Setelah menyelenggarakan kompetisi antarpelajar di seluruh Indonesia. Honda DBL kini kembali ke Surabaya bersama para pemain terpilih yang sudah bertarung di tiap region. Mereka mulai datang dari berbagai kota dan provinsi untuk mengikuti Honda DBL Camp 2018 pada 27 November hingga 1 Desember nanti.

Di antara anak-anak terpilih itu, pemain terbaik (MVP) dari Jambi, Owen Salomo tiba di Surabaya hari ini, Senin 26 November 2018. Ia datang bersama rombongan dari Jambi untuk mengikuti kegiatan pertamanya, yaitu pengukuran badan di Hotel Ibis Budet, Surabaya, Jawa Timur.      

Setelah melakukan pengukuran, Mainbasket berbincang-bincang dengan Owen di lobi hotel. Kami membicarakan banyak hal, termasuk pengalamannya mengikuti kompetisi DBL di Jambi.

Simak wawancara kami, sebagai berikut:

Seperti apa rasanya main di DBL?

DBL pas di Jambi, ya?

Jadi, DBL pas di Jambi, berhubung ini DBL pertama saya, pasti pertama kali deg-degan terus excited juga. Karena dari kecil—jujur—saya suka banget nonton DBL. Dan, pas pertama kali bisa ada kesempatan main DBL pasti, ya, mau kasih maksimal.

Latihan sungguh-sungguh.

Apa yang menarik dari DBL?

Karena di Jambi itu bukan kota yang terlalu besar, jadi tidak banyak event-event basket yang sebesar DBL. Jadi, bisa dibilang semua anak di Jambi itu tidak ada target lain selain DBL. Karena event-nya tuh sangat terbatas.

Selain soal event, seperti apa perkembangan basket di Jambi?

Perkembangan basket di Jambi, kalau misalnya dari sekolah sendiri, sih, pasti belum terlalu maksimal. Kebanyakan pemain-pemain di Jambi kalau memang ingin terus basket, ya, harus ikut klub.

Tambahan-tambahan sendiri.

Kamu kan baru kelas 10, kok bisa langsung jadi MVP?

Jujur, pertama kali tidak ada target buat MVP. Cuma mau main maksimal saja. Mau kasih yang terbaik saja. Puji Tuhan dikasih MVP, ya, bersyukur sekali.

Kira-kira apa kelebihan kamu sampai bisa jadi MVP di DBL Jambi?

Mungkin suasana pertandingan juga. Mungkin individual skill-nya keluar, mentalnya keluar, feeling mainnya itu enaklah gitu.

Apa yang kamu harapkan ketika mengikuti DBL Camp?

Tentu karena DBL Camp ini dari seluruh Indonesia, jadi bisa lihat, “Oh, dari kota ini bagaimana. Dari kota ini bagaimana, sih.” Jadi, bisa memandang basket lebih luas lagilah, bukan cuma sekitar orang-orang Jambi saja.

Apa yang bakal kamu bagikan setelah nanti mengikuti DBL Camp?

Tentu dari DBL Camp: cara latihannya, pola berpikirnya. Bakal dibagikan ke kawan-kawan di Jambi, bakal dibagikan ke adik-adik kelas di Jambi. Bagaimana atmosfir main basketnya, fisiknya, latihan-latihan yang bagus buat perkembangan skill basket di Jambi.

Bisa tidak anak-anak Jambi bersaing dengan anak-anak dari seluruh Indonesia?

Pasti bisalah. Kalau misalnya latihannya disamakan, intensitasnya ditambahkan, tidak ada yang tidak bisa. Pasti bisa.

Tadi kamu bilang gugup juga datang ke sini, tapi kamu berani bersaing juga tidak untuk tembus ke All-Star?

Ya pastilah, siapa juga yang tidak mau ke All-Star. Siapa yang tidak mau ke Amerika. Tujuan orang datang ke DBL Camp itu, yaitu buat ke All-Star.

Artinya kamu yakin bisa bersaing?

Yakinlah. Pasti bisa.

Sekarang kamu baru kelas 10, tahun depan sudah kelas 11, ada pesan-pesan tidak untuk calon-calon pemain DBL yang bakal ikut tahun depan?

Pertama, yang saya yakini, waktu itu tidak bakal terulang. Jadi, mumpung masih SMA, mumpung masih sekolah, ada kesempatan buat DBL, latihanlah rajin-rajin. Latihan semaksimal mungkin supaya bisa ikut DBL Camp ini. Karena kesempatannya tidak bakal datang berapa kali.

Bisa tidak basket di Jambi berkembang lebih dari ini?

Pasti bisa karena, menurut saya, potensi basket di Jambi itu besar. Tinggal di banyakkan event lagi saja. Tinggal dibikin lebih bergengsi basket di Jambi itu.

Harapan buat DBL?

Harapan buat DBL, tetap adakan terus, tidak bakal putus-putus. Tetap besar, tetap menjangkau kota-kota yang mungkin basketnya belum terlalu bergengsi, jadi bergengsi, dan bisa bisa membangun bibit-bibit basket di Indonesia.

Sejauh ini DBL bisa mengembangkan basket di Jambi tidak, sih, terutama di kalangan pelajar?

Pasti, karena semua pemain hebat itu pasti awal latihan basketnya pas sekolah. Apalagi pas SMA. Dan, DBL inilah yang  secara tidak langsung membangun semangat basket di Jambi. Jadi, semua orang itu pengen latihan buat DBL.

Seperti teman-teman sekolah saya, kayak, lihat DBL itu besar banget. Pengen banget main DBL. Secara tidak langsung, mereka jadi latihan terus, latihan terus. Dan, siapa tahu ada potensi yang bagus buat Jambi, buat perkembangan basket di Jambi juga.

Kamu sendiri latihan basket dari kapan?

Saya sendiri latihan basket dari kecil, dari SD. Jadi, mungkin, basket itu sudah jadi sehari-hari saya. Sudah menyatu dalam saya. Jadi, saya pikir, saya sudah dari kecil tekun di olahraga ini, saya akan tekuni terus. (GNP)

Foto: Yosi R.

Komentar