DBL Store di Pakuwon Mall Surabaya mendadak riuh pada Kamis sore, 20 Desember. Belasan orang yang ada di sana tampak bersenda gurau sambil sesekali bertukar informasi tentang sepatu. Riuh sekali. Sore itu memang spesial, itu lah kali pertama sepatu kolaborasi terbaru DBL dan Ardiles diperlihatkan ke publik.

Adalah signature shoes keenam Azrul Ananda, CEO dan Founder DBL Indonesia yang menjadi pusat perhatian sore itu. Sepatu bernama AZA 6 tersebut akhirnya dilepas ke tangan tiga pembeli pertamanya secara eksklusif.

Sejak kali pertama diumumkan kehadirannya melalui akun resmi @dblindonesiaofficial dan @dblstore, sepatu AZA 6 mendapat respon yang luar biasa. Linimasa media sosial diramaikan dengan potongan-potongan foto serta pengumuman sepatu yang harganya hanya 428 ribu rupiah itu. Padahal, sepatu yang memiliki tagline #KamuBisa itu baru akan dirilis pada 5 Januari 2019 mendatang.

Melihat antusiasme publik yang tinggi, DBL Indonesia memutuskan untuk membuka penjualan lebih cepat dengan sistem pre-order.

Melalui akun Instagram @dblstore pada Rabu (19/12) lalu, tiga pembeli beruntung itulah yang resmi dipilih menjadi konsumen pertamanya. Mereka diundang secara eksklusif oleh DBL Indonesia dan Ardiles untuk menerima sepatu AZA 6 secara langsung dari Azrul Ananda di gerai DBL Store Pakuwon.

Ketiga pembeli beruntung tersebut adalah Teguh Wijayanto (29) dari Bojonegoro, Annabilah Rachma (14) dari SMPN 20 Surabaya, dan Reza Dwi Prastya (26) dari Pontianak. Selama berada di DBL Store, ketiganya juga mendapat banyak hadiah istimewa dari DBL Indonesia. Dan pastinya bubuhan tanda tangan asli dari Azrul Ananda di kotak maupun sepatu AZA 6 milik mereka masing-masing.

Menurut Azrul Ananda, AZA 6 memiliki dampak ekonomi yang besar dan belum pernah terjadi di Indonesia untuk kategori sepatu basket. Hal ini dikarenakan ada ribuan orang di Indonesia yang merasakan manfaat ekonomi dari sepatu ini.

“Bayangin ada tokot-toko kecil sepatu yang ada di Samarinda, Jayapura yang kesusahan memutar barang karena menjual sepatu jutaan. Tapi dengan sepatu yang harganya terjangkau bisa lebih cepat memutar barang karena cepat dibeli," jelas Azrul Ananda.

Hal ini pun diiyakan oleh Teguh Wijayanto, pelatih basket asal Bojonegoro yang juga menjadi salah satu Lucky Buyers kemarin. Ia menuturkan bahwa di kampung halamannya, banyak anak muda yang terhalang mengembangkan diri untuk bermain basket karena kesulitan membeli sepatu. Bahkan, banyak di antara mereka yang menggunakan sepatu badminton maupun futsal untuk bermain basket.

Namun semenjak ada AZA 5 dan AZA 6, para pemain basket muda di Bojonegoro mulai meningkat. Pasalnya, selain mudah didapat, sepatu ini menjangkau kalangan menengah ke bawah yang cukup kesulitan dalam membeli sepatu basket dengan harga yang mahal.

“Di AZA 6, selain keren dan bagus, sepatu ini juga memiliki bentuk yang menyesuaikan kaki orang Indonesia yang umumnya lebar. Selain itu, sepatu ini sangat ringan sekali. Rasanya kaya nggak pakai sepatu malah,” tambahnya.

AZA 6 sendiri memiliki beragam teknologi yang disematkan di dalamnya. Salah satunya adalah Megatonic Tech yang terbuat dari poly urethane. Fitur ini membuat pijakan kaki lebih kuat saat melakukan drive dan pivot. Tak berhenti di situ, hitmap dan motif alas kaki herringbone membuat distribusi beban yang dihasilkan ketika melakukan gerakan bisa menyesuaikan kontur kaki.

Selain itu, bahan dasar upper pada AZA 6 terbuat dari mesh yang berasal dari nilon rajut. Sehingga memberikan sirkulasi udara dan membuat kaki tetap dingin baik saat pertandingan maupun aktivitas lainnya. (*)

Komentar