Sejak terjun ke basket profesional pada 2003, LeBron James sudah meraup uang nyaris AS$ 800 juta. Dengan nominal tersebut, tentu saja LeBron mampu berinvestasi pada bidang manapun yang diinginkan. Dari belasan investasi, bintang Lakers itu berinvestasi pada sebuah waralaba pizza bernama Blaze Pizza. Keputusan ini kemudian dipuji Warren Buffett sebagai keputusan tepat untuk “memutar” pendapatan yang diraih.
Sanjungan Buffett dilontarkan ketika milyuner Amerika Serikat itu bersua dengan pewarta USA Today. Pebisnis 88 tahun itu bahkan menyebut James sebagai Money Mind. “Setiap manusia memiliki keahlian khusus di area tertentu dimana ia tidak perlu belajar untuk meraihnya. Dan LeBron saya sebut sebagai Money Mind karena ia punya keahlian di sana,” tuturnya.
LeBron James (jaket merah) berfoto dengan karyawan Blaze Pizza cabang Pasadena, California.
Pujian itu merujuk pada investasi yang dilakukan sang pemain untuk Blaze Pizza. Tahun 2017 ia menginvestasikan AS$ 1 juta. Selang enam tahun, waralaba yang beroperasi hanya di Amerika Serikat itu berhasil mengembalikan investasi itu 25 kali lipat.
Pebasket 35 tahun itu tidak sekadar meminjamkan uang lalu menunggunya “beranak”. Ia benar-benar terjun dan berdiskusi pada semua lini demi kesuksesan yang diharapkan kedua belah pihak. Investasi ini juga sebagai bentuk realisasi opini dan kritiknya terhadap kontrak iklan (endorsement) yang dijalani atlet basket dewasa ini.
“Saya benar-benar memikirkan akan dibawa ke mana, apa keuntungan kami bila bekerja sama, dan lain sebagainya. Ini adalah cara pandang saya dalam melihat sistem kontrak iklan dengan perspektif berbeda,” tutur James kepada media bisnis Fast Company. Sistem kontrak iklan konfensional, menurut James, adalah seorang atlet yang tampil sebagai bintang iklan perusahaan makanan, sepatu, asuransi, dan lain sebagainya kemudian mendapat upah.
Cuplikan saat LeBron James turun tangan melayani pengunjung.
James bukan tanpa pengorbanan. Ia memulai berinvestasi sejak 2012. Kala itu, ia juga dirayu McDonald’s sebagai bintang iklan dengan bayaran AS$ 15 juta. James harusnya bisa dengan mudah mendapat uang itu bila ia setuju dengan waralaba yang dikembangkan Ray Kroc. Meski begitu, ia justru memilih sebuah bisnis Rick dan Elise Wetzel yang bahkan ia belum bisa memprediksi berapa besaran yang dia dapat.
Enam tahun menjadi investor nyatanya memberi dampak besar. Blaze Pizza kini memiliki 300 cabang yang tersebar di Amerika Serikat dan mereka akan memperluas wilayah bisnisnya ke Kanada. Wajar bila kemudian cabang ke-300 yang baru saja diresmikan adalah di Vancouver. “Dasar menjalani bisnis ini adalah komunikasi intens dan nyaman. Saya nyaman berkomunikasi dengan mereka (Rick dan Elise),” lanjut James.
Bagi Rick dan Elise, kehadiran James tentu sangat membantu perkembangan bisnis mereka. “Ia jelas membantu kami dari segi promosi. Kami menonjol dengan cepat. James adalah juru bicara yang sangat berpengaruh,” kata Rick.
Elise Witzel memandangnya berbeda. Ia justru menjadikan ini sebagai tantangan. Ia menjelaskan apa yang membedakan Blaze Pizza dengan gerai pizza pada umumnya di Negeri Paman Sam. “pelanggan bisa membedakan mana makanan cepat saji dan makanan yang disajikan dengan cepat. Kami bisa menyediakan pizza rasa AS$ 15 yang disajikan di restoran dengan hanya AS$ 8 saja. Kemasan kami pun berbeda dari kotak pizza konvensional,” katanya.
“Saya sangat selektif dalam memilih kegiatan. Lebih baik saya melakukan sesuatu yang saya suka daripada memulai sesuatu dengan terpaksa walau dijanjikan sejumlah uang,” kata James.
Kalimat James di atas membuktikan bahwa pujian Warren Buffett tepat sasaran. Ia bahkan meyakini kepindahannya ke Los Angeles bukan semata untuk urusan karir basket, namun juga bisnis. “Saya bahagia saat ia kembali ke Cavs (2014) demi gelar juara. Saya juga bisa membaca apa yang ia ekspetasikan saat berlabuh ke Lakers. Keputusan ini akan membantunya menyelesaikan banyak hal selain basket,” tutup Buffett.
Foto: Blaze Pizza