Kyrie Irving merupakan salah satu sosok terkenal di basket dunia saat ini. Bukan hanya karena dirinya di NBA, tetapi Irving juga berprestasi di kompetisi level internasional. Irving menjadi MVP di Piala Dunia FIBA (World Cup) 2014 di Spanyol serta membawa Amerika Serikat meraih gelar juara. Kini ia ingin kembali mengenakan seragam tim nasional dan mempertahankan gelar juara di Piala Dunia FIBA 2019 di Cina.
Sekadar mengingat, bahwa Irving merupakan paling bersinar sejak awal hingga akhir kompetisi Piala Dunia FIBA 2014. Di final melawan Serbia, Irving mencetak 26 poin, serta membawanya meraih gelar pemain terbaik. Dua tahun berselang, garda dengan tinggi 1,91 meter itu juga membuat Amerika Serikat membawa pulang medali emas Olimpiade 2016 Rio de Janeiro. Peristiwa tersebut terjadi setelah Irving mempersembahkan gelar NBA untuk Cleveland Cavaliers.
Di Piala Dunia FIBA 2014, Irving mencetak 12,1 PPG, 2,6 RPG, dan 3,6 APG dalam sembilan pertandingan. Sementara itu di Olimpiade 2016, Irving mencatatkan 11,4 PPG, 2,5 RPG, dan 4,9 APG dalam delapan laga.
Ternyata, juara Piala Dunia 2014 dan medali emas Olimpiade merupakan gelar internasional pertama baginya setelah bergabung dengan timnas senior. Irving sebelumnya pernah mengantarkan Amerika Serikat menjadi juara di FIBA Americas U18 tahun 2010. Kini pemain Boston Celtics itu ingin lebih banyak mengoleksi gelar juara internasional.
"Itu menjadi salah satu momen terbaik dalam karir saya. Terpilih menjadi MVP Piala Dunia 2014. Kami saat itu hanya bermain dengan satu tujuan yaitu memenangkan gelar juara. Bakat dan mentalitas tim kami membawa kami ke puncak," kata Irving, seperti dilansir fiba.com.
Irving tidak hanya mengingat soal juara dan MVP saja. Sebab ada banyak hal yang dirasakan ketika tampil bersama tim nasional. Salah satunya bertemu penggemar dari berbagai belahan dunia.
"Saat kami tampil di Spanyol rasanya sangat luar biasa. Spanyol adalah negara olahraga yang hebat, bola basket sangat besar di sana. Jadi banyak orang yang datang ke pertandingan, itu menciptakan suasana yang menyenangkan," ucapnya. "Semua pengalaman di Piala Dunia menarik, tidak hanya soal medali. Kami berkenalan dengan pemain baru, negara baru, dan berkeliling di Spanyol. Itu bagus, dan saya yakin turnamen berikutnya di Cina akan lebih hebat."
Irving sudah menjadi MVP Piala Dunia FIBA dan peraih medali emas Olimpiade di usia 26 tahun. Artinya, dia masih berpeluang besar mengejar banyak gelar internasional. Terdekat, Iving ingin kembali tampil di Piala Dunia FIBA 2019 mendatang.
"Saya ingin lebih banyak lagi gelar dalam karir saya. Saya masih sangat ambisius dan ingin mendapatkan lebih banyak lagi. Saya masih berusia 26 tahun, dan ingin menempatkan banyak piala di lemari pribadi saya," tegasnya.
Piala Dunia FIBA 2019 akan digelar 31 Agustus hingga 15 September 2019 mendatang. Pada 2 Desember 2018 lalu, Amerika Serikat sudah memastikan satu tiket ke babak utama. Amerika Serikat belum menurunkan tim utama, tapi berhasil memenangkan lima dari enam pertandingan kualifikasi zona Amerika. Tiga negara dari zona tersebut yang sudah lolos adalah Venezuela, Kanada, dan Argentina. Menariknya, Irving belum bermain sama sekali di kualifikasi.
"Cina itu negara bola basket yang tumbuh sangat cepat. Saya pikir turnamen di Cina nanti akan berjalan sukses. Saya siap bermain di Cina. Ketika bermain dengan tim nasional Amerika Serikat, kami selalu dituntut untuk bekerja lebih keras. Sebab kami harus ingat bahwa Amerika Serikat menjadi tim yang paling diincar untuk dikalahkan oleh negara-negara lain," katanya.
Dalam sejarah Piala Dunia FIBA, Amerika Serikat tampil 18 kali berturut-turut. Mereka pernah menjadi tuan rumah di tahun 2002. Dari jumlah penampilan tersebut, mereka berhasil memenangkan lima gelar juara. Jumlah yang sama diraih oleh Yugoslavia. Amerika Serikat juara Piala Dunia FIBA di tahun 1954, 1986, 1994, 2010, dan 2014. (tor)
Foto: fiba.com