Stapac Jakarta menuai hasil sempurna di Seri 3 Bali. Tampil tiga hari berturut-turut, Stapac selalu mengemas kemenangan. Hari ini, 16 Desember di GOR Merpati, Denpasar, menghadapi Satya Wacana Salatiga, Stapac menang 86-59.
Savon Goodman mencetak 25 poin dan 9 rebound, Abraham Damar Grahita 17 poin, Kaleb Ramot Gemilang 15 poin dan 8 rebound, dan Widyanta Putra Tedja 10 poin, 7 rebound, 5 asis.
“Kami memulai pertandingan dengan sedikit buruk, tetapi kami berhasil membalikkan keadaan dengan cara menguatkan pertahanan,” kata Giedrius Zibenas, kepala pelatih Stapac.
“Di babak pertama, Satya Wacana mencetak 39 poin. Angka itu masih di dalam perkiraan kami. Lalu di babak berikutnya mereka hanya mencetak 20 poin, pujian untuk para pemain saya. Mereka menunjukkan karakternya,” tambah Giedrius.
Satya Wacana memang tampil meyakinkan di kuarter pertama. Apalagi Stapac tidak memainkan Kendal Yancy. Dengan akurasi 46,2 persen, Satya Wacana unggul di kuarter pertama 22-14.
“Ada masalah dengan lutut Yancy, jadi saya tidak mau ambil risiko. Ini bukan situasi yang asing bagi kami karena kami sudah pernah seperti ini dan tim saya siap,” terang Giedrius tentang kondisi garda asingnya.
Di kuarter kedua, permainan Stapac semakin padu. Pertahanan semakin kukuh, serangan lebih agresif. Stapac melepaskan 20 tembakan di kuarter kedua, 11 di antaranya menghasilkan angka. Kondisi berbalik. Stapac unggul 45-39.
“Para pemain saya juga berhasil menghentikan Gibbs dan fast break Satya Wacana. Mereka hanya mencetak empat angka dari fast break, saya rasa rencana kami berjalan dengan baik,” jelas Giedrius.
Dalam beberapa kesempatan, Giedrius selalu menjelaskan bahwa hal terpenting baginya dalam permainan basket adalah menguasai rebound. Bagi Giedrius, menguasai rebound membuka peluang lebih besar untuk mengendalikan permainan.
Menghadapi Satya Wacana, Stapac menguasai 54 rebound. Satya Wacana hanya 37. Stapac mengemas 26 poin dari serangan kesempatan kedua.
“Stapac tim yang bagus. Ketika momentum kami hilang, mereka dengan cepat mengejar,” kata Efri Meldi, kepala pelatih Satya Wacana. “Di kuarter kedua, Raymond Miller sudah melakukan tiga kali foul. Kalau saya paksakan bermain terus, bisa bahaya bagi kami.”
Satya Wacana cukup agresif melepaskan tembakan tiga angka. Namun, dari 27 tembakan tripoin, hanya 6 yang berbuah angka.
“Kami harus meningkatkan akurasi. Kalau kami bisa memanfaatkan tembakan-tembakan dari posisi terbuka, khususnya dari luar garis tripoin, seharusnya hasilnya bisa berbeda,” kata garda Satya Wacana Cassiopeia Manuputty.
Dari tujuh laga yang sudah dilakoni, Satya Wacana baru menang dua kali. Stapac sendiri kukuh di puncak klasemen Divisi Putih dengan 6 kemenangan dari 7 laga.
Satria Muda Tundukkan Prawira
Di laga setelahnya, Satria Muda Pertamina Jakarta berhasil mematahkan perlawanan Prawira Bandung, 83-64. Dior Lowhorn mencetak dobel-dobel untuk Satria Muda dengan 26 poin dan 14 rebound. Jamarr Andre Johnson juga dobel-dobel dengan 16 poin dan 10 rebound. Rizal juga cemerlang dengan 17 poin. Akurasi tembakannya di angka 87,5 persen.
Prawira Bandung di laga ini tidak lagi menggunakan jasa garda Jamal Ray. Ia digantikan oleh mantan pemain NSH Jakarta musim lalu, Brachon Griffin. Griffin dan Dalarian Williams masing-masing mencetak 20 poin untuk Prawira.(*)
Foto: Alexander Anggriawan