Kyrie Irving, garda utama Boston Celtics, sukses mengangkat iklan Pepsi berjudul Uncle Drew ke dalam bentuk film panjang. Dalam film tersebut, ia mengajak beberapa pemain dan bekas pemain untuk bermain peran. Namun, ada pula beberapa kameo alias figuran yang muncul untuk memberi sedikit kesaksian tentang kesaktian Uncle Drew, tokoh utama dalam film yang diperankan Irving sendiri.

Di awal film tersebut, para kameo yang beberapa di antaranya merupakan bekas pemain NBA muncul untuk mengucapkan satu-dua patah kata. Mereka tidak berperan besar, tetapi kemunculannya sedikit menarik perhatian. Bagaimanapun, ketika Irving dkk. menjadi orang lain dalam film Uncle Drew, beberapa kameo justru hadir sebagai diri mereka sendiri.

Berikut para kameo tersebut:

Earl Monroe

Earl Monroe alias Black Jesus atau Earl The Pearl merupakan pemain lawas yang terkenal di era 1960 sampai 1980-an. Selama karirnya, ia hanya membela dua tim NBA: Baltimore Bullets (kini Washington Wizards) dan New York Knicks. Pada 1973, Monroe berhasil membawa Knicks menjuarai NBA. Setelah itu, tim asal New York tersebut belum pernah lagi meraih gelar yang sama.

Selain gelar juara, Monroe juga merupakan Rookie of the Year 1968. Ia menjadi pemain debutan terbaik setelah tampil gemilang bersama Bullets. Ia mencatat rata-rata 24,3 poin, 5,7 rebound, dan 4,3 asis per pertandingan di musim pertamanya.

Setelah menghabiskan waktunya selama 4,5 musim bersama Bullets, Monroe pun pindah ke New York untuk bergabung dengan Knicks. Ia menghabiskan sisa karirnya di sana selama sembilan tahun; mencatatkan rata-rata 16,2 poin, 2,6 rebound, dan 3,5 asis per pertandingan. Dengan semua catatannya bersama Bullets dan Knicks, ia pun terpilih sebagai pemain All-Star sebanyak empat kali (1969, 1971, 1975, dan 1977). Kiprahnya di NBA itu kemudian membuatnya terpilih juga sebagai salah satu legenda yang namanya terpatri di Naismith Memorial Basketball Hall of Fame.     

Chris Mullin

Chris Mullin belakangan ini sibuk dengan perannya sebagai seorang pelatih. Ia memegang tim basket putra St. John Red Storm di NCAA Divisi I sejak 2015 silam. Namun, jauh sebelum itu, Mullin merupakan salah satu pemain terbaik Golden State Warriors di NBA.

Mullin banyak menghabiskan waktunya bersama Warriors. Ia sedikitnya membela tim asal Oakland itu selama 13 musim. Namun, pada 1997-2000, ia sempat bermain untuk Indiana Pacers sebelum memutuskan kembali ke Warriors demi mengakhiri karir di tim aslinya. Warriors bahkan mengistirahatkan nomor punggungnya (17) di langit-lagit Oracle Arena sebagai penghormatan atas jasa Sang Legenda. Mullin pun menjadi salah satu dari enam pemain Warriors yang nomornya dipensiunkan.

Selama karirnya bersama Warriors, Mullin mencetak rata-rata 20,1 poin, 4,4 rebound, 3,9 asis, dan 1,7 steal per pertandingan. Ia tampil sebanyak 807 kali dengan waktu bermain mencapai 32,6 menit. Selama itu pula, ia sempat masuk ke jajaran All-Star sebanyak lima kali.     

Bill Walton

Rambut merah, berewok merah, dan tinggi menjulang 211 sentimeter. Bill Walton tak ubahnya seorang monster di NBA era 1970 sampai 1980-an. Saat itu, ia menjadi salah satu senter dominan yang bermain untuk tiga tim berbeda.

Walton mengawali karir bersama Portland Trail Blazers. Ia bermain untuk tim itu selama empat musim. Senter andalan Blazers itu pun sempat mengantarkan mereka menjadi juara NBA pada 1977. Selang setahun, ia menyabet gelar pemain terbaik NBA. Namun, kebersamaannya dengan Blazers pupus karena pindah ke San Diego Clippers (kini Los Angeles Clippers).

Walton menghabiskan waktu empat musim bersama Clippers, tetapi ia gagal membawa mereka menjadi juara NBA. Setelah itu, ia pun pindah ke Celtics pada musim 1985-1986, dan langsung membawa tim asal Boston itu menjadi juara. Di tahun yang sama, ia juga meraih gelar Sixth Man of the Year.

Kini, Walton sibuk menjadi seorang komentator olahraga sambil menikmati hari-hari tuanya sebagai Hall of Famer. Nomor punggungnya (32) juga diistirahatkan oleh Blazers sebagai bentuk penghormatan dan penegasan sosoknya sebagai legenda.      

George Gervin

George Gervin merupakan legenda yang telah melewati dua liga. Ia pernah bermain di ABA dan NBA pada 1972-1986. Dalam kurun waktu itu, ia membela setidaknya tiga tim: Virginia Squires, San Antonio Spurs, dan Chicago Bulls. Namun, masa jayanya terjadi ketika ia bermain untuk Spurs.

Saat itu, Gervin yang dikenal dengan julukan The Iceman sebenarnya terpilih di NBA Draft 1974. Hanya saja, ia pada akhirnya memilih untuk setiap bersama Spurs sampai mereka kemudian bergabung ke NBA. Selama itu, Gervin pun mencetak sejarah sebagai pemain yang bisa menembus All-Star sembilan kali beruntun (1977-1985) dan menjadi pemain terbaik di salah satu gelarannya (1980). Ia menjadi fondasi penting Spurs di kala itu meski mereka tidak juga merebut satu gelar juara pun.  

Kendati demikian, kebersamaan Gervin dengan Spurs tidak abadi. Spurs menukarnya dengan David Greenwood ke Chicago Bulls. Ia pun bermain bersama tim berlogo banteng merah itu selama satu musim sampai akhrnya memutuskan hijrah ke luar negeri. Ia sempat bermain di Eropa sebelum memutuskan pensiun. (GNP)

Foto: NBA

Komentar