menyebalkan. Itu mungkin satu-satunya pertandingan kualifikasi di mana kami sepenuhnya dikuasai lawan sepanjang pertandingan. Kanada bermain di level yang sangat bagus, dan mereka datang dengan target membawa pulang tiket ke Cina. Akhirnya, mereka melakukannya dengan baik. Untuk itu, di sisa dua pertandingan ini, kami harus bemain maksimal. Kami tidak ingin menyesal lagi," kata Varejao, dikutip dari fiba.com.

Varejao menganggap bahwa tiket ke Cina sangat penting bagi negaranya. Sebab, Brazil sudah membuat 17 penampilan berturut-turut di Piala Dunia FIBA. Dari jumlah tersebut, mereka bisa menjadi juara dua kali beruntun di tahun 1959 dan 1963. Namun di tahun 2014 lalu, Brazil gugur di babak perempat final.

"Sangat penting menjadi bagian dari kompetisi dunia di Cina, musim panas mendatang. Kami ingin tetap bermain di kompetisi internasional, baik itu Piala Dunia FIBA, Olimpiade, dan turnamen-turnamen lainnya. Dengan bermain di level intenasional, maka hal tersebut akan mencerminkan bagaimana basket di negara kami. Semua negara dan pemain basket terbaik akan berkumpul di Cina, dan Brazil tidak boleh ketinggalan," ucapnya.

Varejao sudah membela tim nasional Brazil sejak 2001. Ia memenangkan dua medali emas FIBA Americup (2005 dan 2009), medali emas FIBA South American Championship (2003), serta medali emas Pan American Games (2003). Sedangkan untuk Piala Dunia FIBA, Varejao tampil di edisi 2010 dan 2014.

"Dua turnamen Piala Dunia FIBA menjadi pengalaman luar biasa bagi saya. Di tahun 2014 lalu, kami selesai di peringkat keenam. Kami kalah dua laga. Tapi yang menarik adalah Brazil bisa mengalahkan Serbia dan Argentina. Menurut saya, tahun 2014 menjadi permainan terbaik kami di kompetisi internasional dalam 15 tahun terkahir. Tetapi saya ingin lebih baik lagi. Kami berharap bisa lolos ke Cina dan menjadi yang terbaik," tegasnya.

Nama Varejao sempat berkibar di basket NBA. Ia pernah membela Cleveland Cavaliers dalam kurun waktu 2004 hingga 2016. Pada Februari 2016, Cavs menukar Varejao dengan Draft Pick Putaran Pertama milik Portland Trail Blazers. Tapi sebelum tampil bersama Blazers, ia dijual ke Golden State Warriors. Varejao tampil 22 pertandingan bersama Warriors dengan catatan 2,6 ppg dan 2,3 rpg. Ia pun tampil di Final NBA 2016 melawan tim lamanya, Cleveland Cavaliers. Varejao mencetak sejarah NBA karena menjadi pemain yang tampil di dua tim finalis dalam satu musim kompetisi. Sayangnya ia tidak sempat menikmati cincin juara.

Varejao kemudian kembali ke Brazil. Ia bergabung dengan Flamengo Basketball dan bermain di NBB Americas League, sejak awal 2018 hingga sekarang. Kini pengalaman dan tenaga Varejao dibutuhkan Brazil untuk bertanding di Piala Dunia FIBA. (tor)

Foto: fiba.com

Komentar