Sudah lebih dari dua bulan NBA 2018-2019 berlangsung. Sudah banyak pula kejadian-kejadian yang terlwati. Mulai dari kejutan Denver Nuggets yang kukuh di tengah ketatnya persaingan Wilayah Barat. Toronto Raptors yang membuktikan bahwa mereka semakin kuat dengan skuat dan manajemen yang baru hingga anomali statistik pemain-pemain NBA mendekati akhir tahun ini. 

Selain hal-hal di atas, penampilan para pemain tahun pertama atau yang akrab disebut ruki juga menarik ditunggu. Setiap tahunnya, ada 60 ruki yang masuk ke NBA melalui NBA Draft. Jumlah tersebut bisa bertambah lagi seiring adanya aturan two-way player hingga unrestricted free agent (pemain bebas).

Pemain-pemain yang terpilih katakanlah di urutan 10 besar NBA Draft akan selalu mendapatkan ekspetasi besar. Beberapa ada yang mampu memenuhi harapan-harapan tersebut, beberapa justru terjungkal karena besarnya ekspetasi. Menariknya, di tengah persaingan mereka-mereka yang sudah disanjung tinggi, ada deretan pemain di luar mereka yang bisa saja memberi kejutan.

(Baca juga: LeBron James, Tripoin, dan Perubahan Gaya Bermain NBA Musim Ini)

Mainbasket mencoba merangkum deretan ruki “tak terlihat” saat NBA Draft dan kini menunjukkan penampilan atau sumbangsih apik bagi timnya. Bukan tidak mungkin, pemain-pemain ini akan berkembang menjadi All Star di masa-masa mendatang seperti Draymond Green atau Ben Wallace.

Kedua pemain ini tak masuk dalam 10 besar NBA Draft tahun mereka, bahkan keduanya tak masuk dalam pemain yang terpilih di putaran pertama. Green terpilih di urutan ke-35, putaran kedua NBA Draft 2012 sementara Wallace bahkan berstatus undrafted. Berikut daftar pemain-pemain tersebut.

Shai Gilgeous-Alexander

Memasukkan nama Shai Gilegous-Alexander mungkin bukan langkah populer. Pemain yang akrab dengan akronim SGA ini sebenarnya terpilih di urutan yang tak bisa dibilang buruk, urutan ke-11. Los Angeles Clippers menjadi tim yang tak mau melewatkannya.

Seiring kepergian Chris Paul musim lalu, Clippers memang cukup kebingungan menemukan pengganti di posisi garda utama yang memiliki kemampuan komplit, memberi umpan dan mencetak angka. Austin Rivers dan Milos Teodosic yang ditunjuk sebagai pengganti musim lalu gagal memenuhi ekspetasi dan datanglah SGA musim ini.

Selama 32 laga yang dimainkan, pemain berusia 20 tahun ini menjadi pilihan utama (starter) sebanyak 23 kali. Rata-rata, ia bermain selama 27,4 menit dan menyumbangkan 10,8 poin, 3,1 rebound, 2,9 asis, dan 1,0 blok per laga. Jumlah poin tersebut menempatkannya di urutan kesembilan pencetak poin terbanyak untuk ruki sementara jumlah asisnya membuatnya menjadi pemberi asis terbanyak keempat di antara para ruki. Untuk poin, ia berhasil mengungguli nama-nama seperti Wendell Carter Jr., Mo Bamba, dan Mikal Bridges yang terpilih di atasnya saat NBA Draft.

Ia juga menempati urutan keempat rataan steal terbanyak dan lima besar untuk akurasi tripoin serta tembakan gratis. Alumnus University of Kentucky ini memiliki akurasi tripoin 36,7 persen dan 80,2 persen untuk akurasi tembakan gratis.

Landry Shamet

Landry Shamet belum memiliki kesempatan sebanyak SGA untuk menunjukkan kemampuannya. Namun, dengan waktu yang terbatas, pemain yang terpilih di urutan ke-26 NBA Draft 2018 ini sedikit banyak memberikan gambaran bagaimana cara bermainnya.

Turun di 34 laga Philadelphia 76ers dengan dua di antaranya menjadi starter, Shamet adalah pengganti sempurna untuk J.J. Redick atau Jimmby Butler saat keduanya istirahat. Selama 20,7 menit di lapangan, ia berhasil membukukan 8,1 poin, 1, 4 rebound, dan 0,9 asis per laga dengan akurasi tripoin mencapai 40,5 persen. Rata-rata ia melepaskan 4,5 tripoin per gim dengan 1,8 di antaranya menemui sasaran.

Akurasi luar biasa tersebut membuat alumnus Wichita State University ini menjadi yang terdepan untuk urusan akurasi tripoin di antara para ruki. Hanya ada nama Kevin Huerter, ruki dari Atlanta Hawks, yang sama-sama menyentuh angka 40 persen, tepatnya 40, 3 persen.

Melihat kerangka tim Sixers yang dimotori oleh Ben Simmons, Jimmy Butler, dan Joel Embiid, Shamet bisa jadi senjata mematikan yang sering terlewatkan. Tiga pemain di atas akan menarik banyak perhatian lawan dan Shamet dengan leluasa mencari posisi terbaiknya untuk melepaskan tembakan. Bila diberi kesempatan lebih banyak, bukan tidak mungkin Shamet berkembang menjadi salah satu penembak jitu terbaik di NBA.

Robert Williams

Satu urutan di bawah Shamet ada Robert Williams yang dipilih oleh Boston Celtics. Dengan deretan bintang muda yang memadati skuat Celtics, Williams cukup jarang mendapatkan kesempatan. Ditambah cedera yang sempat melanda, Williams tercatat baru bermain sebanyak 15 kali yang semuanya ia mulai dari bangku cadangan dengan rata-rata menit bermain 8,7 menit per laga.

Yang harus diperhatikan di diri Williams bukanlah perannya saat menyerang, melainkan kehadirannya saat bertahan. Berposisi sebagai senter dengan tinggi mencapai 208 sentimeter, Williams menunjukkan kapasitasnya dengan rata-rata membukukan 1,5 blok per gim. Ia lantas menambahkan 2,8 poin plus 2,8 rebound dengan akurasi mencapai 76 persen dalam lembar statistiknya. Jumlah blok tersebut merupakan yang terbanyak ketiga di antara para ruki. Hanya ada Mitchell Robinson dan Jarren Jackson Jr. yang memiliki rataan lebih banyak.

Kehadirannya dapat memberi ketenangan untuk pemain-pemain seperti Jayson Tatum, Kyrie Irving, dan Jaylen Brown di masa mendatang dalam menyerang. Mereka tak perlu banyak energi untuk bertahan dengan kehadiran alumnus Texas A&M ini. Menarik menunggu dapatkah Williams mencapai permainan tertingginya dan bisa saja membuatnya menjadi salah satu pemain bertahan terbaik di NBA seperti Ben Wallace ke depannya.

Mitchell Robinson

Salah satu pemain bertahan terbaik di kelas ini selain Williams adalah Mitchell Robinson. Seperti yang sudah diungkapkan di atas, Robinson memimpin perolehan blok per gim dengan 1,8 blok. Pemain yang terpilih di urutan ke-36 NBA Draft 2018 oleh New York Knicks ini memberi kenyamanan sendiri untuk tim seiring absennya Kristaps Porzingis dan Enes Kanter di awal musim ini.

Selain kuat saat bertahan, Robinson juga kuat saat menyerang. Bermain dalam 28 laga Knicks dengan 12 di antaranya menjadi starter, ia membukukan 4,7 poin, dan 3,8 rebound, dengan akurasi mencapai 64 persen.

Di bawah asuhan David Fizdale, besar kemungkinan Robinson akan terus mendapatkan kesempatan untuk berkembang. Hal tersebut juga terlihat dari kembali membaiknya pemain-pemain yang sempat “terbuang” di tim lain dan kini bermain untuk Knicks seperti Emmanuel Mudiay, Mario Hezonja, hingga Trey Burke.

Allonzo Trier

 

Knicks memilki dua pemain di daftar ini. Trier malah bisa dibilang lebih istimewa dari pemain-pemain sebelumnya. Mengapa? Karena ia adalah satu-satunya pemain di daftar ini yang berstatus undrafted. Ya, Trier tidak dipilih oleh tim manapun dalam NBA Draft 2018. Knicks lantas melihat potensinya dan memberi two-way contract.

Namun, penampilannya yang melebihi ekspetasi banyak orang membuatnya mendapatkan pembaharuan kontrak menjadi kontrak reguler. Dalam 28 laga yang sudah dimainkan dengan tiga di antaranya menjadi starter, Trier berhasil menorehkan rata-rata 11,1 poin, 3,1 rebound, dan 1,8 asis per laga. Akurasi keseluruhannya mencapai 46 persen dengan akurasi tripoin di angka 37 persen. Dari garis tembakan gratis (free throw), alumnus University of Arizona ini memasukkan 80 persen tembakannya.

Jumlah poin keseluruhan tersebut menempatkannya menjadi ruki tersubur kedelapan sejauh ini. Ia juga menjadi ruki dengan akurasi tripoin terbaik ketiga dan menjadi lima besar ruki dengan akurasi tembakan gratis terbaik. 

Trier bisa dibilang memiliki gaya bermain yang liar dan mampu menciptakan peluang untuk dirinya sendiri. Kemampuannya saat berhadapan satu lawan satu dengan lawan bisa dibilang menjadi salah satu yang terbaik di kelas ruki ini. Hal tersebut membuatnya dijuluki “Iso Zo” yang merupakan kependekan dari Isolation Zo (Allonzo).

Menarik menunggu kiprah para ruki ini di sisa musim ini atau bahkan musim-musim yang akan datang. Karena seperti beberapa contoh sukses di atas, peringkat draft tak melulu menentukan nasib seorang pemain. Kerja keras tentu menjadi kunci seiring dengan faktor-faktor lain seperti tim hingga keberuntungan.  Jadi, siapa menurut Anda yang akan mengejutkan pecinta NBA?

Foto: NBA

Komentar