Bulan Desember adalah bulan kebahagiaan bagi warga Amerika Serikat yang mayoritas penduduknya merayakan Natal. Membagikan hadiah jadi budaya dalam merayakannya. Itulah yang dilakukan penggawa New York Knicks, Lance Thomas dan Damyean Dotson. Mereka melaksanakan program berbagi 500 sepatu bekerja sama dengan gerai sepatu Sneakernstuff.

Pemberian sepatu-sepatu ini ditujukan pada para pengemis yang diakomodasi oleh Departement of Homeless Services. Mereka mengundang kalangan membutuhkan tersebut untuk mendapatkan sepatu serta bercengkerama di Sneakernstuff. Kedua pemain juga membuka sesi temu penggemar. Tak ayal, mereka pun jadi obyek foto dan meminta tanda tangan.

Thomas selaku inisiator berupaya untuk membagikan sepatu-sepatu tak terpakai dari kerabat untuk diberikan kepada yang membutuhkan. “Saya punya banyak sepatu tak terpakai, begitupun teman-teman saya. Sementara di luar sana, banyak yang tidak punya kesempatan untuk memiliki sepatu. Maka dari itu, apa salahnya memberikan benda tak terpakai kami pada mereka yang membutuhkan?” paparnya kepada ESPN.

Ke-500 sepatu itu tercatat dimiliki, bahkan pernah dipakai, oleh para pemain New York Knicks. Sebagian di antaranya adalah edisi khusus pemain (PE) dan sepatu sampel yang urung diproduksi masal. Nama-nama seperti Kristaps Porzingis, Allonzo Trier, Tim Hardaway Jr, Trey Burke, Noah Vonleh, dan Courtney Lee disebut sebagai donatur.

Baca juga: 13 Tahun Lalu, Nike SB Dunk Low Staple Pigeon Mericuhkan New York

New York bisa disebut sebagai pusat kultur sneaker dunia. Kejadian itu terjadi karena berbagai kegiatan anak muda yang berhubungan dengan sepatu bersol karet itu bermula di sini. Dari ranah basket, legenda New York Knicks Walter “Clyde” Frazier disebut sebagai pebasket profesional pertama yang mendapat sepatu khusus pada 1973. Perjalanan itu berlanjut dengan berbagai cerita pendukung lainnya.

Tidak hanya itu, New York juga berperan besar pada perkembangan kultur streetwear dewasa ini. Salah satu yang terpenting adalah keberadaan butik Supreme. Budaya jual-kembali (reselling) sneaker pun dipercaya dimulai dari sini. Momen itu terjadi pada 2005 ketika ricuh Staple x Nike SB Dunk Low “Pigeon” dirilis dan ricuh.

Dengan catatan sejarah seperti itu, wajar bila kemudian berbagi sneaker jadi kegiatan yang mampu mengundang khalayak ramai di New York. Tidak menutup kemungkinan kegiatan ini bisa mengundang keikutsertaan pihak sponsor yang bisa menyediakan lebih banyak sepatu untuk dibagikan.

Populer

Mike James: NBA Bukan Tempat Terbaik untuk Saya
Yuki Kawamura Tirukan Selebrasi "Too Small", Meski Tidak Suka
Format NBA All-Star Kemungkinan Berubah Lagi
Jaime Jaquez Jr. Masih Bimbang Memilih Timnas
Manfaatkan Badai Cedera, Doncic dan Mavericks Benamkan Magic!
DJ Augustin Gantung Sepatu
Banyak Pemain Cedera, Pep Guardiola Keluhkan Jadwal Manchester City Seperti NBA
Reaksi Giannis Tanggapi Pernyataan Trump Tentang Yunani
Bulls Kembalikan Matas Buzelis ke G League
Vince Carter Terharu Mengenang Momen Indah dengan Raptors