Permainan basket 3x3 masih sering disalahkaprahkan sebagai permainan basket yang mengutamakan keterampilan lantun (dribble) untuk mencetak angka. Sehingga tidaklah heran bila pada kompetisi 3x3 lokal masih sangat banyak dijumpai tim dengan para pemain yang berlama-lama menghabiskan waktu dan energi untuk mengolah bola tanpa hasil, sementara para pemain yang tidak menguasai bola diam di tempat. Padahal faktor yang lebih menentukan kemenangan suatu tim adalah seberapa efektifnya strategi serangan yang melibatkan koordinasi pergerakan tanpa bola dan pemasangan tembok (screen).
Pada artikel ini mainbasket akan memperkenalkan salah satu contoh strategi serangan yang sangat efektif dalam menghasilkan peluang mencetak angka, namun dengan hanya mengandalkan pergerakan tanpa bola, dasar-dasar gerakan memotong, dan pemasangan tembok. Strategi ini disebut sebagai Deep V Pass & Cut – Screen & Cut.
Strategi ini terdiri dari skenario utama yang spesifik, yang disebut Deep V Pass & Cut, yaitu pola serangan yang mengandalkan operan dan gerakan memotong dengan alur serangan yang seakan-akan membentuk gambaran huruf V, serta skenario lanjutan Screen & Cut yang tidak spesifik, sebagai alternatif eksekusi akhir. Dengan demikian, penamaan strategi ini merupakan penggabungan dari dua skenario tersebut.
Komposisi dan Pembagian Peran
Komposisi pada strategi serangan ini dapat berdasarkan pembagian peran secara konvensional, namun juga dapat dilakukan dengan dua pembawa bola dan satu pemain besar, tanpa menggunakan spesialis penembak jarak jauh.
Berikut ini adalah komposisi pembagian peran yang direkomendasikan mainbasket:
O1 : Pembawa bola utama. Kemampuan dasar yang dibutuhkan adalah kecepatan gerakan untuk memotong, serta kemampuan eksekusi jarak dekat dan tembakan jarak menengah yang sangat baik.
O2 : Penembak jarak jauh utama. Kemampuan dasar yang dibutuhkan adalah kemampuan tangkap dan tembak yang sangat baik di area atas dan sayap karena nomor 2 dapat menjadi target penembak akhir apabila skenario ini berhasil diantisipasi lawan.*
O3 : Pemain besar. Kemampuan yang dibutuhkan adalah kekokohan tubuh, serta ketepatan pemasangan tembok dan kecepatan gerakan memotong setelah memasang tembok. Selain itu juga dibutuhkan kemampuan eksekusi di area pos bawah yang sangat baik karena berpeluang besar untuk menjadi eksekutor akhir di area tersebut.*
*O2 dan O3 berperan besar sebagai fasilitator pada skenario ini, sehingga harus memiliki kemampuan membaca situasi dan operan yang sangat baik.
STRATEGI
Diagram 1
Formasi awal pada strategi ini adalah 3 pemain berada di area luar, yaitu 1 di area atas dan 2 di area sayap. Serangan dimulai dengan operan dari O2 ke O1 yang telah melakukan v-cut terlebih dahulu.
Diagram 1A
O2 bergerak ke arah O3 sebagai tipuan dan dilanjutkan dengan gerakan memotong ke area tengah untuk menerima operan dan mencetak angka. O2 dapat berpura – pura memasang tembok untuk O3 atau bahkan sebaliknya O3 dapat berpura-pura memasang tembok untuk O2.
Diagram 1B
Apabila O2 tidak berhasil mendapatkan operan, maka O1 mengoper bola ke O3 yang bergerak ke atas, sementara O2 yang telah mencapai area no-charge semi-circle bergerak ke area pos bawah. Skenario ini bersambung ke diagram 2.
Diagram 2
Formasi awal pada skenario ini adalah 2 pemain berada di luar (1 di area atas yang menguasai bola dan 1 di area sayap), dan 1 pemain berada di pos bawah sisi yang berlawanan dari pemain yang berada di sayap.
Serangan dimulai dari pergerakan O2 menuju ke sayap luar dengan gerakan yang perlahan (garis hitam) dan dilanjutkan dengan gerakan yang cepat (garis merah). Selain itu, O2 harus berteriak meminta bola dan melakukan gerakan tubuh untuk meminta operan ketika berada di garis merah tersebut, sehingga perhatian pemain bertahan akan tertuju pada O2 yang merupakan spesialis penembak jarak jauh.
Di saat yang bersamaan ketika O2 telah bersuara di garis merah, O1 memotong ke area tengah untuk menerima operan dari O3. Target operan utama pada skenario diagram 2 ini adalah O1.
Kunci keberhasilan pada skenario ini adalah koordinasi pergerakan O2 dan O1, serta O3 yang harus tampak fokus ke arah O2, namun kemudian mengoper ke O1 dengan penglihatan perifer/mengoper tanpa melihat ke arah O1.
Diagram 2A-1 dan 2A-2
Perhatikan bahwa O1 dapat memotong sisi depan X1 (2A-1) atau melewati sisi belakang X1 (2A-2), tergantung dari posisi pemain bertahan tersebut. Jalur operan dari O3 ke O1 pun tergantung pada bagaimana O1 memotong pemain bertahan.
Diagram 2B
Apabila O1 tidak berhasil mendapatkan operan, maka O3 mengoper bola ke O2 di sayap, sementara O1 yang telah mencapai area no-charge semi-circle bergerak ke area pos bawah. Skenario ini bersambung ke diagram 3.
Sebagai alternatif atau variasi sebelum memasuki skenario diagram 3, maka skenario pada diagram 2 dapat diulang kembali dengan mengembalikan penguasaan bola ke atas (O3) dan dilanjutkan dengan gerakan memotong yang dilakukan oleh O2. Pengulangan diagram 2 sangatlah direkomendasikan apabila komposisi pada tim terdiri dari 2 pembawa bola yang memiliki gerakan cepat, tanpa memiliki spesialis penembak jarak jauh.
Diagram 3
Formasi awal pada skenario ini sama seperti diagram 2, dengan perbedaan pada lokasi penguasaan bola. Pada skenario ini yang menguasai bola adalah pemain yang berada di sayap, berbeda dengan skenario diagram 2 dimana bola dikuasai oleh pemain yang berada di atas.
Skenario ini dimulai dengan O3 yang memasang tembok di sekitar sudut untuk membebaskan O1 ke area perimeter atas dan dilanjutkan dengan O3 yang memotong ke dalam setelah memasang tembok.
Diagram 3A
Diagram 3A menunjukkan skenario ideal pada strategi ini, dimana terjadi pertukaran penjagaan dan O3 berhasil memotong ke dalam untuk menerima operan dari O2. Pada skenario ini, O3 adalah target operan utama, sehingga ketepatan pemasangan tembok dan kualitas koordinasi antara O1 dengan O3 sangatlah penting. Apabila O2 terlambat memberikan operan pada O3 yang sedang memotong, maka O3 bergerak ke area pos bawah untuk menerima operan dan melakukan serangan satu lawan satu pada X1 sebagai hasil dari pertukaran penjagaan saat memasang tembok.
Diagram 3B
Apabila tidak terjadi perturakan penjagaan dan X3 berhasil menutup jalur operan ke O3, maka O2 mengoper ke O1 yang bergerak ke perimeter atas. O1 harus langsung menembak apabila terbebas dari X1. Tapi apabila X3 yang pada awalnya menutup O3, kemudian terpancing menghampiri O1 yang menerima operan di perimeter atas, maka O1 dapat melakukan operan ke O3 yang bebas di area dalam.
Diagram 4
Diagram 4 adalah salah satu alternatif apabila skenario pada diagram 3 tidak berhasil, dimana tidak terjadi pertukaran penjagaan pemain bertahan dan O1 gagal mendapatkan peluang menembak. Skenario pada diagram 4 hampir tidak mungkin terjadi karena upaya menembak dan memasukkan bola pada umumnya sudah terjadi di skenario diagram 2 dan 3. Skenario diagram 4 ini dapat terjadi apabila eksekusi skenario diagram 1 - 3 dilakukan dengan gerakan yang sangat amat cepat.
Pada skenario ini, O1 melantun ke arah sayap, dan dilanjutkan dengan mengoper dan memasang tembok ke O2 yang bergerak ke arah atas (1-DHO-2). O2 harus langsung menembak ketika mendapatkan operan atau melantun dan menembak secepat mungkin dari area luar karena waktu penguasaan bola yang hampir habis bila telah mencapai skenario diagram 4. Oleh karena itu, koordinasi pemasangan dan pemanfaatan tembok sangatlah penting pada skenario ini. (*)
Foto: fiba.com