Penggawa tim WNBA Las Vegas Aces, Tamera “Ty” Young, baru saja memperkenalkan sepatu kasual hasil karyanya. Sepatu itu dinamai TY1 “Army Youngie”. Proyek ini sudah ia persiapkan sejak musim panas 2018. Pebasket wanita dengan status sneakerhead ini pun akhirnya merealisasikan mimpinya sejak lama, yaitu menghasilkan sepatu sendiri.

Ty selama ini dikenal sebagai P.J Tucker di kompetisi basket wanita tertinggi di Amerika Serikat. Koleksinya mencapai 600 pasang di mana setengah di antaranya adalah Air Jordan 1. Ia juga memiliki beberapa sepatu lain yang menurutnya menarik. Ia tidak pernah mematok hanya memiliki sepatu dari merek tertentu. Membeli sepatu yang ia suka adalah hobinya. Jumlah sepatu itu terbilang fantastis mengingat ia tidak dikontrak merek manapun untuk menjadi duta produk.

“Saya tengah mengerjakan sesuatu yang besar untuk akhir tahun ini yaitu sepatu hasil karya saya. Semoga saja segala hal mengenai proyek ini berjalan sesuai rencana,” tuturnya pada The Undefeated pada Bulan Mei 2018 silam. Foto-foto yang diunggah di akun instagramnya akhirnya menjadi jawaban atas proyek ini.

Baca juga: Tamera Young, Kolektor Sneakers Terbesar di WNBA

Inspirasi terbesarnya datang dari apa yang biasa ia temui di kultur sneaker yang ia geluti sejak lama. Awalnya, ia merasa kurang percaya diri. Namun, seiring berjalannya waktu, keyakinan itu lambat laun membuncah. “Awalnya muncul rasa khawatir andai sepatu buatan saya tidak disukai orang-orang. Lalu, apakah mereka semua memberi dukungan kepada saya? Semua itu jadi pertimbangan terbesar saya dalam membuat sepatu sendiri,” tuturnya.

Tampilan TY1 Army Youngie berbentuk mirip dengan Vans Old Skool namun dengan beberapa pengembangan. Ia menggunakan suede dan kulit sebagai bahan utama. Sepatu berkerah rendah jadi favoritnya untuk beraktivitas sehingga ia memutuskan menggunakan siluet itu sebagai bentuk dasar. Motif doreng ia pilih karena sedang digandrungi khalayak ramai dewasa ini.

Setelah merilis sepatu kasual, proyek sepatu selanjutnya adalah membuat sepatu basket. Meski begitu, ia masih nyaman dengan membuat sepatu santai alih-alih merumuskan sepatu yang linear dengan bidangnya saat ini. “Membuat sesuatu diluar dari apa yang saya lakukan setiap hari itu memberi saya tantangan tersendiri. Pembuatan sepatu basket mungkin akan jadi lebih mudah bila nanti saya memiliki sponsor sepatu basket. Hingga saat itu tiba, saya akan tetap melakukan apa yang saya lakukan ini,” lanjutnya.

Meski sudah dirilis, namun cakupan penjualan hanya meliputi area Amerika Serikat saja. Edisi perdana sepatu TY1 dibanderol seharga AS$ 200 yang dirilis hanya melalui situs lini busana miliknya, TY1 Gear.

 

Komentar