Nama Gabriel Sophia sebagai salah satu pemain putri terbaik di Indonesia tak bisa diragukan lagi. Membantu Surabaya Fever tak terkalahkan sejak 2014 hingga membela tim nasional di berbagai ajang internasional masuk dalam portofolio pemain berusia 27 tahun ini. Gelar pribadi seperti gelar Most Valuable Player (MVP) juga sudah diraihnya saat kompetisi masih bernama WNBL dan WIBL.
Kini, pemain yang akrab disapa Gaby ini datang dengan kabar baru. Seiring absennya Fever dari Piala Srikandi musim ini, Gaby ternyata melebarkan sayapnya ke negara seberang, Malaysia. Dilansir halaman facebook resmi Malaysia Women Basketball League (MWBL), Gaby tergabung bersama tim asal Singapura, Hillcrest Grays.
Mainbasket mendapatkan kesempatan berbincang dengan pemain yang akrab dengan nomor punggung 22 ini saat ia hadir di laga kandang CLS Knights Indonesia melawan Saigon Heat. Dengan nada dan raut yang semangat, Gaby menceritakan pengalamannya. Berikut wawancaranya.
Halo Gaby, apa kabar?
Halo, baik-baik.
Jujur saya kaget dan senang mendengar Gaby bisa bermain sampai ke luar negeri. Bisa cerita awalnya bagaimana bisa bermain di sana?
Oh, terima kasih. Jadi awal ceritanya tuh sebenarnya ada hubungannya dengan CLS. Ce Lei (Sherly Humardani) sedang mengurus transfer Wong Wei Long ke Singapura. Kemudian Ce Lei bertemu dengan salah satu pengurus tim Hillcrest Grays dan Ce Lei menawarkan ke saya untuk bermain di sana. Tapi sudah dijelaskan sejak awal kalau tim ini bukan sepenuhnya tim profesional, mereka juga memiliki pekerjaan harian dan hanya di weekend main basket.
Sebelum Grays, sudah pernah ada tawaran bermain di luar negeri?
Ada, salah satu tim Malaysia menawari saya untuk memperkuat tim mereka. Namun, mereka minta saya menetap di sana selama dua bulan. Hal itu tentu tidak bisa saya penuhi karena saya juga masih sama Fever. Akhirnya keputusan akhir membawa saya bergabung dengan Hillcrest Grays.
Lalu, bagaimana cara kerja dengan tim ini? Kapan Gaby harus berangkat ke sana?
Jadi saya sabtu pagi ke sana, sorenya langsung main, minggu juga kalau ada pertandingan main. Senin pagi sudah balik lagi ke Surabaya, fleksibel banget kan?
Berarti tidak pernah latihan bersama dengan tim?
Benar, ga pernah sama sekali. Jadi ketemu di lapangan, pemanasan dan langsung main. Tapi memang mereka keren banget sih timnya, pola permainan mereka saja ada bentuk PDF. Jadi saya belajar dari situ bagaimana pola permainan mereka.
Benar. Kalau masalah regulasi pemain, seperti apa di sana? Gaby dihitung sebagai pemain impor?
Iya, saya dihitung sebagai pemain impor. Aturannya, setiap tim maksimal pemain impornya ada tiga.
Bagaimana sih rasanya jadi impor? Bisa dibilang ini suatu pemandangan langka seorang pemain Indonesia jadi impor.
Ya, seru sih, sejauh ini semuanya menyenangkan buat saya. Jadi setiap ada kesempatan perkenalan gitu seperti ada sorotan sendiri karena diumumkan sebagai impor, bangga dan senang sih.
Sekarang ngobrol tentang timnya sendiri, kabarnya timnya masih belum terkalahkan ya?
Iya, benar! Semoga terus berlanjut sampai jadi juara. Cerita unbeaten ini makin seru karena pemain kita sebenarnya jarang sekali tampil penuh. Karena seperti saya bilang tadi, mereka kebanyakan punya pekerjaan harian, jadi kadang yang datang main cuma 9-10 orang. Tapi memang bisa dibilang tim saya ini jago sih.
Bisa-bisa mengulang unbeaten seperti di Fever dong? Kalau dibandingkan tim Grays dengan Fever seperti apa? Mana yang menurut Gaby lebih jago?
Ya, semoga bisa melanjutkan prestasi seperti di Fever. Kalau membandingkan bedanya memang tipis sih. Tetapi, secara gaya bermain kita sudah berbeda dan mereka (pemain Grays) itu tampilnya ngotot banget tiap laga. Saya pernah tanya kenapa seperti itu dan mereka jawabnya karena kesempatan yang terbatas. Mereka kerja harian dan cuma bisa main basket di weekend, jadi mereka tidak mau setengah-setengah dan mati-matian di lapangan.
Berarti sekarang targetnya juara ya?
Kalau mereka sih ga pernah bilang hal itu secara langsung. Mereka cuma ingin menang di tiap laga, tapi keinginan itu cukup besar dan membuat kami belum terkalahkan. Ya, semoga saja bisa jadi juara.
Oke, terima kasih Gaby atas waktunya, semoga lancar di sana!
Siap, sama-sama.
Foto: Facebook, Malaysia Women Basketball League