Seri 1 yang berlangsung tanggal 30 November hingga 2 Desember di GOR Sahabat, Semarang lalu menjadi pembuka Indonesian Basketball League (IBL) 2018-2019. Kemenangan Bogor Siliwangi atas Stapac Jakarta tak hanya jadi kemenangan tim yang biasanya ada di papan bawah terhadap tim -yang biasanya- di papan atas, tetapi juga merupakan kemenangan Siliwangi pertama sejak satu musim sebelumnya.

Slam dunk Indra Muhammad yang lebih keren daripada semua slam dunk para pemain asing juga menjadi keseruan tersendiri. Langsung kerasnya pertandingan yang membuat beberapa pemain terlibat saling dorong juga mengindikasikan bahwa musim ini akan berjalan sangat ketat. Dari Seri 1, beberapa pelatih umumnya berkomentar, "Kekuatan sepertinya merata."

Berikut adalah keseruan-keseruan dari Seri 1 Semarang yang kami catat. Keseruan ini sangat mungkin berulang di Seri 2 Jakarta dan seterusnya, atau bahkan akan dikalahkan oleh keseruan-keseruan lain yang akan datang.

Sistem kompetisi

Seperti musim lalu, kontestan IBL dibagi menjadi dua grup dengan nama Divisi Merah dan Divisi Putih. Divisi Merah berisi NSH Jakarta, Hangtuah, Bima Perkasa Yogyakarta, Prawira Bandung dan Satria Muda Pertamina Jakarta. Divisi Putih berisi Bogor Siliwangi, Satya Wacana Salatiga, Stapac Jakarta, Pacific Caesar Surabaya, Pelita Jaya BC Jakarta.

Berbeda dengan musim lalu di mana tim-tim dalam satu divisi bertanding sebanyak 3 kali dan hanya 1 kali lintas divisi, musim ini, tim-tim di satu divisi yang sama akan bertemu 2 kali, begitu juga lintas divisi 2 kali.

Dampaknya, bila musim lalu setiap tim berlaga sebanyak 17 kali selama musim reguler, musim ini bertambah satu menjadi 18.

Semua menang – semua kalah

Di Semarang, semua tim yang datang memetik kemenangan dan juga merasakan kekalahan. Kemenangan terbanyak diraih oleh NSH Jakarta, Hangtuah, dan Bima Perkasa Yogyakarta dengan masing-masing dua kali menang. Semuanya berasal dari Divisi Merah. Sisanya, masing-masing mendapatkan satu kemenangan.

Tiga tim lain masing-masing menderita dua kali kekalahan. Dari Divisi Merah ada Prawira Bandung, dan dari Divisi Putih ada Bogor Siliwangi dan Satya Wacana Salatiga. Sisanya masing-masing merasakan satu kekelahan.

Satria Muda dan Pelita Jaya tidak bermain di Seri 1 karena kebanyakan pemainnya dipanggil oleh tim nasional Indonesia untuk berlaga di Prakualifikasi Piala Asia 2021 di Thailand.

Pemain lokal menanjak: Widyanta Putra Tedja dan Hans Abraham

Bisa jadi memang terlalu dini untuk memuji kedua pemain ini. Butuh konsistensi untuk kemudian mengatakan bahwa mereka memang menonjol. Di Seri 1, Widyanta Putra Tedja benar-benar menjadi poros serangan-serangan Stapac Jakarta. Widy di Semarang adalah starter. Pada saat menghadapi Bogor Siliwangi, Widy bermain selama lebih dari 31 menit, dan mencetak 9 poin, 5 rebound, dan 5 asis.

Performa garang Widy keluar ketika ia bermain selama lebih dari 37 menit melawan Satya Wacana. Ia mencetak 24 poin, 8 rebound, 7 asis, dan kemenangan Stapac 83-63. Selain memasukkan keseluruhan 4 tembakan gratisnya, akurasi Widy juga lebih dari 50 persen.

Prawira Bandung jadi satu-satunya tim yang belum pernah menang sebelum laga terakhir Seri Semarang dimulai. Kemenangan tersebut akhirnya diraih dengan membungkam Bima Perkasa 73-57. Prawira mengguyur Bima Perkasa dengan tembakan-tembakan tripoin. Muncul sebagai pemain cadangan, Hans Abraham memasukkan 5 dari 9 tripoin. Total, Hans mencetak 20 poin atau terbanyak bersama garda asing Jamal Ray.

Pemain asing berguguran: Jordin Mayes dan Ronald Whitaker

Usia karir Jordin Mayes di Stapac Jakarta hanya 8 menit 2 detik di kuarter pertama. Mayes keluar lapangan karena cedera yang kemudian dikonfirmasi sebagai cedera lutut ACL. Dalam rentang tersebut, Mayes baru mencetak 2 poin dan 2 rebound. Kepala Pelatih Stapac Giedrius Zibenas sangat menyesalkan hal ini karena menurutnya Mayes adalah pemain yang sangat bagus.

Di akhir Seri 1 Semarang, Kepala Pelatih Satya Wacana Efri Meldi mengatakan bahwa ia tidak akan lagi menggunakan jasa Ronald Whitaker. Menurut Meldi, ia membutuhkan seorang pemain yang lebih besar dan mampu bekerja dengan baik di dua sisi lapangan. Performa Whitaker memang sulit dikatakan mengesankan. Ia hanya dimainkan di 2 dari 3 laga Satya Wacana di Semarang. Saat Satya Wacana menang atas Hangtuah, Whitaker hanya mencetak 10 poin dan 2 rebound. Menghadapi Bima Perkasa di laga kedua, Whitaker memberi 7 poin dan 6 rebound.

Pemain asing mengejutkan: David Atkinson dan Matthew Van Pelt

Pemain-pemain asing baru yang hadir di IBL 2018-2019 rata-rata eksplosif. Dua di antaranya akan terlihat cukup berbeda. Pertama adalah senter Bima Perkasa Yogyakarta David Atkinson dan garda Pacific Caesar Surabaya Matthew Van Pelt.

Melihat David Atkinson, kita akan berharap ia banyak mengeksploitasi area lubang kunci. Selama Seri 1, Atkinson melepaskan 24 tripoin atau 8 tripoin per gim. Akurasinya 37,5 persen. Di laga kedua, Atkinson memasukkan 6 dari 10 tripoin yang ia lepaskan. Kemampuan ini sangat berguna bagi Bima Perkasa. Absennya Atkinson di bawah ring tidak terlalu bermasalah karena Bima Perkasa memiliki Galank Gunawan dan Frida Aris Susanto.

Menyesalkah Kencana Wukir, kepala pelatih Pacific Caesar memilih Matthew Van Pelt sebagai garda asing timnya? Tidak terlihat dan ia sama sekali tak pernah menyinggung hal tersebut di Semarang. Matthew adalah garda utama dengan postur setinggi 175 cm. Di laga pertama, ketika Pacific menang atas Prawira 78-69, Matthew mencetak tripel-dobel 13 poin, 10 rebound, dan 10 asis.

Pacific kalah 81-95 melawan NSH, namun Matthew tetap impresif dengan 18 poin, 5 rebound, dan 10 asis. Andalan Matthew adalah kecepatan dan naluri menemukan rekan-rekannya di waktu dan tempat yang tepat.

Pemain asing konsisten: Gary Jacobs, Madarious Gibbs, dan Martavious Irving

Inilah tiga pemain yang sudah pernah bermain di IBL sebelumnya dan tetap menunjukkan kestabilan bahkan mulai memberi dampak kepada para pemain lokal. Gary Jacobs sudah tiga musim berturut-turut di IBL. Pertama ia main dan menjadi pemain asing terbaik IBL 2016-2017 bersama NSH Jakarta. Musim kedua ia perkuat Garuda (sekarang Prawira) Bandung, dan kini bersama Hangtuah.

Tuah Gary tak berkurang. Ia tetap jadi tumpuan. Selama Seri 1, Gary rata-rata mencetak 20,3 poin per gim. Di dua laga pertama, Gary mengirim 9 dan 6 asis. Bahkan di laga kedua, poinnya (15 poin) tidak lebih banyak daripada garda Hangtuah Stevan Wilfredo Neno (19 poin). Bagi Andika, Kepala Pelatih Hangtuah, ini menunjukkan bahwa Gary mulai mencoba mengangkat para pemain Hangtuah lainnya.

Madarious Gibbs dipertahankan oleh Satya Wacana Salatiga. Langkah ini diperkenankan oleh IBL dan juga dimanfaatkan Satria Muda Pertamina Jakarta dalam mengikat kembali Dior Lowhorn. Dalam tiga laga Gibbs bersama Satya Wacana di Seri 1 Semarang, tak ada hal lain yang terlihat selain kepercayaan diri yang lebih. Gibbs rata-rata mencetak 29,6 poin (PPG), 9,3 rebound (RPG), dan 6 asis per gim (APG). Pada laga pertama, Gibbs bahkan mencetak tripel-dobel 33 poin, 11 asis, 14 rebound.

Naluri Martavious Irving masih setajam saat ia membawa Pelita Jaya juara IBL 2016-2017. Irving bisa melantun bola ke depan, berhenti di depan garis tripoin, dan melepaskan tembakan dengan dingin. Gibbs kini tengah menjadi pusat permainan Bogor Siliwangi yang diperkuat beberapa kekuatan veteran dan muda yang potensial. Di Siliwangi, pemain-pemain seperti Kelly Purwanto, Daniel Wenas, Andrey Ridho, Kevin Moses, Fadlan Minallah, dan Teddy Apriyana sedang membangun kekuatan dengan serius. Di laga kedua Seri 1, Siliwangi berhasil menundukkan Stapac Jakarta!

Pelatih Stapac Giedrius Zibenas

Giedrius Zibenas jadi warna tersendiri di IBL musim ini. Pelatih asal Lituania ini menjadi pelatih asing terbaru di liga basket Indonesia setelah terakhir kali Bong Ramos melatih Stapac di IBL 2017-2018.

Raihan pertamanya sebagai kepala pelatih Stapac adalah menjadi juara di turnamen pramusim di Solo bulan Oktober 2018 lalu. Debutnya di musim reguler justru berupa kekalahan dari Bogor Siliwangi, tim yang belum pernah menang setidaknya selama 18 laga sebelumnya.

Stapac kemudian menang besar 83-63 melawan Satya Wacana Salatiga. Walau tidak diperkuat oleh Abraham Damar Grahita, Kaleb Ramot Gemilang dan Agassi Goantara, serta garda asing Jordin Mayes yang cedera lutut (ACL), Stapac mampu menang memanfaatkan permainan kolektif yang baik. Giedrius berhasil memaksimalkan peran Widyanta Putra Tedja sebagai garda pembawa bola yang mampu melakukan penetrasi, dan menyiapkan Oki Wira, Mei Joni, Rizky Effendi sebagai pemain-pemain yang selalu siap sedia di sayap untuk kemudian melepaskan tembakan maupun menyerang ke dalam. Akan sangat menarik menunggu pertemuan Stapac melawan Satria Muda dan Pelita Jaya nantinya.

Tak ada ruki yang menonjol

Ya, tidak ada.

mainbasket.com

Kami asumsikan bahwa yang membaca tulisan ini tahu, bahwa jadwal pertandingan, kedudukan klasemen, dan berita-berita IBL bisa dilihat di mainbasket.com. Ya, termasuk daftar statistik setiap pertandingan musim ini.(*)

Foto: Hariyanto

Komentar